Belajar dari Papua Barat, Asuransi Kesehatan Rakyatnya Terjamin 100 Persen

Senin, 04 Juni 2018 - Wisnu Cipto

MerahPutih.com - Tahun 2019 seluruh penduduk di Provinsi Papua Barat dipastikan terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) pada tahun 2019 yang dibiayai melalui anggaran daerah.

Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat, Otto Parorongan menjelaskan saat ini sudah 97,7 persen penduduk Papua Barat dijamin sebagai peserta JKN-KIS yang dibiayai pemerintah daerah. Biaya pengobatan bagi sekitar 1,2 Juta penduduk di daerah ini ditanggung pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.

Menurut Otto, Papua Barat merupakan satu dari empat provinsi di Indonesia yang melaksanakan program ini. Daerah lain yang juga melaksanakan program ini adalah Gorontalo, DKI Jakarta dan Aceh.

Atas pencapaian itu, gubernur dan seluruh bupati di Papua Barat memperoleh penghargaan Universal Health Coverage (UHC) JKN-KIS yang diserahkan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Presiden Jokowi dan Ibu Negara saat di pasar tradional di Papua. (FB/Presiden Joko Widodo)
Presiden Jokowi dan Ibu Negara saat di pasar tradional di Papua Barat. (FB/Presiden Joko Widodo)

"Ini bukti keseriusan bapak gubernur bupati dan wali kota dalam memberikan pelayanan kesehatan. Peserta bisa memperoleh layanan gratis di daerah dan rumah sakit rujukan yang sudah ditunjuk," kata Otto, Minggu (3/6).

Otto menambahkan, program ini dilaksanakan bersama Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di wilayah masing-masing. Dilansir Antara, tercatat 1.262.215 jiwa penduduk Papua Barat telah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS, dan 81.557 jiwa di antaranya ditanggung Pemerintah Provinsi Papua Barat.

KIS
Kartu Indonesia Sehat (KIS). Foto: Antara

Terhitung sejak 1 Maret kartu JKN-KIS yang diterima masyarakat sudah aktif. Mereka bisa memanfaatkan pelayanan kesehatan secara gratis di wilayah masing-masing maupun rumah sakit rujukan di luar daerah yang sudah ditunjuk.

Ke-81.557 penduduk yang ditanggung pemerintah Papua Barat merupakan warga asli Papua, masing-masing tersebar di Kabupaten Sorong 7.293 jiwa, Kota Sorong 7.210, Kabupaten Manokwari 30.380, Teluk Wondama 6.911 Pegunungan Arfak 17.228 belum dan Manokwari Selatan sebanyak 12.535 jiwa.

Untuk enam daerah ini Pemprov mengalokasikan anggaran sebesar Rp.18 miliar melalui dana otonomi khusus. "Total sudah 97,7 persen, sisanya sekitar 2,3 persen akan kami prioritaskan pada tahun 2019," tandas Otto. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan