Cerita Dua Peneliti Indonesia di Inggris Ikut Kembangkan Vaksin COVID-19

Kamis, 13 Agustus 2020 - Andika Pratama

MerahPutih.com - Sejumlah negara masih mengembangkan vaksin COVID-19. Salah satunya adalah Inggris. Di balik itu, ada cerita soal dua peneliti asal Indonesia yang turut andil dalam pengembangan vaksin corona.

Keduanya adalah Satria Arief Prabowo dan Indra Rudiansyah. Sebelumnya, mereka terlibat dalam penelitian di Universitas Oxford, sebelumnya melakukan penelitian vaksin malaria sebelum ikut mengembangkan vaksin COVID-19.

Baca Juga

Jumlah Penderita COVID-19 di Sejumlah Wilayah ini Bikin Waspada

Vaksin suntik yang dikembangkan Universitas Oxford telah memasuki fase tiga dan disebut para peneliti universitas itu pada bulan September ini dapat diproduksi massal. Sementara, vaksin oral berbentuk tablet, yang tengah dikembangkan sedang dan akan berjalan di Ukraina, China, Inggris dan Mongolia

"Untuk uji klinis fase ketiga yang akan melibatkan ribuan partisipan, direncanakan akan dimulai pada tahun depan dan target kami pada pertengahan 2021 sudah bisa didapatkan indikasi bahwa vaksin ini akan dapat bekerja sesuai harapan," ujarnya dilansir BBC Indonesia, Kamis (13/8)

Indra Rudiansyah

Hasil memuaskan dalam uji vaksin TBC, ungkap Satria, yang membuat tim peneliti, mengharapkan hasil serupa pada vaksin COVID-19.

"Harapan kami tentunya untuk mendapatkan hasil yang serupa untuk vaksin oral COVID-19," tambah dokter lulusan Universitas Airlangga, Surabaya ini.

Ketika wabah virus asal Tiongkok ini mulai menyerang, Indra langsung mendaftarkan diri untuk terlibat dalam pengembangan vaksin COVID-19 Januari lalu. Menurutnya, melakukan "uji respons imun antibodi yang dihasilkan para sukarelewan yang telah divaksinasi.

"Penelitian vaksin covid ini cukup menantang karena kita berpacu melawan waktu sehingga pekerjaan bersifat sangat dinamis. Seringkali protokol yang digunakan diupdate berdasarkan hasil yang didapat sehingga kita harus selalu mengejar dengan perkembangan infomasi scientific yang beredar agar hasil yang didapat maksimum," sambungnya.

Ia mengatakan terlibat dalam beberapa pengembangan vaksin lain seperti rotavirus dan polio sebelum melanjutkan program doktoral di Universitas Oxford ini.

"Namun, ini pertama kalinya saya terlibat dalam pengembangan vaksin untuk pandemik di mana pandemik tersebut sedang berlangsung. Tentu saja protokol keamanan semakin diperketat mengingat kita tetap harus menerapkan jaga jarak di laboratorium, menjadi tantangan tersendiri dalam bekerja dengan vaksin ini," ungkapnya.

Satria Arief Prabowo

Satria Arief Prabowo menceritakan awal dirinya terlibat dalam pengembangan vaksin ini. Ia diminta untuk mengembangkan vaksin oral COVID-19 berbentuk tablet.

"Sehubungan dengan pandemi Covid-19 yang muncul awal tahun ini, kami mencoba menerapkan platform vaksin oral ini untuk corona, yang memiliki kemiripan dengan Tuberkulosis yaitu sama-sama menyerang saluran pernafasan. Tentunya untuk vaksin oral COVID-19 juga perlu melalui uji klinis fase satu, dua sampai tiga." tegasnya.

Baca Juga

Kasus COVID-19 di Sekolah Akibat Minimnya Persiapan Protokol Kesehatan

"Harapannya dalam waktu dekat, kami juga akan dapat melaksanakan uji klinis di Surabaya. Saat ini proses pengembangan vaksin bersama Institute of Tropical Disease (ITD), Unair sedang dalam tahap persetujuan etis yang membutuhkan waktu kurang lebih dua minggu sampai sebulan. Setelah itu, siap diuji klinis," tutupnya. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan