Buta Aksara Arab, 72.25 Persen Muslim di Indonesia Tak Bisa Baca Alquran
Rabu, 26 Februari 2025 -
Metahputih.com - Ngaji.ai sebut banyak umat Islam Indonesia yang tidak bisa mengaji. Hal tersebut menjadi ironi, padahal Indonesia menjadi umat Islam terbesar kedua dunia.
Head of Product vokal.ai, selaku tim pengembang Ngaji.ai, Martin Novela mengatakan merujuk data Kementerian Agama (Kemenag) RI sebanyak 72.25 persen muslimin tidak bisa membaca aksara arab.
"Jadi persentase perbandingan 172 juta yang tidak bisa membaca Alquran," kata dia saat menghadiri acara Ramadan dengan Ngaji.ai Bareng-bareng Jadi Generasi Bisa Ngaji, di Kopikalyan, Jakarta Selatan, Rabu (26/2).
Dari data yang disebut Martin, kondisi populasi muslim yang tidak bisa mengaji makin naik tiap tahunnya. Setidaknya tercatat dari tahun 2021-2024 terjadi lonjakan sekitar 8 persenan.
"Pada tahun 2021 ada 65 persen yang tidak bisa mengaji, di tahun 2023 ada 72 persen. Dan per Desember berlangsung dari Menteri Agama ada 72.25 persen. Sebagai negara muslim yang terbesar ini adalah kekhawatiran bagi kita," kata dia.
Baca juga:
Asyiknya Mengaji di Bulan Ramadan dengan Aplikasi Kecerdasan Buatan Ngaji.ai
Masalahnya, kata Martin, ada dua alasan muslim Indonesia banyak tak bisa membaca Alquran. Pertama, kurangnya distribusi mushaf Alquran. Kedua, kurangnya jumlah guru mengaji.
Dari fenomena itu makanya pihaknya bergerak untuk menemukan solusinya, yakni membuat aplikasi membantu mempermudah belajar membaca Alquran.
"Untuk masalah satu kurangnya ketersediaan mushaf Alquran, kita bisa membuat mushaf itu dengan membuatnya menjadi digital," ujarnya.
Martin mengatakan menjawab masalah yang kedua agak sulit. Situasi terkini hanya ada sekitar 900 ribu guru mengaji di Indonesia, sementara ada 240 juta muslim. Berarti 1 guru mengaji kata Martin, mesti mengurus 300 siswanya. Persentase itu menunjukan ketimpangan.
"Itu makanya perlu adanya pendampingan untuk teknologi," ungkapnya.
Baca juga:
Cerita di Balik Pembuatan Ngaji.ai, Aplikasi AI Kolaborasi Indonesia-Belanda
Sejak itu kata Martin hadirlah aplikasi Ngaji.ai. Aplikasi ini menyediakan fitur-fitur belajar sangat baik. Dari tampilan interface aplikasi yang ramah, penghuna bisa temukan menu Kelas dan Tadarus. Lalu materi belajar dengan dua kategori, Pra tahsin dan Tahsin disertai level 1-3.
"Kita sudah memiliki materi terstruktur yang disusun ustaz yang kuliah di Madinah," kata dia.
Fitur unggulan Ngaji.ai yang membuat aplikasi ini berbeda dengan aplikasi serupa adalah fitur audio AI nya yang bekerja mengoreksi pelafalan bacaan Alquran. Sehingga pengguna bisa mengetahui titik salahnya di mana.
Tak hanya itu Martin mengatakan aplikasi yang baru setahun ini disertai evaluasi. Membantu pengguna mengetahui progres belajar Alqurannya. (Tka)