14 Tahun Kasus Munir, Pilihan Suciwati di Pilpres 2019: Coblos Semua!
Jumat, 07 September 2018 -
MerahPutih.com - Kasus pembunuhan Aktivis Hak Asasi, Munir Said Thalib genap berusia 14 tahun tepat hari ini Jumat 7 September 2018. Lalu bagaimana Istri Munir, Suciwati menyingkapi pengungkapan kasus pembunuhan pendiri LSM HAM KontraS itu? Serta sikap politiknya di Pilpres 2019 mendatang?
Kepada wartawan, Suciwati mengungkapkan Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) sampai saat ini belum berani mengungkap kasus pelanggaran HAM secara general. Apalagi, kasus pembunuhan yang menimpa suaminya pada 2004 silam.
Menurut Suciwati, negara seharusnya malu karena sudah lebih dari satu dasawarsa kasus ini masih mengganjal. Padahal banyak pihak yang sudah mendesak agar kasus ini segera dituntaskan dengan mengungkap dalang utama pembunuh Munir.

Hanya Pollycarpus Budihari Prijanto yang berhasil dihukum dalam kasus pembunuhan Munir, dan kini ia pun sudah bebas murni. Sementara dalang di belakangnya, yang diduga kuat adalah mantan Deputi V Badan Intelijen Negara Muchdi Purwoprandjono, masih bebas.
"Jadi sebetulnya harusnya malu ya negara karena sudah banyak pihak yang terlibat mau di dalam negeri mau di luar negeri semuanya minta keadilan itu," kata Suciwati, di acara Kamisan 552 memperingati 14 tahun kematian Munir, di seberang Istana Negara, Jakarta, dikutip dari CNN, Kamis (6/9).

Pertengahan Agustus lalu, Suciwati sempat mengungkapkan sikap politiknya di Pilpres 2019 terkait proses penuntasan kasus pembunuhan suaminya. Dia tegas menyatakan takkan memilih Jokowi ataupun Prabowo Subianto. “Kalau di facebook ku, aku menuliskan coblos semua, pilih semua!” kata dia, usai bertemu dengan Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa di Jemursari Surabaya Selasa (14/8).
Menurut dia, kedua calon dirasa mempunyai catatan hitam mengenai permasalahan HAM. Prabowo, lanjut dia, memiliki catatan pelanggaran HAM dalam kasus penculikan aktivis saat reformasi 1997-1998 dan sampai sekarang tidak pernah dibawa ke pengadilan. "Jelas! Prabowo pelanggar HAM,” imbuh dia, dikutip dari Antara.

Di sisi lain, Suciwati menyebut Jokowi memang tidak pernah memiliki rekam jejak pelanggaran HAM. Namun, Suciwati menilai Jokowi telah mengingkari Nawacitanya dengan memberikan impunitas bagi penjahat HAM.
Suciwari menambahkan Jokowi juga mengingkari janji penyelesaian kasus pelanggaran HAM, tidak hanya dalam kasus pembunuhan Munir. “Nganti wani (sampai berani ) nemui anaknya Wiji Tukul, Fajar Merah dan berjanji, tapi kemudian diingkarinya. Jadi antara yang diomongkan sama yang dilakukan berbeda dan itu menyakiti semua,” tandas janda mendiang almarhum Munir itu. (*)