5 Adab saat Makan, Jangan Sampai Mencela
Rabu, 28 Agustus 2024 -
MerahPutih.com - Ada lima adab saat makan yang penting dilakukan. Adab selalu dikaitkan dengan nilai kesopanan dan tata krama.
Belum lama ini tagar #Polwan di X tengah ramai, Selasa (27/8). Tagar tersebut menyinggung Polwan Brigadir Putri Sirty Cikita, di mana dalam tayangan televisi menginterogasi salah satu laki-laki yang tengah duduk di warung.
Tampak laki-laki tersebut tengah makan dan ditanyai banyak hal oleh rombong Brigadir Putri dan rekannya.
Brigadir Putri bolak-balik menegur laki-laki yang ditanyainya, karena menurutnya tidak sopan karena menjawab pertanyaan sambil makan.
Beragam reaksi muncul terhadap perlakuan polisi tersebut. Khususnya pada Brigadir Putri yang justru dianggap netizen tidak sopan karena bertanya banyak hal kepada orang yang makan.
Baca juga:
Adab makan sendiri berlaku di dunia manapun. Kalau di luar negeri adab makanan ini termasuk dalam kajian table manner.
Ada banyak manfaat dari menjaga adab makan. Di antaranya meningkatkan keharmonisan sosial, mendukung kesehatan, membentuk karakter dan masih banyak lagi.
Berikut adalah 5 adab yang dianjurkan saat makan:
1. Mencuci tangan sebelum makan
Dianjurkan untuk mencuci tangan sebelum makan untuk memastikan kebersihan dan kesehatan, serta menjaga makanan dari kotoran atau bakteri.
2. Memulai dengan doa
Sebelum makan, dianjurkan untuk membaca doa sebagai bentuk syukur kepada Tuhan. Berdoalah dengan kepercayaan masing-masing.
3. Makan dengan tangan kanan
Menurut ajaran Islam, makan dengan tangan kanan adalah adab yang dianjurkan, karena tangan kanan dianggap lebih mulia.
4. Tidak berlebihan saat makan
Dianjurkan untuk makan secukupnya, tidak terlalu cepat, dan mengunyah makanan dengan baik. Rasulullah mengajarkan untuk mengisi sepertiga perut dengan makanan, sepertiga dengan air, dan sepertiga lagi untuk udara.
5. Tidak mencela makanan
Adab ini mengajarkan untuk menghargai setiap makanan yang disajikan. Makanya tidak membicarakan masakan yang kurang disukai.
Jika makanan tidak disukai, cukup tinggalkan tanpa mencelanya. Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan; jika beliau suka, beliau memakannya, jika tidak, beliau meninggalkannya. (Tka)