PSI Jawab Sentilan Ahok 'Partai Baru Ngomong Gede'
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berfoto bersama warga. (Foto: Twitter @basukibtp)
Merahputih.com - Wasekjen PSI, Danik Eka Rahmaningtyas menanggapi sentilan dari Basuki Tjahaja Purnama (BTP/Ahok) yang menyebut 'partai baru ngomong gede'.
"Terima kasih atas kritik Pak Ahok kepada PSI. Bapak bilang kami PSI 'Partai baru bisa ngomong gede. Masuk ke dalam belum tentu bisa teruji," kata Danik dalam keterangannya, Kamis (20/2).
Danik mengakui jika PSI memang partai baru yang masih kecil. "Betul pak, kami memang partai baru, masih kecil. Insya Allah kami akan berjuang dengan apa yang kami punya," ucap dia.
Baca Juga:
Danik juga menyebut PSI sudah mulai 'mengecilkan' omongan dan fokus bekerja menjaga amanah rakyat lewat kader PSI yang menjadi DPRD di sejumlah daerah, baik itu ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
Sebagai contoh, Danik menyinggung bagaimana kinerja anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI dalam mengawasi anggaran agar transparan dan tidak dikorupsi.
"Di Jakarta, provinsi yang pernah bapak pimpin, anggota DPRD dari Partai Solidaritas Indonesia bekerja menyelematkan anggaran, mendorong agar anggaran transparan, memastikan nggak ada uang rakyat yang dikorupsi atau dihamburkan sia-sia," jelas dia.
Danik kemudian mengingatkan bahwa apa yang dilakukan kader PSI itu sama seperti yang diperjuangkan Ahok ketika menjabat Gubernur DKI Jakarta. "Saya jadi ingat, itu dulu yang bapak pernah perjuangkan di Jakarta. Nggih toh Pak (Ahok)?" paparnya.
Danik mengungkapkan jika kader-kader PSI yang didominasi oleh anak muda memilih terjun ke dunia politik karena terinspirasi dari Ahok. "Nuwun sewu, kami anak-anak PSI masuk politik karena terinspirasi nilai yang dulu bapak perjuangkan. Dan kami sedang melanjutkan kerja itu," terangnya.
"Bagi kami Ahok lebih kepada nilai dan cita-cita, tidak lagi sebagai personal. Doakan ya pak," pungkas Danik.
Baca Juga:
PKS Bela Anies yang Dinilai Tak Becus Tangani Kemacetan di Jakarta
Dalam acara peluncuran buku 'Panggil Saya BTP' di Jakarta, Senin (17/2), Ahok mengatakan dirinya tidak merasa dilema apabila dihadapkan pada pilihan PDIP atau PSI. Ahok juga mengungkapkan alasan dirinya memilih bergabung dengan PDIP.
"Enggak ada dilema PDIP atau PSI. Saya berpikir suatu negara yang begitu tegang, dalam keadaan negara terbelah, kita harus punya satu partai nasionalis yang besar. Saya memimpikan PDIP bisa di atas 33 persen," kata Ahok.
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) itu lantas menyinggung bahwa partai baru mungkin bisa saja ngomong besar, namun belum tentu bisa teruji ketika partai tersebut masuk ke parlemen. "Partai baru (cuma) bisa ngomong gede. Masuk ke dalam belum tentu teruji," ucap Ahok. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Musim Hujan Ekstrem, Anggota Dewan PSI Nilai Pramono Gamang Pilih Kebijakan Hiburan atau Penanganan Banjir
Jumat Malam Tol JORR Macet Parah, PSI Minta Jam Operasional Truk di Jakarta Dibatasi
Pelantikan PSI Solo, DPD PSI Solo Undang Jokowi Jadi Saksi
Dewan PSI Sesalkan Pemotongan Anggaran Subsidi Pangan, tapi Malah Tambahin Dana Forkopimda Rp 200 Miliar
Dikasih Topi Logo Gajah, Jokowi Ngaku Ngomong Banyak Hal Dengan Sekjen PSI
PSI Ungkap Pengurangan Anggaran Berimbas pada Penghapusan BPJS Kesehatan 1,3 Juta Warga DKI
PSI DKI Temukan Anggaran Fantastis Pembelian Lampu Operasi di Dinkes, Nilainya Capai Rp 1,4 Miliar
Rp 14,6 Triliun DKI Ngendap di Bank, PSI Soroti Belanja Subsidi dan Modal yang Mampet
Pemprov DKI Ungkap Mafia Kios di Pasar Barito, PSI Sebut Preseden Negatif yang Menunjukkan Kelalaian Pemda
PSI Usul Pelelangan Ikan Masuk Kawasan Tanpa Rokok