Dicecar Kasus Novel, Jokowi Sampai 3 Kali Jawab Tanya Kapolri

Selasa, 04 Desember 2018 - Wisnu Cipto

MerahPutih.com - Kasus penyerangan penyidik senior KPK Novel Baswedan masih menjadi bola panas dan belum juga terpecahkan setelah lewat lebih dari 600 hari.

Meski telah menerima laporan perkembangan terbaru, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan berkali-kali penuntasan kasus teror penyiraman air keras itu merupakan kewenangan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

"Saya sudah mendapat laporan mengenai progres perkembangan dari Kapolri yang juga sudah bekerjasama dengan KPK, Kompolnas (Komisi Kepolisian Nasional), Ombudsman, Komnas HAM, ditanyakan langsung ke Kapolri," kata Jokowi, saat membuka acara Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2018 di Jakarta, Selasa (4/12).

novel baswedan
Penyidik Senior KPK Novel Baswedan. MP/Ponco Sulaksono



Terkait kemungkinan dibentuknya Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang sempat diusulkan unsur masyarakat sipil untuk menemukan pelaku penyerangan, Presiden mengatakan hal itu tetap kewenangan Kapolri. "Selama Kapolri belum menyampaikan seperti ini ke saya, ya silakan ditanyakan ke Kapolri," jawab Jokowi.

Jokowi juga enggan menyampaikan laporan terakhir perkembangan kasus Novel yang disampaikan Kapolri Tito kepada dirinya. "Tanyakan ke Kapolri," jawab Kepala Negara untuk ketiga kalinya.

Novel Baswedan
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan (tengah). (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Untuk diketahui, Novel Baswedan diserang oleh dua orang pengendara motor pada 11 April 2017 usai Shalat Subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya. Pelaku menyiramkan air keras ke kedua mata Novel sehingga mengakibatkan mata kirinya tidak dapat melihat karena mengalami kerusakan yang lebih parah dibanding mata kanannya.

Hingga kini sejak peristiwa itu terjadi, pelaku penyerangan belum juga ditemukan. Dilansir Antara, beberapa orang sempat diamankan karena diduga sebagai pelaku, tapi mereka kemudian dilepaskan karena tidak ada bukti.

Bahkan, Polda Metro Jaya sudah merilis dua sketsa wajah yang diduga kuat sebagai pelaku pada awal 2018, tetapi sampai saat ini hasil dari penyebaran sketsa wajah tersebut tetap nihil. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan