6 Langkah Hadapi Orang "Unik" dalam Tim
Kamis, 20 Juli 2017 -
ANDA punya rekan kerja yang individualis? Entahkah mereka terlalu fokus menyelesaikan dan mempromosikan pekerjaan mereka sendiri. Atau, mereka tidak mau ikut membantu saat teman-teman timnya berjuang memenuhi tenggat waktu maupun membuat presentasi bersama. Hal ini tentu akan memengaruhi kinerja tim keseluruhan.
"Kita menangkap isyarat halus dari orang lain, yang dapat berdampak pada perilaku dan tindakan kita. Ketika satu orang dalam tim bersikap buruk, hal itu dapat menurunkan efisiensi kerja, kadar komitmen, dan fokus tim," ujar Susan David, pendiri Harvard/McLean Institute of Coaching, seperti dikutip dari Harvard Business Review.
Pengabaian pun kerap justru membuat masalah kian parah. "Semakin lama hal ini berlangsung, semakin frustrasi teman-teman satu timnya," kata Allan Cohen, profesor manajemen di Babson College. Lalu, bagaimana cara menghadapi orang yang tidak dapat bekerja dalam tim tersebut, khususnya jika Anda adalah pemimpin?
1. Jangan langsung menyimpulkan
Daripada langsung berasumsi seseorang pemalas atau kurang komitmen, cari tahulah lebih dulu. Akar dari perilaku seseorang bisa jadi mengejutkan Anda. Mungkin mereka sedang menghadapi situasi penuh tekanan di rumah, atau mereka merasakan beban pekerjaan yang tidak pernah Anda sadari. Mungkin pula mereka tak yakin bagaimana memberikan kontribusi yang tepat.
2. Berdialoglah
Lakukan pendekatan dengan pertanyaan-pertanyaan bersahabat, daripada tuduhan. Bahkan meski posisi Anda bukan pemimpin, pertimbangkan ini sebagai kesempatan bagus untuk melatih kepemimpinan Anda. Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membuat Anda memahami situasi dari sisi mereka.
3. Ajak mereka terlibat
Saat semua anggota menjauhi orang tersebut, ambil alihlah dan pastikan Anda tidak mengucilkan orang itu juga. Pertimbangkan untuk mengajak orang tersebut makan siang bersama atau sekadar ngopi, ajak juga beberapa orang dari tim. Selain bertujuan mengenal orang tersebut lebih baik, hal ini juga untuk menjalin kedekatan ia dengan anggota tim lainnya. Semakin sering berinteraksi, semakin baik.
4. Tinjau lagi misi tim
Terkadang orang-orang seperti itu justru dapat membantu mendeteksi isu-isu mendasar pada tim. Bisa jadi pendekatan yang dilakukan tim tidak berjalan baik, atau misi tim tidak jelas. Gunakan kesempatan ini untuk berdiskusi dengan seluruh anggota tentang visi seharusnya dari tim dan cara terbaik untuk menuju ke sana. Kejelasan ini harus bisa membuat setiap orang makin peka akan tujuan dan produktivitas.
5. Perjelas peran masing-masing anggota
Setelah Anda mendapat gambaran besar tentang misi, maka waktunya untuk memperjelas peran masing-masing. Jangan anggap setiap anggota tahu pasti kontribusi seperti apa yang semestinya mereka berikan. Bisa jadi orang tersebut kurang atau sama sekali tidak mengerti fungsi mereka. Temukan bagian mana yang ambigu atau membingungkan, lalu bantu memperjelas tanggung jawab dan deadline. Sehingga, mereka punya pemahaman lebih baik akan ekspektasi Anda terhadap mereka.
6. Motivasi dengan kesempatan
Seorang anggota menjauh dari tim bisa saja bukan karena mereka bingung, melainkan tugas mereka membosankan dan tidak berarti. Mereka mungkin ingin diberi kesempatan atau tanggung jawab lebih untuk meningkatkan skill mereka. Jika itu kasusnya, pikirkan peran lain dalam tim yang mungkin lebih pas untuk orang tersebut. Sering kali komitmen terhadap tim meningkat seiring kepercayaan diri (terhadap peran) mereka meningkat. (*)
Simak pula tips dunia kerja lainnya di sini: Wawancara Kerja, Begini Cara Jawab Pertanyaan Tentang Tujuan Karier.