Kesehatan

Jangan Cemas di Tengah Pelonggaran Pemakaian Masker

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Rabu, 25 Mei 2022
Jangan Cemas di Tengah Pelonggaran Pemakaian Masker

Kenali tips mengatasi kecemasan terhadap kebijakan pelonggaran penggunaan masker (Foto: pixabay/rubberduck1951)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KEBIJAKAN pelonggaran pemakaian masker merupakan kabar bahagia bagi banyak orang karena bisa bernapas lega di ruang terbuka. Meski begitu, kebijakan ini sekaligus memberikan rasa cemas bagi orang yang takut terpapar COVID-19.

Mengenai hal itu, Psikolog Mega Tala Harimukthi memberikan tips untuk orang-orang yang masih khawatir akan kebijakan pelonggaran pemakaian masker. Mega mengatakan tidak semua hal bisa kita kendalikan. Jadi apabila memang kebijakan itu membuat semakin cemas, tetap terapkan protokol kesehatan.

Baca Juga:

Atasi Kecemasan akibat Kemunculan Varian Omicron

Sejumlah masyarakat merasa senang terhadap pelonggaran kebijakan menggunakan masker, namun di sisi lain ada pula masyarakat yang merasa cemas (Foto: pixabay/leo2014)

Psikolog klinis dewasa dari Ikatan Psikolog Klinis wilayah Banten tersebut menuturkan bahwa masyarakat sejak hampir tiga tahun terakhir sudah berusaha berdamai dan berdampingan dengan pandemi COVID-19. Salah satu cara yang dilakukan yaitu menerapkan protokol kesehatan, termasuk memakai masker di ruang publik.

Dalam upaya berdamai tersebut, Mega mengatakan bahwa sebagian orang merasa cemas, dan kecemasan itu bisa meningkat, seiring kebijakan peloggaran pemakaian masker di area terbuka yang diumumkan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.

"Sebagian masyarakat yang masih sangat cemas menghadapi pandemi, justru menjadi semakin cemas dengan kebijakan ini. Orang-orang di sekitar saya pun masih ada, namun enggak banyak yang menjadi semakin cemas karena kebijakan ini," ujar Mega seperti dikutip dari Antara.

Untuk mencegah rasa cemas, terutama bagi kamu yang tidak nyaman dengan kebijakan tersebut, kamu bisa mengenakan masker meski di area terbuka, agar diri kamu sendiri merasa aman. Namun, kamu juga harus menerima kenyataan, apabila nantinya banyak orang yang menerapkan kebijakan pelonggaran masker, dan terkesan abai pada protokol kesehatan.

"Karena yang bisa dilakukan adalah mengendalikan diri sendiri, dan yang tidak bisa dilakukan adalah mengendalikan orang lain termasuk perilakunya dalam berprotokol kesehatan. Artinya, kita tidak bisa lagi memaksakan orang lain untuk mengikuti perilaku kita yang masih bermasker untuk menjaga keamanan diri sendiri," ucap Mega.

Baca Juga:

Kominfo Imbau Masyarakat Tak Termakan Hoaks COVID-19

Atasi kecemasan dengan tetap memakai masker dan menerapkan protokol kesehatan (Foto: pixabay/katya_ershova)

Mega mengatakan pada akhirnya masyarakat bisa tetap menjaga diri sendiri dan orang terdekat di tengah kebijakan yang ada. Selain memakai masker di ruang terutup dan mencuci tangan, jangan lupa juga untuk mencuci tangan dengan air dan sabun secara rutin, serta mendapatkan vaksin COVID-19 lengkap.

"Intinya, bagi yang masih merasa cemas dengan kebijakan baru itu, ada baiknya tetap menerapkan protokol kesehatan di mana pun sebagai upaya menurunkan kecemasan dan merasa lebih aman," tegas Mega. (ryn)

Baca Juga:

Kenali Bahaya Gangguan Jantung Akibat COVID-19

#Kesehatan #Masker
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan