Polusi dan Sampah di Yogyakarta Berkurang Drastis di Masa Pandemi
Yogyakarta lebih bersih dari sampah dan polusi udara. (Foto: MP/Teresa Ika)
SEJAK pandemi COVID-19, kualitas udara di Kota Yogyakarta membaik. Konsentrasi karbon monoksida sebagai satu dari lima parameter kualitas udara ambien terus menurun sejak Maret 2020.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Suyana menduga polusi udara ini berkurang karena banyaknya masyarakat yang membatasi aktivitasnya diluar rumah.
Baca Juga:
Kenormalan Baru Diterapkan, 3 Ajang Wisata Bakal Digelar di Sleman
“Akibatnya, kepadatan lalu lintas pun berkurang. Kemudian juga menurunkan tingkat emisi karbon sehingga konsentrasi karbon monoksida pun menurun dan udarapun lebih segar,” Jelas Suyana di Yogyakarta, Senin (07/06).
Suyana melanjutkan berdasarkan data, konsentrasi karbon monoksida (CO) pada Maret mencapai 4.169 mikrogram per meter kubik, turun menjadi 3.820 mikrogram per meter kubuk pada April. Kemudian kembali turun menjadi 2.426 mikro gram per meter kubik. Konsentrasi CO pada Mei tersebut berkurang hingga 42 persen dibanding Maret.
Data tersebut diperoleh dari stasiun Air Quality Monitoring System (AQMS) milik Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta. Peralatan untuk memantau kondisi kualitas udara tersebut ditempatkan di kantor lama DLH yang berada di Kecamatan Gondokusuman.
Ia berharap penurunan konsentrasi karbon monoksida selama tiga bulan terakhir dapat dipertahankan, termasuk jika seluruh aktivitas masyarakat berangsur-angsur kembali normal.
Baca Juga:
Yogyakarta Bakal Gelar Simulasi New Normal di Destinasi Wisata
"Jika aktivitas masyarakat meningkat maka konsentrasi CO pun akan meningkat. Yang sulit adalah menjaga konsentrasi pencemar udara tetap rendah di tengah meningkatnya aktivitas masyarakat,” katanya.
Iapun menyarankan masyarakat untuk menjadikan masa pandemi COVID-19 sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup, dimulai dari lingkungan terdekat di sekitar tempat tinggal.
“Misalnya dengan menanam untuk mengisi waktu saat berada di rumah. Lingkungan akan terasa lebih hijau dan nyaman dan kualitas udara meningkat,” katanya.
Selain penurunan konsentrasi karbon monoksida, selama pandemi COVID-19 juga terjadi penurunan volume sampah sekitar 20 persen. (*)
Baca Juga:
Tulisan dari Teresa Ika kontributor merahputih.com untuk wilayah DI Yogyakarta dan sekitarnya.
Bagikan
Patricia Pur Dara Vicka
Berita Terkait
Uji Coba RDF Plant Rorotan Dihentikan, Beroperasi Kembali Setelah Perbaikan Mobilisasi Truk Compactor
Uji Coba RDF Rorotan Dihentikan Sementara, Warga Protes Bau Menyengat
RDF Plant Rorotan Dikeluhkan Warga, DPR Desak Pemerintah Lakukan Evaluasi
Warga Rorotan Terancam ISPA Gara-Gara 'Air Lindi' RDF Plant, Gubernur DKI Pramono Anung Siap Turun Gunung
Operasional RDF Plant Rorotan Diduga Bikin 20 Anak di Cakung Timur Kena ISPA dan Mata Merah
Udara Jakarta Lebih Berbahaya 10 Kali Lipat dari Batas WHO pada Jumat (31/10), Ini Tips Bertahan Hidup dari Dinkes
Cemari Udara dan Air Hujan, Pemprov DKI Cari Landasan Berikan Sanksi Sosial Bagi Warga Pembakar Sampah
Mulai 2026, Jemaah Calon Haji Banten dan DIY Berangkat dari Embarkasi Cipondoh dan Yogyakarta
Picu Hujan Mikroplastik, Wajah Pelaku Bakar Sampah Bakal Dipajang di Medsos DLH Jakarta
204 Investor Bakal Kelola Sampah di Indonesia