Kesehatan

Penelitian Menyebutkan ASI Bisa Mencegah COVID-19, Ini Penjelasannya

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Selasa, 29 September 2020
Penelitian Menyebutkan ASI Bisa Mencegah COVID-19, Ini Penjelasannya

ASI dikabarkan bisa mencegah COVID-19 (Foto: Pixabay/profile)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MENURUT studi baru dari para ilmuwan Tiongkok, Air Susu Ibu (ASI) dikabarkan bisa mencegah atau mengobati COVID-19. Tim peneliti di Beijing, menguji efek ASI pada sel yang terpapar virus Sars-CoV-2. Susu dikumpulkan pada tahun 2017, jauh sebelum terjadinya pandemi.

Jenis sel yang diuji cukup bervariasi, sel ginjal hewan, sel paru-paru dan usus manusia muda. Hasil pengujiannya sama, yakni sebagian besar galur virus yang hidup dibunuh oleh susu.

"ASI memblokir virus masuk, bahkan memblokir replikasi virus setelah masuk" jelas tim yang dipimpin oleh Profesor Tong Yigang dari Universitas Teknologi Kimia Beijing yang menulis hasil itu dalam dua makalah non-peer-review yang diposting di biorxiv.org, seperti yang dikutip dari South China Morning Post.

Baca Juga:

Finlandia Gunakan Anjing Untuk Lacak COVID-19 di Bandara

ASI dikabarkan bisa memblokir virus yang masuk dan memblokir replikasi virus setelah masuk (Foto: Pixabay/blankita_ua)

Ada anggapan menyusui meningkatkan risiko penularan virus. Karena menurut laporan media Tiongkok, di Wuhan, tempat virus pertama kali terdeteksi, bayi baru lahir dipisahkan dari ibu yang dites positif, dan diberi makan secara eksklusif dengan susu formula.

Sementara itu, pusat pengendalian penyakit AS juga memperingatkan, bahwa bayi yang disusui oleh ibu yang diduga atau dipastikan membawa COVID-19, juga harus dilihat sebagai pembawa 'tersangka'. Namun, studi terbaru mendukung sikap resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa ibu harus terus menyusui, bahkan jika mereka mengidap COVID-19.

WHO melacak 46 pasien COVID-19 menyusui anak-anak mereka di beberapa negara hingga Juni. Gen virus terdeteksi dalam ASI tiga ibu, tetapi tidak ada bukti infeksi. Hanya satu anak yang dinyatakan positif dan penularan melalui cara lain tidak dapat dikesampingkan.

Profesor Tong Yigang dan koleganya mencampurkan beberapa sel sehat ke dalam ASI manusia. Kemudian mencuci ASI dan mengekspos sel tersebut ke virus. Mereka mengamati hampir tidak ada pengikatan atau masuknya virus ke sel-sel tersebut, dan pengobatan juga menghentikan replikasi virus dalam sel yang telah terinfeksi. Mereka menyimpulkan bahwa infeksi bisa dihambat oleh ASI, yang telah diketahui memiliki efek menekan pada bakteri dan virus seperti HIV.

Baca Juga:

Pria Beristri Pura-Pura Terpapar COVID-19 untuk Kawin Lari dengan Selingkuhan

WHO menyarankan para Ibu agar tetap menyusui (Foto: Pixabay/Pexels)

Tong dan koleganya mencurigai virus corona sensitif terhadap beberapa protein antivirus terkenal dalam susu seperti laktoferin. Namun tidak menemukan satu pun protein yang bekerja seperti yang diharapkan. Sebaliknya, mereka justru mengatakan bahwa yang paling disukai untuk menghambat virus ialah whey, yang mengandung beberapa protein berbeda.

Menurut penelitian Tong, air dadih sapi dan kambing bisa menekan strain virus hidup sekitar 70 persen. Sebagai perbandingan, khasiat whey menusia mencapai hampir 100 persen. ASI mampu menghilangkan virus dalam jenis sel yang lebih luas, namun para peneliti mengatakan tidak jelas apa yang menyebabkan perbedaan itu.

Tong dan koleganya menjealskan, bahwa mereka belum menemukan tanda-tanda bahaya yang disebabkan oelh ASI, yagng mendorong proliferasi sel saat membunuh virus. Beberapa orang tua diketahui menggunakan ASI sumbangan untuk memberi makan bayi mereka, yang kerap kali di pasteurisasi untuk menghilangkan potensi kontaminasi.

Tapi, Tim Tiongkok menemukan bahwa memanaskan susu hingga 90 derajat selama kurang lebih 10 menit, akan menonaktifkan protein whey, serta menyebabkan tingkat perlindungan terhadap virus corona akan turun hingga di bawah 20 persen. Kesimpulannya dari peneliti, "Penting untuk mengidentifikasi faktor kunci untuk pengembangan obat antivirus lebih lanjut". (Ryn)

Baca Juga:

Perusahaan Jepang Buat Lampu UV Pembasmi Virus Corona dalam Ruangan

#Kesehatan #ASI #COVID-19 #Kasus Covid
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan