Bamsoet Minta PLN Transparan soal Kenaikan Tagihan Listrik di Tengah Pandemi Corona

Jumat, 12 Juni 2020 - Andika Pratama

MerahPutih.com - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo meminta PT PLN transparan dalam memberikan data pemakaian listrik kepada publik.

Pasalnya, warga mengeluhkan naiknya tagihan listrik sejumlah pelanggan yang rata-rata mencapai dua kali lipat padahal tengah pandemi COVID-19.

Baca Juga

Tim Advokasi Novel Minta Tolong Jokowi Buka Tabir Sandiwara Tuntutan 1 Tahun Bui

"Kami meminta PLN untuk transparan dalam memberikan data tagihan listrik kepada masyarakat, dari mulai jumlah pemakaian hingga tarif yang dikenakan," kata Bambang kepada wartawan, Jumat (12/6).

Bahkan, apabila diperlukan, Bambang menilai layak dilakukan investigasi bersama tenaga pencatat meter penggunaan listrik di bawah pengawasan. Langkah investigasi ini demi menjawab protes dan keluhan masyarakat terkait melonjaknya tagihan listrik yang tidak wajar.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet). (ANTARA)
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet). (ANTARA)

Dengan demikian, akar persoalan dapat segera ditemukan, menggingat daya beli masyarakat semakin menurun dan masyarakat sudah terbebani biaya untuk kebutuhan hidup selama pandemi COVID-19

"PT PLN tidak cukup hanya memberikan penjelasan yang menyatakan bahwa tidak ada kenaikan tarif listrik," kata Bambang.

Politikus Partai Golkar itu meminta PT PLN dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral agar tidak membebani masyarakat dengan tagihan listrik yang naik hingga dua atau tiga kali lipat dari biasanya.

"Jadi PLN jangan membebani masyarakat dengan tagihan listrik. Saya mendengar keluhan masyarakat mengenai tagihan listrik yang membengkak hingga lebih dari 20 persen bahkan hingga lebih dari dua kali lipat," kata dia.

PLN mengakui rata-rata kenaikan pembayaran listrik berkisar 20 persen pada April hingga Mei 2020.

SEVP Bisnis dan Pelayanan Pelanggan PLN Yuddy Setyo Wicaksono menyebut ada pelanggan yang tagihan listriknya naik 200 persen, 500 persen, sampai 1.000 persen.

Yuddy mengakui pihaknya juga mendapat aduan kediaman kosong yang mengalami lonjakan hingga 10 kali lipat. Katanya, ada tiga faktor yang mengakibatkan kenaikan tagihan listrik.

Baca Juga

Tuntutan Ringan Peneror Novel Baswedan Cederai Rasa Keadilan

Pertama, pemakaian listrik pelanggan kerap meningkat selama masa work from home atau bekerja dari rumah, termasuk school from home.

"Pas WFH itu, drakor jadi banyak yang tahu, karena kegiatannya di rumah, jadi nonton drakor (drama korea) di rumah, main game sepanjang waktu di rumah. Ini hiburan yang hindari keluar rumah dan berhubungan dengan listrik," katanya, kepada wartawan, Jumat (12/6). (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan