Twitter Bantu Pulihkan Akun TNI AD Setelah Diretas
Twitter TNI AD. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Akun Twitter TNI AD diretas oleh pihak tidak bertanggung jawab yang menampilkan banyak cuitan berisikan gambar-gambar penguin.
Saat ini peretasan jadi perbincangan panas dipublik. Selain peretas akun Twitter TNI AD, ada pula peretas yang mengaku sebagai Bjorka yang mengklaim telah meretas surat menyurat milik Presiden Joko Widodo, termasuk surat dari Badan Intelijen Negara (BIN).
Baca Juga:
BSSN Akui Ada Data Valid yang Diretas Bjorka
Peretas ini juga mengklaim meretas diantaranya data penduduk Indonesia, pengguna kartu SIM, data pribadi Menteri Komunikasi dan Informatikan (Menkominfo) Johnny G. Plate, serta data dokumen rahasia milik Presiden Joko Widodo.
Klaim Bjorka itu disebarluaskan oleh sebuah akun Twitter "DarkTracer: DaekWeb Criminal Intelligence", yang kemudian viral dan sempat menjadi salah satu topik pembahasan terpopuler di Twitter.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigadir Jenderal TNI Hamim Tohari menyampaikan bahwa akun resmi Twitter TNI AD bernama pengguna @tni_ad sudah kembali normal setelah sempat diretas.
"Akun resmi Twitter TNI AD terhitung mulai hari Selasa siang, tanggal 13 September 2022, sudah mulai normal," kata Hamim dalam siaran tertulis Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Dispenad) yang diterima di Jakarta, Selasa (13/9).
Ia menyampaikan, TNI AD mengapresiasi pihak Twitter Indonesia yang telah membantu pemulihan dan pengamanan akun Twitter TNI AD dari aktivitas ilegal sehingga dapat beroperasi kembali seperti sedia kala.
"TNI AD mengapresiasi pihak Twitter Indonesia yang telah membantu pemulihan akun Twitter TNI AD sehingga bisa beroperasi kembali seperti sedia kala dan telah membantu mengamankan akun ini dari aktivitas ilegal," ujar dia.
Hamim mengatakan TNI AD terus mengevaluasi sistem pengamanan siber yang mereka miliki.
"TNI AD dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang mampu meminimalisasi gangguan serangan siber dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, baik terhadap sistem informasi maupun media sosial (medsos) yang dimiliki TNI AD," katanya.
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian memastikan jika klasifikasi serangan siber berupa pencurian data, seperti yang dilancarkan peretas Bjorka, masuk dalam kategori intensitas rendah.
Hinsa menjelaskan intensitas ancaman serangan di ruang siber sendiri diklasifikasikan menjadi tiga, yakni rendah, sedang, dan tinggi.
Serangan siber dengan intensitas tinggi, ialah yang sampai melumpuhkan infrastruktur informasi vital.
"Jadi, infrastruktur informasi vital ini adalah sistem elektronik yang sudah digunakan di objek vital nasional kita," tambahnya. (Knu)
Baca Juga:
Retas Data Menkominfo hingga Kasus Munir, Siapa sih Bjorka?
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Aksi KSAD Jenderal Maruli di Atas Artileri Berat, Sukses Tembak Jatuh Drone Musuh
Unhan Bawa 165 Mahasiswa Lihat Langsung Skuadron Anti Kapal Selam dan Pesawat Logistik Cepat Demi Kuasai Dinamika Peperangan Modern
Mahasiswa Magister Pertahanan Unhan RI Rasakan Sensasi Langka Terbang Bareng Pesawat Patroli Maritim CN-235
DPR Ingatkan Pentingnya AI dan Cyber Defense untuk Fungsi Pertahanan Modern di Tubuh TNI
Komisi I DPR Siap Kawal OMSP TNI di UU Baru, Tolak Dwifungsi dan Fokus Tugas Siber
TNI Diperbantukan Kawal MBG, DPR Ungkap Pentingnya Kolaborasi Alat Negara dalam Mendeteksi Masalah dan Antisipasi Keracunan
Prabowo Dorong Meritokrasi di TNI: Kualitas Kalahkan Senioritas, Perwira Junior Berprestasi Berpeluang Pimpin Jabatan Strategis
Jangan Sampai Terjebak Macet! Dishub DKI Siapkan Skema Rekayasa Lalu Lintas di Sekitar Monas Saat HUT TNI
Daftar Puluhan Kereta Jarak Jauh yang Akan Berhenti Luar Biasa di Stasiun Jatinegara Buntut HUT TNI
Mata Prajurit Diminta Beri Tatapan Tajam ke Prabowo Saat HUT TNI