Dirjen Bimas Katolik Diberi Sejumlah Masukan Penting dari Kardinal Ignatius Suharyo

Kamis, 13 Agustus 2020 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Mengawali tugasnya sebagai Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama, Yohanes Bayu Samodro bertemu Uskup Agung Jakarta yang juga ketua presidum Konferensi Waligereja Indonesia Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo.

Bayu Samodro yang baru dilantik Menteri Agama Fachrul Razi ini datang ke Wisma Keuskupan Agung Jakarta didampingi Sekretaris Dirjen Bimas Katolik Aloma Sarumaha, Direktur Pendidikan Katolik Agustinus Tungga Gempa, dan Direktur Urusan Agama Katolik Albertus Triatmodjo.

Baca Juga:

Kardinal Ungkap Alasan Enggan Terburu-buru Buka Kegiatan Peribadatan Gereja

Sementara Kardinal Suharyo didampingi beberapa imam dan awam di Keuskupan Agung Jakarta.

"Gereja Katolik memberi apresiasi atas proses seleksi yang dilakukan secara terbuka, sehingga memberi kesempatan seluas-luasnya bagi umat Katolik untuk ikut melayani Gereja di sektor pemerintahan, " ujar Kardinal Suharyo dalam keterangannya, Rabu (12/8).

Kardinal menyampaikan fakta-fakta yang berkembang saat ini dan Gereja Katolik dalam hal ini KWI memiliki harapan besar terhadap Ditjen Bimas Katolik.

Uskup Agung Jakarta menambahkan, gereja ingin berperan dalam membangun keadaban publik menuju habitus baru.

Pilar negara dalam hal ini Ditjen Bimas Katolik memiliki tanggungjawab memastikan bahwa kebaikan bersama terwujud di mana segala upaya yang dilakukan bertujuan untuk mencapai kebaikan bersama.

Ilustrasi: Umat Katolik mengikuti perayaan misa di Gereja Paroki Santo Stefanus Sempan Timika, Minggu (14/6/2020). (ANTARA/Evarianus Supar)

Kebaikan bersama ini dirumuskan dalam nota pastoral sejak tahun 2004 yaitu Pancasila sebagai keadilan sosial; keadaban publik sebagai bangsa menuju habitus baru.

"Kebaikan bersama itu harus diperjuangkan sebagai panggilan umat Katolik menjadi garam dan terang bagi dunia," ujar Suharyo.

Kardinal Suharyo juga mengingatkan Ditjen Bimas Katolik yang dipanggil untuk melayani masyarakat Katolik, agar mewujudkan habitus baru tanpa praktek kolusi atau perselingkuhan dengan kejahatan.

Ditjen Bimas Katolik juga ditantang bersikap berbeda dari instansi pemerintah lain demi menciptakan habitus baru.

Sementara itu, Yohanes Bayu Samodro menyatakan, solusi alternatif yang ditawarkan untuk mengatasi masalah yang muncul dari fakta-fakta yang ditemui di lapangan. Antara lain adalah pelayanan Ditjen Bimas Katolik perlu dilakukan secara bersinergi dengan unit eselon 1 yang juga umat Katolik pada kementerian lain.

"Kita juga perlu lebih membuka diri terhadap masyarakat umum agar karya-karya Gereja Katolik lebih terasa, setidaknya dapat dibedakan mana Gereja Katolik dan mana Gereja yang lain," jelas Bayu yang pernah menjadi pengurus Dewan Paroki Harian Paroki Alam Sutra ini.

Baca Juga:

Persekutuan Gereja Sambut Baik Penundaan Pembahasan RUU HIP

Bayu akan bekerja sama dengan seluruh ormas Katolik karena dipandang memiliki jejaring yang beririsan langsung dengan komponen masyarakat di luar Gereja.

Di awal tugasnya ini, Bayu juga mengungkapkan akan berupaya maksimal agar anggaran Ditjen Bimas Katolik ditingkatkan dengan cara membuat kegiatan yang kreatif dan dapat dipertanggungjawabkan.

"Sebab saat ini anggaran tahun 2020 telah habis terpakai untuk penanganan COVID-19 dan mendukung program Cinta Papua dari Presiden melalui pembiayaan penegerian SMAK dan STP yang berada di Papua," tutup Bayu. (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan