Sejumlah Tips untuk Kelas Menengah agar Tak Jadi Korban ‘Gejolak’ Ekonomi Tahun 2025


Ekonom Achmad Nur Hidayat. (Foto: Dok. Achmad Nur Hidayat)
MerahPutih.com - Tahun 2025 diperkirakan menjadi tahun penuh gejolak ekonomi bagi kelas menengah di Indonesia. Pasalnya, Pemerintah telah merancang berbagai kebijakan baru yang akan mulai diberlakukan, dari kenaikan pajak hingga penghapusan sejumlah subsidi.
Kebijakan ini, meskipun bertujuan meningkatkan penerimaan negara, memiliki potensi besar menambah beban ekonomi masyarakat, khususnya kelompok kelas menengah yang sering kali tidak termasuk penerima bantuan langsung. Belum lagi, ancaman kenaikan harga bahan pokok dan tingginya kebutuhan menjadi tantangan bagi kelas pekerja ini.
Ekonom Achmad Nur Hidayat menilai, masyarakat kelas menengah perlu mulai melakukan penyesuaian untuk menghadapi tahun 2025.
“Salah satunya melalui perencanaan keuangan yang matang,” jelas Achmad di Jakarta, Selasa (17/12).
Achmad berujar, perencanaan keuangan yang matang, seperti mengurangi pengeluaran tidak penting dan mencari sumber pendapatan tambahan lain. Tak hanya mengandalkan gaji yang berfokus pada pekerjaan utama saja.
“Ini menjadi langkah yang sangat diperlukan,” tutur Achmad.
Baca juga:
Tahun Depan, Kelas Menengah Terancam ‘Turun Kelas’ Akibat Beratnya Ekonomi
Selain itu, masyarakat juga dapat memperkuat literasi keuangan. Hal ini dianggap penting, khususnya bagaimana mengelola finansial agar lebih terencana dalam menghadapi tekanan ekonomi.
“Khususnya untuk lebih memahami dampak kebijakan ekonomi dan mengelola risiko finansial dengan lebih baik,” jelas Achmad yang juga ekonom dari UPN Veteran ini.
Tak hanya untuk masyarakat saja, pemerintah harus lebih bijak dalam mengelola dampak kebijakan ekonomi terhadap kelas menengah.
“Transparansi dan komunikasi yang baik mengenai alasan di balik kebijakan serta upaya untuk meringankan dampaknya harus menjadi prioritas,” imbuh Achmad.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah memperluas akses program subsidi yang lebih luas.
“Khususnya bantuan sosial bagi kelompok rentan di kelas menengah,” tutur Achmad.
Kebijakan baru yang bertujuan meningkatkan penerimaan negara dan efisiensi anggaran cenderung memberikan dampak yang tidak seimbang pada kelompok ini.
Baca juga:
Beras Hingga RS Premium Kena Kenaikan PPN 12%, Ini Daftarnya
Jika pemerintah tidak segera mengambil langkah mitigasi, kelas menengah yang selama ini menjadi pilar perekonomian nasional bisa terancam menyusut lebih jauh.
“Masyarakat diharapkan mempersiapkan diri dengan bijak, sementara pemerintah harus memastikan bahwa kebijakan yang diterapkan tetap berpihak pada kesejahteraan rakyat,” tutup Achmad yang juga ekonom UPN Veteran Jakarta ini. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Daftar Stimulus Baru Yang Disiapkan Bagi Rakyat, Termasuk Buat Pengemudi Ojol

Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno

Omzet Mal Anjlok Imbas Demo di Jakarta, Pemprov DKI Segera Lakukan Langkah ini

Langkah Konkret Yang Bisa Diambil Pemerintah Saat Rakyat Demo, Salah Satunya Turunkan Pajak Jadi 8 Persen

Ekonomi Indonesia Diklaim di Jalur yang Benar, Menko Airlangga Minta Pengusaha dan Investor tak Panik

Ramalan Zodiak Hari Ini 1 September 2025: Keuangan dan Asmara, Bikin Pusing!

DPR-Pemerintah Sepakati Asumsi RAPBN 2026, Suku Bunga dan Rupiah Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi?

Pemerintah Bakal Tetapkan Beras Subsidi Jadi Satu Harga Biar Tidak Disalahgunakan Swasta

Ekspansi Belanja Pemerintah Bakal Bikin Ekonomi Membaik di Semester II 2025

Prabowo Berencana Tarik Utang Rp 781,87 Triliun di 2026, Jadi yang Tertinggi setelah Pandemi
