Aura Farming Jadi Viral, Tradisi Pacu Jalur Diklaim Malaysia, ini Penjelasan Dubes RI

Kamis, 10 Juli 2025 - Dwi Astarini

MERAHPUTIH.COM — TREN ‘Aura Farming’ yang berawal dari budaya Pacu Jalur mencuri perhatian dunia. Seiring dengan meluasnya tren tersebut, beredar pua kabar di dunia maya bahwa Malaysia mengklaim tradisi Pacu Jalur sebagai milik mereka. Mengenai hal ini, Duta Besar RI untuk Malaysia Hermono angkat bicara

Hermono menyatakan sampai saat ini tidak ada klaim resmi dari otoritas Malaysia atas tradisi Pacu Jalur Indonesia yang viral di media sosial belakangan ini.

“Hal yang beredar, bisa saja itu klaim tidak resmi yang dilakukan orang Indonesia, atau hanya tuduhan yang tanpa dasar bahwa diklaim Malaysia. Namun, secara resmi tidak ada mengklaim itu punya mereka," kata Hermono, dikutip ANTARA, Rabu (9/9).

Ia menyampaikan, jika melihat sejarah, orang-orang di Malaysia banyak yang nenek moyangnya berasal dari wilayah Indonesia. Sebelum merdeka, orang Indonesia banyak yang bermigrasi ke Malaysia. Pada saat bermigrasi, orang-orang Indonesia membawa budaya masing-masing.

"Ada Riau, Padang, Sulsel, Jawa, dan lain-lain. Oleh sebab itu, sekarang di Malaysia juga kita jumpa banyak kemiripan atau bahkan kesamaan budaya, karena dulu dibawa orang asal Indonesia yang sekarang menjadi warga negara Malaysia," jelasnya.

Ia menyampaikan banyak juga nama tempat yang sama antara Indonesia dan Malaysia. "Pacu Jalur itu setahu saya dilakukan di Sungai Kuantan Riau, nah di Malaysia juga ada Kota Kuantan, juga ada Sungai Kuantan di Pahang. Jadi ada kemiripan. Namun, sejauh ini tidak ada klaim resmi dari pemerintah Malaysia bahwa Pacu Jalur warisan budaya mereka," tegasnya.

Baca juga:

Kisah Bocah Viral Pacu Jalur Kini Jadi Duta Pariwisata Riau



Ia mengimbau warga negara Indonesia atau pengguna media sosial di Indonesia tidak mudah terprovokasi dengan berita-berita ataupun tayangan di media sosial karena isu ini dapat memicu keributan di media sosial. Semestinya, kata Hermono, kemiripan atau kesamaan budaya antara Indonesia dan Malaysia menjadi perekat yang memperkuat hubungan antara Indonesia dan Malaysia.

Sayangnya, selama ini kemiripan budaya justru menjadi unsur merenggangkan atau memicu keributan di media sosial, terutama di level masyarakat.

"Warga negara Indonesia jangan mudah terprovokasi oleh berita-berita di sosmed yang tidak jelas sumbernya. Saya kira itu yang perlu disampaikan. Jangan sampai kemiripan atau kesamaan budaya justru menjadi faktor yang memicu kegaduhan yang tidak perlu di sosmed," imbau Hermono.(*)

Baca juga:

Menbud Pastikan Pacu Jalur yang Kini Viral Sudah Lama Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda Nasional

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan