Terbongkarnya Jejaring Metamorfosa Jamaah Islamiyah

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo. (ANTARA/RENO ESNIR)
Merahputih.com - Densus 88 Antiteror membongkar praktik organisasi terlarang Jamaah Islamiyah (JI) pimpinan Para Wijayanto (54), istri Para yakni Masitha Yasmin (47), dan tiga orang kepercayaannya.
Densus 88 pun telah menangkap Para Wijayanto bersama istri di Hotel Adaya, Jalan Kranggan, Jati Sampurna, Bekasi, Jawa Barat, pada Sabtu (29/6), pukul 06.12 WIB.
Sementara tiga orang kepercayaan Para Wijayanto ditangkap di lokasi berbeda. Abdurrahman (23), ditangkap di Perumahan Griya Syariah II, Kebalen, Babelan, Bekasi, Jawa Barat. Budi Trikaryanto alias Haidar alias Denis alias Gani (42) ditangkap di Jalan Raya Pohijo, Sampung Ponorogo, Jawa Timur, pada keesokan harinya.
Bambang Suyoso Edi Salam alias Sadam alias Edi (49) ditangkap di SPBU Bambu Kuning, Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada hari yang sama.
BACA JUGA: Dikotomi Jamaah Islamiyah dan Jamaah Ansharut Daulah
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, JI setelah tahun 2007 melakukan metamorfosa. "Yang ditangkap kali ini adalah pimpinan JI setelah dia melakukan metamorfosa, atau dia bisa dikatakan sebagai amir dari JI," kata Dedi dalam keterangannya, Senin (1/7).
Dedi mengatakan, Para Wijayanto, pada 2000-an, merupakan orang kepercayaan di JI kala itu. Dia memiliki kemampuan intelijen. Setelah JI dinyatakan bubar, Para Wijayanto dibaiat sebagai amir JI yang ada di Indonesia. Dedi menekankan, JI berbeda dengan JAD. "JI ini lebih tua," ucap Dedi.

JI sendiri berafiliasi ke Al-Qaeda, sementara JAD sendiri merupakan pecahan dari JI yang afiliasinya ke ISIS pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi.
Sementara, peran BS merupakan penghubung antara amir dengan orang yang berhasil direkrut. Dia juga merangkap sebagai driver amir, salah satu orang kepercayaan amir.
"A perannya sehari-hari membantu menggerakkan organisasi JI di Indonesia. Tersangka BT alias Haidar alias Denis alias Gani sebagai penasihat dan asisten dari PW, orang kepercayaannya juga untuk mengendalikan JI di Jawa Timur," papar Dedi.
BACA JUGA: Densus 88 Geledah Rumah Terduga Teroris, Diduga Jaringan Pelaku Bom Pospol Kartasura
Para Wijayanto (54), merupakan terduga teroris yang pernah mendapat pelatihan militer (idad) di Moro, Filipina pada 2000 lalu. Setelah lulus idad, Para Wijayanto aktif dalam struktur organisasi JI.
"Rekam jejaknya cukup panjang. Pada tahun 2000 yang bersangkutan merupakan alumni pelatihan militer di Moro. Dari situlah yang bersangkutan aktif dalam struktur organisasi terorisme JI. Yang bersangkutan adalah lulusan S1 Teknik Sipil di universitas ternama di pulau Jawa," kata Dedi.
Dedi menyebut Para Wijayanto memiliki kemmapuan yang komprehensif yaitu di bidang intelijen dan militer. Karena kemampuannya tersebut, dia dibaiat sebagai amir kelompok JI.
"Dari sisi intelektual dan kompetensi, yang bersangkutan memiliki kompetensi merakit bom, kemampuan intelijen, kemampuan militer lainnya. Cukup komprehensif sehingga yang bersangkutan dibaiat sebagai Pimpinan JI," ujar Dedi.

Rekam jejak lainnya Para Wijayanto selanjutnya adalah terlibat kasus Bom Natal di Poso, Bom di Kedubes Australia dan Bom Bali I. Dia juga menjadi informan untuk kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng).
"Yang bersangkutan juga aktif ketika terjadi kerusuhan di Poso 2005 sampai 2007. Karena dia juga memiliki kemampuan intelijen, dia memberikan masukan-masukan kepada jaringan teroris yang ada di Poso, yaitu MIT, mensuplai senjata pada 2007," jelas Dedi.
Kemudian, Para Wijayanto juga diduga mengetahui adanya penyimpanan 1 ton bahan peledak di Sukoharjo yang dimiliki kelompok teroris pimpinan Badri Solo. Kasus tersebut berhasil diungkap Densus 88 pada 2012 silam. "Yang bersangkutan juga saat rusuh di Poso menjadi pendukung, baik operasional maupun logistik, kepada kelompok teroris di sana," tutur Dedi.
"Selain itu yang bersangkutan juga sepanjang tahun 2013 sampai 2018 sudah mengirim orang-orang yang berhasil direkrut untuk mengikuti program pelatihan maupun langsung praktik kegiatan perang di Suriah. Sudah ada 6 gelombang yang diberangkatkan," sambung dia.
BACA JUGA: Densus 88 Ciduk Terduga Teroris Lampung Saat Berteduh di Pasar Tugu
Para Wijayanto sendiri menjadi target perburuan Densus 88 Antiteror sejak 2003. Untuk mengaburkan keberadaannya, Para Wijayanto memiliki sederet nama lain. "Memiliki nama inisial yang cukup banyak. PW alias Abang alias Aji Pangestu alias Abu Askari alias Ahmad Arief alias Ahmad Fauzi Utomo selama yang bersangkutan memimpin JI ini," terang Dedi.
"Dia pernah bergabung dengan kelompok Noordin M Top, kemudian dr Azhari dan kelompok yang lain," lanjut Dedi. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Bripka Rohmat Pelindas Affan Kurniawan tak Dipecat, Hanya Disanksi Demosi 7 Tahun

Politik Nasional Kisruh, Mantan Anggota Kelompok Jamaah Islamiyah Ngaku Malah makin Pro-NKRI, Rasakan ‘Sentuhan’ Kebaikan

Pejabat Tinggi Polri Dilantik, Komjen Syahardiantono Jabat Kabareskrim, Irjen Asep Edi Resmi Jadi Kapolda Metro Jaya

ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris

ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri

Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor

Alasan Pakai Robot, Polri Khawatir Anggotanya Jadi Korban di Lokasi Rawan dan Berbahaya

Mabes Polri Tak Mau Kalah dengan Negara Lain soal Penggunaan Robot untuk Tugas Kepolisian

Email Misterius Ancam Ledakkan Pesawat Haji, Densus 88 Koordinasi dengan Otoritas Arab Saudi

Remaja 18 Tahun Ditangkap Densus 88, Diduga Sebarkan Propaganda ISIS dan Ajakan Teror
