8 Hal Yang Bikin Pemerintah Percaya Diri Hadapi Perang Tarif AS
Rabu, 09 April 2025 -
MerahPutih.com - Pemerintah merasa percaya diri bisa menghadapi perang dagang atau perang tarif Pemerintahan Donald Trump.
AS telah menetapkan kebijakan tarif 10 persen dan kebijakan Resiprokal bagi negara dunia. Indonesia dikenai resiprokal hingga 32 persen pada pekan lalu. Kebijakan mulai berlaku pada 9 April.
Ada beberapa hal yang menjadi alas an Indonesia bisa menghadapi ancaman tarif Amerika Serikat ini.
Presiden Prabowo Subianto mengatakan kalau dirinya sudah berdiskusi dengan stakeholder pemerintahan. Dalam perbincangan tersebut ada berbagai kondisi yang bisa memperkuat Indonesia lebih optimis.
Baca juga:
Indonesia Segera Kirim Tim Diplomasi Tarif Resiprokal AS, Belum Siapkan Tarif Balasan
"Ya kita kan menghadapi tantangan, tadi saya bicara ke tim saya. Ternyata situasinya dapat kita hadapi dan kita kendalikan," kata dia.
Berikut ini hal poin yang diklaim sebagai evidance Indonesia bisa menghadapi tantangan tarif Amerika. Delapan poin ini disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Ekonomi Airlangga Hartanto.
- Pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 5,03 (Cumulatif-to-constant). Secara spasial ekonomi tumbuh positif di semua wilayah. Pertumbuhan tertinggi di Papua Barat (20,8 persen) dan Maluku Utara (13,7perse ). Adapun semua sektor tumbuh positif dengan kontribusi terbesar Industri Pengolahan (18,98 persen PDB).
- Inflasi Indonesia yang terkendali. Maret 2025 Indonesia mengalami inflasi 1,65 persen month to month (mtm) dan 1,03 persen year to year (yoy).
- Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di level optimis. IKK pada Februari 2025 berada pada level Optimis sebesar 126,4 (Januari 2025 sebesar 127,2), masih konsisten di level optimis (>100).
- PMI manufaktur di level ekspansif. PMI Maret 2025 sebesar 52,4 (Februari 2025 sebesar 53,6), di level ekspansi seiring peningkatan output dan demand di dalam negeri.
- Indeks Penjualan Riil (IPR) tumbuh. IPR pada Feb 2025 terkontraksi 0,5 persen yoy namun tetap tumbuh 0,8 persen mtm dipengaruhi kelompok makanan, minuman, tembakau.
- Sektor keuangan Indonesia yang kuat. Neraca Pembayaran (NPI) 2024 mengalami surplus USD 7,2 miliar. Sementara pertumbuhan kredit Feb 2025 10,4 persen (rata-rata 2024 11,3 persen). Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) sedikit meningkat menjadi 5,75 persen.
- Cadangan devisa (cadev) yang kuat. Cadev Indonesia tercatat 154,5 miliar dolar hingga akhir Februari 2025, artinya setara pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor + pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah.
- Neraca Perdagangan surplus, di mana pada Februari 2025 Indonesia mengalami surplus USD 3,12 miliar, melanjutkan tren surplus 58 bulan berturut-turut. (Tka)