BNPB Jadikan Gempa Megathrust Alasan Minta Tambah Anggaran Rp 1,8 Triliun
Selasa, 03 September 2024 -
MerahPutih.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengusulkan penambahan pagu anggaran ke DPR-RI untuk mengantisipasi potensi gempa dan tsunami zona megathrust.
Pagu anggaran baru tahun 2025 yang diajukan BNPB menjadi senilai Rp 1,887 triliun. Alasannya, potensi bencana zona megathrust perlu diantisipasi secara optimal karena Indonesia sendiri dikelilingi sebanyak 13 zona.
"Dalam kesempatan ini kami berharap usulan penambahan anggaran dapat disetujui agar kami dapat melaksanakan program-program mitigasi bencana secara optimal," kata Kepala BNPB Suharyanto, saat rapat kerja bersama anggota Komisi VIII DPR RI di Jakarta, Selasa (3/9).
Kepala BNPB menjelaskan dua gempa Megathrust Segmen Mentawai-Siberut dan Selat Sunda dapat sewaktu-waktu beraktivitas lagi setelah ratusan tahun dan berpotensi menimbulkan dampak bencana besar.
Baca juga:
Isu Gempa Megathrust untuk Menakut-nakuti Masyarakat Agar Pindah ke IKN
Menurut dia, beberapa upaya yang sedang dan akan dilakukan BNPB antara lain melaksanakan Ekspedisi Desa Tangguh Bencana yang di dalamnya berisikan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat di desa-desa yang rawan bencana di sepanjang zona megathrust.
Dilansir Antara, BNPB menargetkan pemasangan sirene dan rambu-rambu sebagai alat peringatan dini dan petunjuk evakuasi di 181 desa yang berada di 13 segmen megathrust.
Suharyanto memaparkan pihaknya juga mengagendakan simulasi evakuasi mandiri gempa bumi dan tsunami di provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, dan Sumatera Barat. Kelima provinsi tersebut merupakan kawasan yang berada di perlintasan langsung zona Megathrust Segmen Mentawai-Siberut dan Segmen Selat Sunda.
Baca juga:
Mengenal Potensi Gempa Megathrust Samudera Hindia yang Menghantui RI
Diakuinya kapan tepatnya gempa megathrust akan terjadi masih sangat sulit. Oleh karena itu masyarakat, terutama yang tinggal di daerah pesisir, diimbau untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari pemerintah.
"Bila BMKG mempersiapkan alat pendeteksi dini bencana gempa dan tsunami. Nah, BNPB menyiapkan masyarakatnya yang dinamakan Desa Tangguh Bencana, kemudian mengaktifkan lagi sosialisasi di berbagai kanal media untuk menyelaraskan jangan sampai isu ini menjadi kegaduhan tapi semangat mempersiapkan diri," tandas Kepala BNPB. (*)