Kesehatan

Waspadai Penyakit Menular di Lingkungan Anak Bersekolah

P Suryo RP Suryo R - Minggu, 31 Juli 2022
Waspadai Penyakit Menular di Lingkungan Anak Bersekolah

Anak lebih berisiko terkena penyakit menular, sebab daya tahan tubuhnya masih lemah. (freepik/jcomp)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

PENYEBARAN penyakit menular di sekolah sangat rentan terjadi, baik dari teman sekelas yang sedang sakit atau lingkungan sekolah yang tidak bersih. Oleh karena itu, orang tua harus selalu waspada dan melakukan berbagai langkah pencegahan agar kesehatan anak tetap terjaga.

Anak-anak lebih berisiko terkena penyakit menular, sebab daya tahan tubuhnya masih lemah. Terlebih, lingkungan sekolah merupakan tempat yang rentan bagi anak untuk tertular penyakit, mulai dari jajanan yang tidak sehat, lingkungan yang kotor, hingga interaksi yang tinggi dengan teman sekelas.

Sebagian besar anak juga belum memahami sepenuhnya tentang kebiasaan hidup sehat, seperti mencuci tangan setiap saat, dan masih perlu selalu diingatkan. Oleh karena itu, bimbingan dan pengawasan dari orang tua sangat penting dilakukan.

Kamu mungkin pernah melihat anak pulang sekolah dengan kondisi demam, pucat, dan sakit perut. Beberapa kondisi tersebut bisa menjadi tanda anak tertular penyakit. Nah, dilansir dari MyHSPediatric ada beberapa jenis penyakit menular yang perlu di waspadai.

Baca Juga:

Waktunya Mengejar Ketinggalan Akademik Akibat Pandemi

anak
Virus penyebab ISPA menyerang sistem pernapasan. (freepik/jcomp)

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit menular akibat infeksi pada saluran pernapasan yang tidak hanya disebabkan oleh virus, tetapi juga bakteri. Salah satu penyebab ISPA adalah penyakit influenza.

Virus penyebab ISPA menyerang sistem pernapasan dan menimbulkan beberapa gejala, seperti hidung tersumbat, bersin, batuk, dan sakit tenggorokan. Terkadang, anak juga mengalami demam tinggi selama beberapa hari, lemas, dan sakit kepala. Pada kasus yang lebih berat, ISPA bisa berkembang menjadi pneumonia.

Bila anak terkena flu, ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan, yaitu memastikan anak banyak beristirahat, memberikan makanan bergizi, dan mencukupi kebutuhan cairannya agar anak tidak dehidrasi. Selain itu, kamu juga dapat memberikan obat flu anak yang banyak dijual bebas di pasaran sesuai dengan gejala yang dialami anak.

Cacar air

Cacar air merupakan salah satu penyakit yang penularannya rentan terjadi di sekolah dan umumnya dialami anak di bawah usia 12 tahun. Penyakit ini sangat mudah menular melalui percikan cairan yang keluar dari mulut atau hidung saat bersin dan batuk.

Kontak langsung dengan cairan dari benjolan cacar yang pecah dan berbagi pakai alat makan juga bisa meningkatkan risiko penularan. Seorang anak yang tertular cacar air akan mengalami gejala, seperti:

- Demam


- Sakit tenggorokan


- Pusing


- Sakit perut yang disertai munculnya ruam kulit dan benjolan kecil berisi cairan bening

Saat terjangkit cacar, biasanya anak akan merasakan gatal yang luar biasa. Namun, jangan sampai anak menggaruk benjolan yang muncul, sebab akan menimbulkan bekas luka bila sampai terinfeksi bakteri.

Konjungtivitis (mata merah)

Mata merah atau konjungtivitis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Mata merah terjadi karena peradangan konjungtiva, yaitu jaringan yang melapisi bagian dalam kelopak dan bagian putih mata.

Gejalanya meliputi mata berair, nyeri saat mengedipkan mata, bengkak pada kelopak mata, dan mata terasa gatal. Pada kasus yang lebih parah, peradangan dapat menyebabkan terbentuknya nanah.

Konjungtivitis yang disebabkan oleh infeksi virus dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, bila kondisi ini disebabkan oleh bakteri, diperlukan pengobatan antibiotik sesuai resep dokter. Untuk menghindari anak dari penyakit yang mudah menular di sekolah ini, kamu cukup ajarkan anak untuk mencuci tangan dengan benar.

Gastroenteritis

Gastroenteritis adalah jenis penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus pada saluran pencernaan. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala berupa diare, demam, lemas, dan sakit perut.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko anak terkena gastroenteritis, yaitu kebersihan lingkungan sekolah yang buruk, kontak dengan teman penderita diare, atau konsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi virus dan bakteri.

Untuk mencegah anak dari penyakit ini, kamu dapat mengajarkan anak pola hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan dengan benar, menjaga kebersihan rumah, dan mengonsumsi makanan bergizi.

Campak

Campak atau dikenal juga dengan sebutan rubella merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Gejala yang muncul berupa demam, batuk, hidung berair, sakit tenggorokan, mata merah, dan muncul ruam di sekujur tubuh.

Virus penyakit campak sangat mudah menyebar melalui udara yang telah terkontaminasi oleh percikan cairan yang keluar dari mulut atau hidung penderita saat batuk atau bersin.

Sebagai salah satu langkah pencegahan, pemberian vaksin pada anak sangat penting dilakukan. Ada dua jenis vaksin yang digunakan untuk mencegah campak, yaitu vaksin MR dan vaksin MMR.

Baca Juga:

Awas, Bahaya Gadget Mengintai Anak

#Lipsus Juli Liburan Sekolah #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan