Update Banjir Bandang di Flores Timur: 67 Orang Meninggal Dunia


Peristiwa bencana banjir bandang yang melanda wilayah Waiwerang dan sekitarnya di Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, NTT, pada Minggu (4/4). Foto: ANTARA/HO-Alfons Rianghepat
MerahPutih.com - Banjir bandang dan longsor terjadi di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Minggu (4/4) dini hari WIB. Akibatnya, 67 orang dilaporkan meninggal dunia.
Terdapat tiga wilayah yang terdampak yakni, Kecamatan Ile Boleng, Kecamatan Adonara Timur dan Wotan Ulumado.
Baca Juga
BNPB: 23 Orang Meninggal Dunia Akibat Banjir Bandang di Flores Timur
"Hingga Minggu sore, sedikitnya ada 67 orang meninggal dan puluhan warga diduga masih terjebak longsor," kata Bupati Flores Timur, Antonius Gege Hajon di Kupang, Minggu (4/4).
Menurut Wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Boli ada 63 warga di Desa Nelelamadike, Kecamatan Ileboleng, tewas tertimbun longsor dan empat orang dari desa Waiburak dan dari kelurahan Waiwerang Kota.
Camat Adonara Timur Damianus Wuran menjelaskan dampak banjir bandang di Waiwerang dan sekitarnya sangat parah akibat aliran lumpur yang membawa serta kayu dan batu besar yang menghantam permukiman warga.

Akibatnya, selain menghanyutkan warga, rumah, kendaraan, dan barang lainnya juga ikut terbawa banjir, serta akses jembatan yang menghubungkan kedua wilayah juga terputus.
"Banjir bandang pertama menghantam wilayah Waiwerang dan muntahannya itu yang lebih parah ke wilayah tetangga di Waiburak," ujarnya.
Ia mengatakan saat ini proses identifikasi dan pencarian masih berlangsung di lapangan mesikipun dihadapkan ada kondisi akses jaringan telekomunikasi yang sulit dan pasokan listrik yang sudah padam total.
Saat ini, kata dia, dukungan alat berat juga belum dikerahkan ke lapangan karena jumlah yang terbatas sehingga sudah digunakan untuk penanganan banjir dan longsor pada titik lain di wilayah Ile Boleng yang lebih parah.
Pihaknya juga tengah menunggu tim penanggulangan bencana dari kabupaten yang sedang dalam perjalanan dari Larantuka, Ibu Kota Kabupaten Flores Timur untuk bersama mengambil langkah penanganan darurat.
"Sementara ini korban selamat namun hanya dengan pakaian di badan kami identifikasi untuk mendapat penanganan darurat, sedangkan pencarian korban secara mandiri oleh warga masih terus berlangsung," pungkasnya. (*)
Baca Juga
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Gunung Lewotobi Laki-laki 3 Kali Erupsi hingga Selasa, 23 September Siang, Tinggi Letusan Sampai 1.500 Meter

Kemensos Gelontorkan Santunan Rp 15 Juta untuk Korban Meninggal akibat Banjir Bandang Bali

Bali Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem Hingga 21 September 2025, BBMKG Ungkap Penyebabnya

Prabowo Langsung ke Bali dari Abu Dhabi, Dengarkan Curhat Korban Banjir

BPBD Bali Koreksi Korban Tewas Banjir Bandang Bukan 18 tapi 17 Orang

Satu Keluarga Korban Banjir Bali Diduga Terjebak Reruntuhan Rumah, SAR Terjunkan 2 Ekskavator

Warga NTT Diminta Waspada Cuaca Ekstrem hingga Timbulkan Bencana Hidrometeorologi

Pasutri dalam Sigra Terseret Banjir Bali: Istri Meninggal, Mobil Belum Ditemukan

Pakistan Berbenah setelah Banjir Tewaskan Lebih daripada 300 Orang, Pulihkan Listrik dan Buka Jalan di Daerah Terdampak

Banjir Bandang Tewaskan Sedikitnya 200 Orang di India dan Pakistan
