BNPB Jadikan Gempa Megathrust Alasan Minta Tambah Anggaran Rp 1,8 Triliun


Arsip-Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto (BNPB)
MerahPutih.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengusulkan penambahan pagu anggaran ke DPR-RI untuk mengantisipasi potensi gempa dan tsunami zona megathrust.
Pagu anggaran baru tahun 2025 yang diajukan BNPB menjadi senilai Rp 1,887 triliun. Alasannya, potensi bencana zona megathrust perlu diantisipasi secara optimal karena Indonesia sendiri dikelilingi sebanyak 13 zona.
"Dalam kesempatan ini kami berharap usulan penambahan anggaran dapat disetujui agar kami dapat melaksanakan program-program mitigasi bencana secara optimal," kata Kepala BNPB Suharyanto, saat rapat kerja bersama anggota Komisi VIII DPR RI di Jakarta, Selasa (3/9).
Kepala BNPB menjelaskan dua gempa Megathrust Segmen Mentawai-Siberut dan Selat Sunda dapat sewaktu-waktu beraktivitas lagi setelah ratusan tahun dan berpotensi menimbulkan dampak bencana besar.
Baca juga:
Isu Gempa Megathrust untuk Menakut-nakuti Masyarakat Agar Pindah ke IKN
Menurut dia, beberapa upaya yang sedang dan akan dilakukan BNPB antara lain melaksanakan Ekspedisi Desa Tangguh Bencana yang di dalamnya berisikan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat di desa-desa yang rawan bencana di sepanjang zona megathrust.
Dilansir Antara, BNPB menargetkan pemasangan sirene dan rambu-rambu sebagai alat peringatan dini dan petunjuk evakuasi di 181 desa yang berada di 13 segmen megathrust.
Suharyanto memaparkan pihaknya juga mengagendakan simulasi evakuasi mandiri gempa bumi dan tsunami di provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, dan Sumatera Barat. Kelima provinsi tersebut merupakan kawasan yang berada di perlintasan langsung zona Megathrust Segmen Mentawai-Siberut dan Segmen Selat Sunda.
Baca juga:
Mengenal Potensi Gempa Megathrust Samudera Hindia yang Menghantui RI
Diakuinya kapan tepatnya gempa megathrust akan terjadi masih sangat sulit. Oleh karena itu masyarakat, terutama yang tinggal di daerah pesisir, diimbau untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari pemerintah.
"Bila BMKG mempersiapkan alat pendeteksi dini bencana gempa dan tsunami. Nah, BNPB menyiapkan masyarakatnya yang dinamakan Desa Tangguh Bencana, kemudian mengaktifkan lagi sosialisasi di berbagai kanal media untuk menyelaraskan jangan sampai isu ini menjadi kegaduhan tapi semangat mempersiapkan diri," tandas Kepala BNPB. (*)
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Legislator Minta Anggaran Kesehatan RAPBN 2026 Wajib Berorientasi pada Kebutuhan Rakyat

Prabowo Pasang Target Ambisius 5,4 Persen, Puan Maharani Buka-bukaan Soal Langkah DPR Bahas APBN 2026

254 Rumah Warga Rusak Akibat Gempa Poso, Tersebar di 19 Desa

Tidak Ada Korban Jiwa, BNPB Minta Warga Tetap Waspada Efek Gempa Susulan di Bekasi

Korban Gempa Poso Dijanjikan Bantuan Rumah Rusak Rp 15-30 Juta, Plus Bansos Tunai Rp 600 Ribu 3 Bulan

Ketahanan Pangan Jadi Prioritas, Prabowo Siapkan Rp 164 Triliun di RAPBN 2026

Anggaran MBG Bakal Capai Rp 300 Triliun di 2026, Bakal Tingkatkan Industri Halal

Operasi Terpadu Bikin Penanganan Karhutla Efektif, BNPB Siaga Sampai September 2025

BNPB Pantau Kondisi Kekeringan di Indonesia, Ribuan Liter Air Dikirim ke Berbagai Desa

Pemerintah Komitmen Alokasikan Anggaran Sektor Kesehatan Sebesar 5 Persen
