Finlandia Gunakan Anjing Untuk Lacak COVID-19 di Bandara


Finlandia gunakan anjing pelacak di bandara untuk deteksi COVID-19 (Foto: Pixabay/michaelgaida)
PANDEMI COVID-19 yang melanda sejumlah dunia. Memberikan dampak yang sangat buruk bagi kehidupan masyarakat. Semua sendi dalam masyarakat lumpuh.
Banyak negara kemudian mengupayakan berbagai kebijakan memperketat perbatasannya. Setiap negara memiliki cara masing-masing untuk mencegah penyebaran COVID-19. Seperti di Finlandia, yang menggunakan anjing pelacak untuk mendeteksi adanya virus berbahaya itu.
Baca Juga:
Pria Beristri Pura-Pura Terpapar COVID-19 untuk Kawin Lari dengan Selingkuhan

Anjing pelacak sejatinya dikerahkan di pos pemeriksaan di sepanjang perbatasan atau di bandara. Tugas anjing pelacak salah satunya adalah untuk mencegah narkotika melintas perbatasan. Dilansir dari laman ubergizmo, anjing pelacak rupanya bisa juga dipergunakan untuk mengendus penyakit pada manusia, seperti virus corona. Hal itulah yang dipercaya oleh para peneliti Finlandia.
Tampaknya para peneliti dari negara itu memiliki harapan yang tinggi terhadap kefektifan anjing pelacak dalam mendeteksi Virus Corona. Sehingga mereka telah mengerahkan empat diantaranya di Bandara Helsinki yang berdasarkan tes pendahuluan, anjing-anjing itu mampu mengendus virus tersebut.
Pada manusia akurasi dari anjing pelacak itu dikabarkan hampir 100%, bahkan jika orang tersebut tidak menunjukkan gejala apa pun.
Baca Juga:
Perusahaan Jepang Buat Lampu UV Pembasmi Virus Corona dalam Ruangan

Ketika seekor mendeteksi bahwa seseorang terkena virus, dia akan mulai menggonggong, mengais di tanah atau berbaring. Setelah itu, orang tersebut kemudian diberikan tes PCR untuk membantu memverifikasi kecurigaan anjing tersebut.
Saat ini tidak jelas apa, yang bisa dicium anjing yang mungkin memberi mereka indikasi bahwa seseorang mengidap virus corona.
Terdapat spekulasi bahwa anjing tersebut mungkin melakukannya pada keringat, di mana baunya mungkin berbeda dari orang yang tidak terkena virus. Ide menggunakan anjing sendiri bukan hal yang baru, karena, pada bulan Juli, anjing di Spanyol juga dilatih serupa. (Ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
