Demi Uang, Sejumlah Mahasiswa Rela Jual Plasma Antibodi dan Terinfeksi COVID-19

Rabu, 21 Oktober 2020 - Raden Yusuf Nayamenggala

UNIVERSITAS Brigham Young di Idaho telah melakukan penyelidikan terhadap klaim bahwa beberapa mahasiswanya dengan sengaja mencoba terinfeksi Virus Corona, kemudian menjual plasma antibodi mereka untuk mendapatkan uang tunai.

Terkait hal tersebut, Pejabat di Universitas Brigham Young, mengutuk keras perilaku yang diduga dilakukan oleh para mahasiswa, dan mengumumkan keputusannya untuk menangguhkan siapapun yang tertangkap mencoba untuk tertular virus dengan sengaja.

Baca Juga:

Penelitian: COVID-19 Bisa Bertahan di Layar Ponsel Selama 28 Hari

Pihak Universitas tengah melakukan penyelidkan terkait kasus dugaan sejumlah mahasiswa yang menjuak plasma antibodi (Foto: pixabay/fernandozhiminaichela)

Universitas saat ini tengah menyelidiki insiden di Kampus, dan telah mendesak para mahasiswanya untuk tidak membuat diri mereka berisiki demi uang, karena risiko itu tidak sebanding dengan imbalannya.

"Kontraksi dan penyebaran COVID-19 bukanlah hal yang ringan, tindakan yang sembrono terhadap kesehatan dan keselamatan pasti akan menyebabkan penyakit tambahan dan hilangnya nyawa," ucap seorang pejabat Brigham Young, seperti yang dikutip dari laman odditycentral.

Pejabat tersebut menambahkan, "Bila para mahasiswa kesulitan, BYU-Idaho siap membantu. jangan memenuhi kebutuhan dengan perilaku yang membahayakan kesehatan atau keselamatan untuk memenuhi kebutuhan."

Baca Juga:

Bill Gates Kecewa Sistem Tes COVID-19 di AS, Ini Penjelasannya

Para mahasiswa diduga rela menjual plasma antibodi demi imbalan uang (Foto: pixabay/maklay62)

Kantor berita Idaho telah mengidentifikasi beberapa pusat donasi yang membayar untuk plasma antibodi, termasuk satu yang dekat dengan Universitas, yang mengklaim membayar korban COVID-19 USD 100 atau Rp1,4 juta per kunjungan sebagai 'ucapan terima kasih khusus', karena 'menyelamatkan nyawa selama pandemi'.

Sementara itu, lokasi lainnya dilaporkan membayar pendonor plasma antibodi senilai USD 200 atau sekitar Rp2,9 juta untuk setiap dua kunjungan pertama mereka.

Menurut FDA, plasma dari orang yang disembuhkan dari COVID-19 mungkin efektif dalam mengobati COVID-19, manfaat dari produk tersebut diketahui lebih besar dan potensial daripada risiko dari produk tersebut.

Hingga hari selasa kemarin, Universeitas Brigham Young telah mengonfirmasi 119 kasus mahasiswa positif COVID-19 serta 20 kasus karyawan yang positif COVID-19. (Ryn)

Baca Juga:

Penelitian Menyebutkan ASI Bisa Mencegah COVID-19, Ini Penjelasannya

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan