Ancaman Terhadap Ekonomi Kelas Menengah, Pengamat: Gunakan Tabungan untuk Bertahan Hidup
Senin, 30 September 2024 -
MerahPutih.com - Kelompok kelas menengah berpotensi menghadapi beban ekonomi yang tak mudah.
Pengamat kebijakan publik dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat menilai, saat ini kelas menengah yang merupakan penyokong utama pertumbuhan ekonomi sedang terancam daya belinya.
“Dalam data terakhir LPS dan Riset Bank Mandiri menunjukkan tabungan masyarakat menurun disertai daya beli masyarakat menurun,” kata Achmad dalam keteranganya dikutip Senin (30/9).
Achmad menilai, tekanan inflasi pada harga barang dan energi hingga tingginya angka PHK berimplikasi kepada ketergantungan kelas menengah dengan tabungannya untuk bertahan hidup.
Riset menunjukkan bahwa tabungan kelas menengah menurun, sementara pengeluaran relatif stabil, terutama untuk kebutuhan pokok.
Achmad pun memberikan beberapa rekomendasi kebijakan kepada pemerintahan selanjutnya yang dipimpin Prabowo Subianto.
Di antaranya adalah kebijakan perlindungan sosial yang tepat sasaran, pembukaan lapangan pekerjaan baru, hingga program yang mendukung diversifikasi penghasilan.
“Ketiga saran tersebut diharapkan memberikan stimulus kepada kelas menengah,” tutup Achmad.
Dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan drastis jumlah kelas menengah di Indonesia. Sebanyak 9,48 juta warga kelas menengah rentan 'turun kasta' ke kelas menengah rentan hingga kelompok rentan miskin.
Pada 2019 lalu, Indonesia memiliki 53,33 juta penduduk kelas menengah atau sebanyak 21,45 persen. Jumlah itu menurun menjadi 'hanya' 47,85 juta pada 2024 atau tersisa 17,13 persen.