Teroris Indonesia Berkaitan Erat dengan Jaringan Filipina


Simulasi penanganan teroris oleh Prajurit TNI Yonif Para Raider 501 Kostrad/Bajra Yudha (ANTARA FOTO/Siswowidodo)
MerahPutih.Com - Sebaran teroris di Indonesia kini bukan lagi berasal dari Afghanistan atau Timur Tengah tapi justru dari negara tetangga yakni Filipina.
Pakar radikalisme dan terorisme Profesor DR Hermawan Sulistyo menyatakan bahwa teroris yang ada di Asia Tenggara bersumber dari Filipina Selatan, sedangkan di Indonesia sendiri juga semuanya pranala (link) dari Filipina.
"Dari dalam sendiri, bibit teroris itu ada dan tumbuh karena adanya ketimpangan ekonomi. Misalnya, Mukhlas dan Amrozi asalnya dari daerah miskin," katanya seusai menghadiri acara Silaturahmi dan Halakah Ulama, Umara, dan Tokoh Masyarakat dalam rangka Merumuskan Kepentingan Nasional Bangsa Indonesia tentang Bahaya Radikalisme dan Terorisme di Ponpes Al Munir, Desa Kalianget, Kecamatan Banyuglugur, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Minggu (17/9) sore.
Karena adanya ketimpangan ekonomi dan tumbuh teroris baru dan para teroris mulai "membungkusnya" dengan agama yang salah. Oleh karena itu, perlu mengandalkan pondok pesantren tradisional NU dalam menanggulangi terorisme karena tidak ada tradisi radikalisme dalam NU dalam pengertian kenegaraan.
Pembubaran organisasi radikal oleh Pemerintah, katanya, sangat tepat dilakukan dan seharusnya pemerintah mengambil langkah pembubaran organisasi radikal dilakukan sejak dahulu.
"Sebelum organisasi radikal 'meledak' atau bertambah besar organisasinya memang lebih baik dibubarkan. Prosesnya perlu penyadaran," ucapnya.
Di Singapura, misalnya, ada 85 tersangka teroris yang ditangkap oleh aparat tanpa ada proses praperadilan dan tidak ada hak asasi manusia (HAM).
"Akan tetapi, keesokan harinya semua keluarga tokoh teroris yang ditangkap itu, mulai istri-istrinya diurusi negara hingga anak-anaknya juga disekolahkan oleh negara," katanya.
Dalam acara tersebut, juga dihadiri beberapa pakar terorisme lainnya serta kiai dari sejumlah daerah di Jawa Timur.(*)
Bagikan
Berita Terkait
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara

China Tahan Kapal Milik Filipina, Bakal Bangun Cagar Alam 3.500 Hektare di Laut China Selatan

Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia

785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta

ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris

Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal

Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat

ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri

Filipina Juga Berhasil Nego Tarif Impor AS, Sama Kaya Indonesia Besarnya 19%

Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
