Fakta di Balik Kata Promo atau Diskon

Kamis, 05 September 2019 - Muchammad Yani

KAMU pasti sering melihat tulisan 'Buy 1 Get 1', 'diskon 50%' atau mungkin 'potongan harga untuk pembelian selanjutnya'. Tulisan-tulisan seperti ini biasanya kamu jumpai di mall-mall khususnya di department store. Apalagi kalau sedang musim libur.

Tak jarang kamu jadi tergoda untuk melihat barang-barang tersebut. Lebih parahnya lagi, tanpa pikir panjang kamu membeli barang yang sebenarnya tidak kamu butuhkan. Padahal harga barang yang kamu beli tidak murah. Tapi kenapa ya rasanya kita selalu gatal ketika melihat tulisan-tulisan tersebut?

Baca juga:

Jajanan Zaman Dulu ini Membawa Kenangan Manis

Ternyata promo dan diskon yang kamu jumpai itu merupakan strategi pemasaran. Strategi pemasaran ini memanfaatkan prinsip kesenangan yang dikemukakan Sigmund Freud. Menurut prinsip tersebut, manusia secara insting mencari hal menyenangkan dan menghindari hal-hal menyakiti mereka.

Ternyata promo dan diskon adalah strategi bisnis penjual (Foto: Pixabay/rawpixel)
Ternyata promo dan diskon adalah strategi bisnis penjual (Foto: Pixabay/rawpixel)

Lalu apa hubungannya dengan promo dan diskon? Promo dan diskon biasanya diadakan dalam waktu yang terbatas. Karena hal tersebut, pelanggan dibuat berpikir secara terburu-buru. Akhirnya mereka membelinya agar merasa aman dari rasa penyesalan nantinya. Padahal yang terjadi kadang justru sebaliknya.

Baca juga:

Cepat dan Sigap, Penanganan Komplain Pelanggan di Era Daring

Buruknya strategi pemasaran yang satu ini tak berhenti sampai situ saja. Banyak barang promo dan diskon yang kelihatannya murah ternyata tidak. Seringkali harga barang-barang dinaikkan sebelum diberi promo atau diskon.

Kebanyakan pelanggan tidak dapat melihat hal ini karena sudah terpengaruh prinsip kesenangan dan juga diskon berlipat. Contohnya seperti 'diskon 20% ditambah diskon 25%'. Padahal kalau dihitung, diskon tersebut sama saja dengan diskon 45%.

Ilustrasi penghitungan diskon berlipat (Merah Putih/Andrew Septian)
Ilustrasi penghitungan diskon berlipat (Merah Putih/Andrew Septian)

Trik lainnya yang juga sering digunakan adalah penggunaan angka sembilan. Contohnya, harga barang yang sebelumnya Rp100.000, diberikan harga Rp99.999. Barang dengan harga Rp99.999 terlihat lebih murah oleh banyak orang.

Lalu apakah artinya semua promo dan diskon menipu? Kenyataannya tidak. Hal yang terpenting adalah tetap pintar dalam berbelanja. Pastikan apakah kamu benar-benar membutuhkan barang tersebut. Cari tahu juga apakah promo yang kamu lihat itu benar atau hanya akal untuk mencari untung saja. (sep)

Baca juga:

Tipe Keluhan Pelanggan, Tipe yang Manakah Kamu?

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan