Dilarang Coret Rumah Orang, Gibran Janjikan Tambah Lokasi Mural
Minggu, 05 September 2021 -
MerahPutih.com - Munculnya vandalisme kritik terhadap pemerintah tentang PPKM di sejumlah lokasi di Solo mendapatkan perhatian serius Pemkot Solo. Bahkan, Pemkot telah mengumpulkan seniman mural atau muralis di Solo untuk diberikan pengarahan.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan, pihaknya telah bertemu dengan komunitas mural di Kota Solo. Pertemuan itu membahas terkait perkembangan seniman mural di Solo.
"Ada masukan kita terima baik. Kami siap membantu mereka agar tetap punya ruang untuk mengekspresikan diri," kata Gibran, Sabtu (4/9).
Baca Juga:
Mural Kritik PPKM, Polresta Surakarta Lakukan Penyelidikan
Putra sulung Presiden Jokowi ini menegaskan, Pemkot Solo menyediakan ruang untuk menyalurkan minat dan bakat seni mural bagi warga guna mengantisipasi aksi vandalisme. Salah satu lokasi itu berada di sepanjang Koridor Gatot Subroto (Gatsu) Kelurahan Kemlayan, Kecamatan Serengan dan di Jalan Juanda, Kecamatan Jebres.
"Sudah banyak tempat yang kita sediakan untuk dimural. Tidak perlu melakukan vandalisme di rumah orang itu melanggar aturan Perda," katanya.
Gibran berjanji jika lokasi tempat mural yang ada sekarang kurang besar akan ditambahkan lagi. Hal ini dilakukan agar seniman mural bisa punya tempat khusus dalam mengekspresikan kemampuan.
"Apa itu kurang gede (besar). Kalau kurang nanti saya kasih tempat lagi, tenang saja. Jangan melakukan vandalisme di rumah orang, kasihan," katanya.
Ia mengatakan, di kawasan Jalan Juanda Pucangsawit, Kecamatan Jebres masih banyak ruang untuk dimural. Selain itu, juga ada Flyover Manahan dan Overpass Purwosari.
Disinggung adanya vandalisme bernada kritikan pemerintah yang muncul di kawasan Jalan Kusumoyudan Pringgading, Kelurahan Setabelan, Kecamatan Banjarsari, Gibran mengatakan sudah dihapus karena berada di dinding rumah warga.

"Rumah orang dicoret-coret gitu kita punya kewajiban untuk menghapus. Apapun kontennya," ungkap dia.
Terpisah, Praktisi Mural Solo Irul Hidayat menyambut positif rencana Pemkot Solo yang akan menyediakan ruang bagi masyarakat dalam menyalurkan minat dan bakat seni mural di Solo.
"Jika itu benar kita apresiasi. Selama ini kita sudah punya tempat mural di sepanjang Koridor Gatsu, Parapet Sungai Bengawan Solo, dan lain-lain," kata Irul.
Meski banyak ruang, alumnus Magister Seni Urban IKJ Jakarta ini tidak yakin sekarang fenomena grafiti dengan bentuk-bentuk kritik apakah bisa diterapkan. Terlebih, dari kalangan seniman pastinya punya karakter mural berbeda-beda termasuk mural bernada kritik.
"Kalau bentuknya kritik, spontan dan sebagainya itu sifatnya bawah tanah. Konsepnya senyap dan dalam membuat mural (vandalisme) di sembarang tempat," katanya. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga:
Muncul Mural Kritik Pemerintah, Gibran: Yang Bikin Tulisan Silakan Ketemu Saya