Waspada Kanker Tulang Pada Anak


Kanker tulang dapat membuat tulang berubah bentuk, rapuh, dan mudah patah. (Foto: Freepik/Freepik)
TULANG berperan penting dalam pembentukan struktur tubuh. Tulang juga melindungi organ penting seperti paru-paru, jantung, dan otak.
Selain itu, tulang membantu tubuh untuk bergerak, membuat sel darah, serta sebagai tempat penyimpanan mineral seperti kalsium. Oleh sebab itu, kesehatan tulang perlu dijaga dengan baik.
Melansir laman Healthline, terdapat beragam gangguan yang bisa terjadi pada tulang. Salah satunya kanker tulang.
Kanker jenis ini dapat terjadi pada usia dewasa dan anak-anak. Kanker ini dapat membuat tulang berubah bentuk, rapuh, dan mudah patah.
Kanker tulang merupakan tumor pada tulang yang bersifat ganas. Kanker tulang yang terjadi pada anak bisa berkembang di tulang bagian tubuh mana saja.
Ferdiansyah, Ketua Dewan Pakar Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI) mengatakan, masyarakat masih awam dengan penyakit ini.
Upaya deteksi dini juga masih minim. Kebanyakan kanker tulang pada anak terjadi di tungkai dan lengan.
Baca juga:

Kanker tulang pada anak adalah penyakit yang berbahaya karena dapat merusak jaringan tulang yang sehat secara permanen.
Selain itu, kanker juga dapat menyebar dari satu bagian tulang ke bagian tulang lain atau organ lainnya. Biasanya ini terjadi pada anak rentang usia 5-14 tahun.
Terdapat dua jenis kanker tulang yang paling sering terjadi pada anak, yaitu osteosarcoma dan sarkoma ewing.
Osteosarcoma adalah jenis kanker tulang yang paling sering terjadi pada anak, terutama remaja. Osteosarcoma umumnya menyerang tulang-tulang berukuran besar dan panjang yang pertumbuhannya cepat seperti tulang lengan, lutut, dan tungkai.
Jika tidak segera diobati, kanker tulang jenis ini bisa menyebar ke tulang lain atau ke organ tertentu seperti paru-paru. Beberapa gejala yang muncul adalah:
- Pembengkakan dan kemerahan di tulang yang terkena tumor.
- Nyeri tulang atau sendi, terutama setelah beraktivitas atau di malam hari.
- Mudah mengalami cedera atau patah tulang.
- Benjolan yang keras pada kulit.
- Gerakan menjadi terbatas jika tumor berada di sendi.
- Susah berjalan atau pincang jika benjolan berada di area kaki atau tungkai.
Sedangkan Sarkoma Ewing adalah jenis kanker tulang yang lebih jarang terjadi. Biasanya Sarkoma Ewing menyerang anak-anak yang hendak memasuki masa remaja. Kanker jenis ini juga lebih banyak menyerang anak laki-laki daripada perempuan.
Kanker ini kerap terjadi di tulang panggul, dada dan rusuk, dan tungkai atau kaki. Terkadang sarkoma Ewing juga bisa menyerang tulang bagian lengan, tangan, tengkorak, dan tulang belakang.
Baca juga:

Selain di tulang, jenis kanker ini juga dapat berkembang pada jaringan lunak di sekitar tulang. Beberapa gejalanya adalah:
- Nyeri dan bengkak pada tulang yang terkena kanker. Gejala ini bisa berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
- Nyeri tulang yang memburuk di malam hari atau saat melakukan aktivitas fisik.
- Munculnya benjolan di kulit yang terasa nyeri dan hangat ketika disentuh.
- Sering merasa kelelahan.
- Sering demam.
- Kehilangan berat badan.
- Kesulitan berjalan.
Penyebab kedua kanker tulang ini belum diketahui secara pasti. Sejauh ini, sarkoma Ewing diketahui tidak terkait dengan paparan radiasi, senyawa kimia, atau faktor lingkungan lain.
Sedangkan kanker tulang osteosarcoma dikatakan lebih berisiko terjadi pada anak-anak yang pernah menjalani terapi radiasi atau paparan radiasi kuat.
Untuk mengobati penyakit kanker tulang pada anak, sering kali dibutuhkan tindakan operasi, kemoterapi, dan radioterapi.
Apa pun jenisnya, kanker tulang pada anak adalah kondisi yang perlu segera diperiksakan ke dokter. Jangan dilakukan pemijatan atau urut pada area yang sakit. (dgs)
Baca juga:
Merayakan Hari Kanker Anak Sedunia Bersama Keluarga Kurang Mampu
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
