AS Puji Kepemimpinan Indonesia dalam G20

Minggu, 10 Juli 2022 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Puncak pertemuan G20 bakal berlangsung di Konferensi Tingkat Tinggi (G20 Leaders’ Summit) pada 15-16 November 2022 di Nusa Dua, Badung, Bali.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken memuji kepemimpinan Indonesia di G20 karena selalu berupaya mengeluarkan hasil yang konkret pada berbagai pertemuan, termasuk Pertemuan Menteri Luar Negeri (FMM) G20 minggu ini.

Baca Juga:

Saat Delegasi G20 Menikmati dan Tersihir Desa Antikorupsi Kutuh Pandawa Bali

"Indonesia dalam kepemimpinannya di G20 menempatkan isu-isu yang penting dan mendesak untuk dibahas oleh negara-negara yang berpengaruh di perekonomian dunia," ujarnya.

Ia menilai, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memimpin diskusi dan berusaha memperoleh hasil yang konkret.

"Amerika Serikat sangat menghargai upaya Indonesia itu,”"kata dia.

Blinken sebelum menutup pernyataannya pada sesi jumpa pers, mengucapkan terima kasih kepada kepemimpinan Indonesia di G20.

Ia meyakini berbagai pertemuan G20, termasuk pertemuan puncak pada November 2022, dapat memberi hasil yang konkret dan bermanfaat bagi warga dunia.

Blinken mengatakan bahwa negara-negara anggota G20 perlu membuat langkah-langkah yang berdampak pada penyelesaian masalah global dan perekonomian dunia, di antaranya krisis akibat agresi Rusia di Ukraina, krisis pangan, krisis iklim, dan naiknya harga bahan bakar/energi.

Ia menegaskan bahwa tidak ada satu pun negara yang dapat menyelesaikan masalah itu sendiri. Oleh karena itu, pertemuan G20 menjadi alat yang tepat untuk duduk bersama dan mencari strategi yang tepat untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

"(G20) mewakili negara-negara yang perekonomiannya memimpin di dunia, yang memiliki sumber daya, dan karena itu mereka dapat berbuat sesuatu untuk menghadapi tantangan global itu," kata Menlu AS itu.

Ia mencontohkan bagaimana kerja sama multilateral, termasuk yang juga dilakukan oleh G20, dapat mengatasi masalah pengadaan dan distribusi vaksin COVID-19.

Ia menegaskan, berkat kerja negara-negara anggota G20, mampu meningkatkan akses produksi vaksin dan memastikan negara-negara lain punya cadangan uang (saat krisis), serta menerima keringanan pembayaran utang sehingga negara-negara dapat fokus menanggulangi pandemi.

Ia menyampaikan ada dua isu yang menjadi fokus pembahasan pada Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (8/7).

"Pertama, kami membahas bagaimana membangkitkan kembali semangat multilateralisme, dan itu menjadi alat untuk mencapai tujuan bersama," katanya.

Kedua, lanjut Blinken, ada diskusi yang intens untuk membahas ketahanan pangan. Terkait hal itu, ia menyinggung aksi blokade Rusia di Laut Hitam dan Odessa yang menghambat distribusi gandum dari Ukraina ke negara-negara pengimpor.

Di FMM G20, Blinken menyebut, beberapa negara meminta Rusia mencabut blokade itu.

"Jadi, kami akan melihat apakah Rusia menerima pesan itu. Kami akan melihat apakah dalam beberapa hari dan minggu ke depan, Rusia mau bekerja sama," katanya. (*)

Baca Juga:

Pertemuan G20 akan Bahas Aset Kripto dan Uang Digital Bank Sentral

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan