BPCB Jateng Pastikan Bunker di Klaten Peninggalan Belanda dari Sekitar Tahun 1800
Kamis, 23 Januari 2020 -
MerahPutih.Com - Anggota tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, Deny Wahju Hidayat memastikan bunker yang ditemukan di Desa Cokro, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah merupakan bangunan kolonial.
Bunker tersebut berfungsi sebagai tempat pembuangan sisa produksi Pabrik Gula Cokro yang dibangun sekitar tahun 1800. Demikian diungkapkan Deny usai meninjau bunker di lokasi, Kamis (23/1).
Baca Juga:
"Kami terjunkan tim ke Kabupaten Klaten untuk mengecek temuan bunker. Hasil pengecekan kondisi bunker masih bagus meskipun sudah terendam tanah lumpur puluhan tahun," ujar Deny kepada merahputih.com di Klaten.

Menurut Deny dari pengamatan sementara memang struktur bangunan kolonial itu diperkirakan pendiriannya sama dengan Pabrik Gula Cokro yang berlokasi tidak jauh dari temuan bunker. Kemudian jika dilihat dari jenis batu bata dan bligonnya, jelas Deni terowongan digunakan sebagai tempat pembuangan sisa produksi atau limbah Pabrik Gula Cokro.
"Bunker saya perkirakan dibangun sekitar tahun 1800 oleh penjajah Belanda saat Pabrik Gula Cokro masih berjaya menjadi tempat produksi gula di Indonesia," kata dia.
Ia mengajak warga untuk menjaga keaslian dan kelestarian bunker atau terowongan di bekas Pabrik Gula Cokro ini. BPCB Jawa Tengah akan menjaga kelestarian bunker dengan memberikan pelatihan warga bagaimana cara melakukan konservasi.
"Ada kerusakan dari bungker pada bagian atas akibat warga menjebolnya secara paksa. Akibatnya muncul lubang baru. Harusnya warga konsultasi ke BPCB Jawa Tengah sebelum buat lubang itu," terangnya.
Baca Juga:
Diberitakan sebelumnya, bunker setinggi sekitar 2 meter dan lebar 1,9 meter ditemukan warga di sekitar bekas Pabrik Gula Cokro atau De Suiker Febriek Tjokro Toelong, Desa Cokro, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Bangunan peninggalan Belanda yang dibuat sekitar abad ke-18 itu memiliki panjang sekitar 900 meter.(*)
Berita ini ditulis berdasarkan laporan Ismail, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Jawa Tengah.
Baca Juga:
De Tjolomadoe, Pabrik Gula yang Kini Menjadi Destinasi Wisata Heritage