Cobain Kuliner Ekstrem, Walang Goreng Pedas Khas Gunungkidul
Senin, 02 Januari 2017 -
MerahPutih Kuliner Nusantara - Orang Jawa menyebut belalang dengan istilah walang. Binatang yang satu ini biasa hidup di kawasan perkebunan atau persawahan. Keberadaannya selalu dianggap sebagai hama para petani, karena mengganggu pertumbuhan tanaman.
Namun, bila menelusuri di sepanjang jalan menuju pantai selatan Gunungkidul, Anda akan menemui banyaknya pedagang walang dan membelinya di sepanjang jalan Wonosari.
Camilan ini mudah ditemui di pinggir jalan dengan Harga Rp20.000 per toples.
Yap, walang bagi masyarakat Gunungkidul adalah santapan lezat. Diolah dengan berbagai cara dan berbagai olahan bumbu.
Bagi yang tidak biasa, mungkin menganggap walang merupakan makanan aneh. Namun, tak ada salahnya mencicipi kuliner khas dari selatan Yogyakarta ini.
Jika Anda menganggap walang goreng adalah kuliner ekstrim. Nah, akan lebih ekstrim lagi jika Anda mencoba walang goreng pedas. Rasa pedas dan kriuk sensasi walangnya maknyus. Pedasnya membuat keringat bercucuran.
Rasa daging dan empuknya tulang walangnya maknyus. Tak ubahnya memakan udang goreng. Nikmat dan sensasinya sama. Krenyes-krenyes di lidah. Wajar bila ada penelitian bahwa protein belalang sama seperti protein udang.
Selain di pinggir jalan, Anda juga bisa mencicipi belalang di kafe-kafe atau warung-warung yang berada di kawasan wisata pantai Gunungkidul.
Bahkan, belalang bisa ditumis. Semua tergantung keberanian Anda mencoba dan memilih rasa yang diinginkan.