AS Mencabut Visa Mahasiswa China Secara Agresif, Pemberian Visa Bakal Lebih Ketat

Kamis, 29 Mei 2025 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Pemerintah AS telah memperketat pemeriksaan terhadap mahasiswa asing dengan dalih mereka bisa menjadi ancaman bagi keamanan nasional.

Pemerintah Trump juga mengecam Harvard dan universitas terkemuka lainnya karena gagal mencegah aksi protes terhadap Israel yang dianggap melakukan pelanggaran terhadap warga sipil di Jalur Gaza, Palestina.

Teranyar, Amerika Serikat akan mencabut visa mahasiswa China "secara agresif," kata Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada Rabu (28/5).

Pemerintah AS akan mengubah kriteria pemberian visa agar menjadi lebih selektif dalam menyaring semua permohonan visa dari China dan Hong Kong.

Baca juga:

Mendiktisaintek Siap Bantu Kepulangan Mahasiswa Indonesia di Harvard, Tunggu Keputusan Lanjut

Banyak anak pejabat tinggi Partai Komunis China (PKC) diketahui menempuh pendidikan di universitas-universitas ternama di AS.

Putri Presiden China Xi Jinping, misalnya, menggunakan nama samaran saat belajar di Universitas Harvard dan lulus pada 2014.

Sebelumnya pada hari yang sama, Presiden AS Donald Trump menyarankan agar hanya 15 persen dari seluruh mahasiswa baru yang diterima Harvard tiap tahun yang berasal dari luar negeri.

Ia mengatakan, beberapa mahasiswa asing "sangat berbahaya" dan "pembuat onar". Karena itu, dia meminta Harvard memberikan daftar mahasiswa asing beserta negara asal mereka kepada pemerintah.

"Banyak warga kita yang ingin masuk ke Harvard dan universitas lain, tetapi tidak bisa karena ada mahasiswa asing di sana," kata Trump. "Saya ingin pastikan mahasiswa asing itu bisa mencintai negara kita."

Untuk tahun ajaran 2024–2025, Harvard menerima 6.793 mahasiswa internasional, atau 27,2 persen dari jumlah seluruh mahasiswa universitas itu.

China mengirim mahasiswa paling banyak ke Harvard dengan 2.100 orang, diikuti India (790), Korea Selatan (430), Jepang (260), dan Singapura (150).

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan