Tekan Penularan, IDI Ingatkan OTG COVID-19 Lakukan Isolasi Mandiri


Tes COVID-19. (Foto:MP/Ismail)
MerahPutih.com - Ketersedian ruang perawatan untuk pasien COVID-19 di sejumlah rumah sakit (RS) sudah terisi penuh. Hal ini terjadi akibat lonjakan kasus aktif dalam sepekan. Jika tidak diatasi, bisa menimbulkan persoalan baru khususnya bagi tenaga medis yang melakukan perawatan.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Daeng M Faqih meminta pemerintah kembali membuka tempat penginapan atau selter bagi para pasien COVID-19 yang tidak memilik gejala berat atau orang tanpa gejala (OTG).
Baca Juga:
Yuk Taat Prokes! Kasus Harian COVID-19 Pecah Rekor Capai 21.095
"Harus didorong lagi membuka gedung-gedung hotel-hotel untuk menampung kasus-kasus yang sangat ringan," ujar Daeng dalam talkshow daring "COVID-19 Gawat Darurat", Sabtu (26/6).
Menurut Daeng, kebijakan itu sebetulnya sudah pernah dilakukan pemerintah dan terbukti berhasil dalam memberikan penanganan medis untuk para pasien. Hal itu, merupakan salah satu strategi penanganan kasus COVID-19 agar tidak terjadi penumpukan pasien di RS.
"Jadi kondisi ini tidak membuat rumah sakit menjadi penuh. Rumah sakit hanya untuk para pasien yang memiliki gejala berat dan sangat membutuhkan pertolongan medis," katanya.
Dia menuturkan, pasien yang hanya memiliki gejala ringan sebaiknya cukup melakukan isolasi mandiri saja agar penanganan di Rumah Sakit menjadi maksimal.
Daeng mengatakan, pendirian selter itu merupakan bagian dari strategi penanganan di tingkat hilir yakni dengan menambah kapasitas pelayanan.

Dengan adanya selter, Daeng berharap, pasien yang berstatus OTG maupun bergejala ringan tidak perlu dibawa ke rumah sakit untuk menjalani isolasi mandiri.
"Sehingga yang kasus-kasus begini ini tidak membuat penuh rumah sakit," ujar Daeng.
Daeng mengingatkan pentingnya isolasi mandiri bagi para pasien OTG karena jumlahnya mencapai 50 persen dari jumlah kasus COVID-19 secara keseluruhan.
Kasus OTG sampai sekarang, dan ini lumrah, itu sulit diidentifikasi dengan baik berapa jumlahnya, di mana posisinya dan susah dikendalikan.
"Ini yang menyebabkan penularan akan berpotensi lonjakan seperti sekarang," katanya. (Knu)
Baca Juga:
Jokowi Targetkan Vaksinasi COVID-19 Jadi 2 Juta Orang Per Hari
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Pemerintah Jemput Bola Vaksinasi Ribuan Hewan Peliharaan, Jakarta Targetkan Bebas Rabies

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat
![[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat](https://img.merahputih.com/media/a1/94/ca/a194ca9b40f4787086da8d3b6dbeaf1d_182x135.jpg)
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul](https://img.merahputih.com/media/cb/96/e7/cb96e76dd80770d33a8ae51142c6957d_182x135.jpg)