Pantau Langsung Bantar Gebang, Hamish Daud Suarakan Kepedulian Lingkungan

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Selasa, 05 November 2019
Pantau Langsung Bantar Gebang, Hamish Daud Suarakan Kepedulian Lingkungan

Hamish Daud miris melihat situasi di Bantar Gebang (Foto: istimewa)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BARU-BARU INI, Hamish Daud, Founder Indonesian Ocean Pride, dan Satya Winnie, bloger yang menyuarakan kepedulian lingkungan, berkesempatan mengunjungi wilayah TPST Bantar Gebang, Bekasi.

Saat kunjungan mereka ke sana, Roy selaku Public Relation Officer TPST Bantar Gebang menuturkan bahwa saat ini terhitung sebanyak 117 ton sampah masuk ke Bantar Gebang setiap harinya.

Baca Juga:

Cara Laura Basuki Hadapi Makhluk Menyeramkan Saat Syuting Film Horor

Karena itu, gunungan sampah yang ada di Bantar Gebang kini sudah mencapai 41 meter. Tingginya tumpukan itu pun sudah melebihi standar tumpukan sampah. Selain itu, lahan yang dipakai untuk menumpuk sampah itu juga semakin lama semakin sedikit.

Hamish Daud saat meninjau langsung Bantar Gebang (Foto: istimewa)

Apabila permasalahan itu tak ditanggulangi sesegera mungkin, akan semakin banyak tumpukan sampah yang ada di Bantar Gebang dan akan semakin menggunung. "Setiap tahun, jumlah sampah yang masuk ke Bantar Gebang naik sebesar 10%. Artinya dalam waktu 10 tahun, sampah warga Jakarta bisa naik menjadi dua kali lipat," jelas Roy dalam siaran pers yang diterima Merahputih.com, Selasa (5/11).

Baca Juga:

4 Artis yang Pernah Perankan Tokoh Penting Indonesia di Film Layar Lebar

Lebih lanjut Roy menambahkan, "Sebetulnya bisa saja Pemerintah Jakarta membuka lahan baru sebagai tempat pebuangan sampah. Namun, semakin banyaknya jumlah sampah yang ada membuat pemerintah harus terus membuka lahan baru pula untuk menampung sampah tersebut."

Sistem pengolahan yang dipakai di Bantar Gebang ialah metode landfill. Metode tersebut menghasilkan gas metana yang berbahaya, karena gas tersebut mudah terbakar. Adapula efek pemanasan global yang ditimbulkan gas itu.

Tumpukan Sampah di Bantar Gebang (Foto: istimewa)

Di Bantar Gebang, telah diterapkan bio membrane untuk mengumpulkan gas metana dari gunungan sampah. Namun, dengan penerapan metode itu, tempat pembuangan sampah tak bisa digunakan lagi. Gas metana yang dikumpulkan bio membrane bisa digunakan untuk menghasilkan listrik menggunakan generator. Dengan begitu, efek buruk akibat gas metana itu dapat berkurang.

Jumlah sampah terbesar yang masuk ke Bantar Gebang merupakan sampah organik. Jenis kedua yang terbesar ialah sampah plastik. Berbeda dengan sampah organik yang bisa didaur ulang, sampah plastik tak bisa dilebur dan akan terus ada selama ratusan hingga ribuan tahun mendatang.

Proses daur ulang sampah plastik bisa dilakukan dengan adanya pemulung yang mengambil sampah di Bantar Gebang. Dengan begitu, sampah yang tak dapat didaur ulang tersebut bisa berkurang.

Karena itu, bagi Hamish Daud, pemulung merupakan pahlawan sesungguhnya dalam menanggulangi pengurangan sampah di Jakarta. Hal itu dikemukakan Hamish Daud seusai menyaksikan sendiri kondisi di Bantar Gebang.

"Saya telah menyaksikan sendiri bagaimana mereka bekerja banting tulang dan kerja di tempat yang tidak nyaman demi keluarga. Mereka membuat negara kita bersih dan menjaga alam kita, bahkan sampai 24 jam," tutur Hamish.

Selain kagum dengan para pemulung yang rela bekerja di tempat yang kurang nyaman, Hamish juga merasa sangat terkejut dan menyayangkan karena banyak sampah sisa makanan di Bantar Gebang. "Saya sangat terkejut sampah yang paling banyak di sini ialah makanan. Artinya, banyak sekali masyarakat Jakarta yang buang makanan," tambah Hamish.

Selain itu, suami dari penyanyi Raisa itu pun menuturkan salah satu solusi yang bisa dilakukan masyarakat ialah dengan melakukan compositing. "Salah satu solusi yang bisa digunakan masyarakat ialah melakukan composting. Pisahin kompos, pisahin botol-botol yang bisa diambil sama pemulung untuk didaur ulang," sarannya.

Ia menyarankan plastik-plastik lain bisa digunakan lagi untuk hal lain. Ia mengatakan cuma butuh 2-3 menit dalam sehari untuk memilah sampah. "Plastik itu bisa untuk misalnya tanam cabai dengan kompos di rumah," ujarnya.

Di akhir, Hamish Daud berpesan semoga kebiasaan baik untuk terus menjaga lingkungan tersebar di kita semua untuk Indonesia yang lebih baik. (Ryn)

Baca Juga:

Raffi Ahmad Putuskan Istirahat Dari Dunia Hiburan, Ada Apa?

#Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantar Gebang #Sampah Plastik #Sampah #Hamish Daud
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Indonesia
The Habibie Center Luncurkan Proyek Tangani Sampah Laut di Indonesia
Laut tidak mengenal batas, sehingga tanggung jawab untuk melindunginya juga tidak seharusnya dibatasi oleh batas wilayah.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 06 November 2025
The Habibie Center Luncurkan Proyek Tangani Sampah Laut di Indonesia
Indonesia
Uji Coba RDF Plant Rorotan Dihentikan, Beroperasi Kembali Setelah Perbaikan Mobilisasi Truk Compactor
Pihaknya berencana menambah truk compactor untuk mengangkut sampah ke RDF Rorotan. Pengiriman sampah juga dilakukan secara bertahap, sehingga tidak membuat truk compactor terlalu penuh.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 05 November 2025
Uji Coba RDF Plant Rorotan Dihentikan, Beroperasi Kembali Setelah Perbaikan Mobilisasi Truk Compactor
Indonesia
Uji Coba RDF Rorotan Dihentikan Sementara, Warga Protes Bau Menyengat
Uji coba RDF Rorotan kini dihentikan sementara, karena bau menyengat yang diprotes warga. Hal itu diungkapkan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung.
Soffi Amira - Selasa, 04 November 2025
Uji Coba RDF Rorotan Dihentikan Sementara, Warga Protes Bau Menyengat
Indonesia
RDF Plant Rorotan Dikeluhkan Warga, DPR Desak Pemerintah Lakukan Evaluasi
Berdasarkan informasi warga bau masih tercium hingga area perumahan, terutama ketika pintu hangar terbuka atau saat pergantian shift kerja.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 04 November 2025
RDF Plant Rorotan Dikeluhkan Warga, DPR Desak Pemerintah Lakukan Evaluasi
Indonesia
Warga Rorotan Terancam ISPA Gara-Gara 'Air Lindi' RDF Plant, Gubernur DKI Pramono Anung Siap Turun Gunung
Warga protes air lindi tumpah dan 20 anak kena ISPA/penyakit mata, mengancam demo 10 November menuntut penutupan fasilitas pengolahan sampah tersebut
Angga Yudha Pratama - Senin, 03 November 2025
Warga Rorotan Terancam ISPA Gara-Gara 'Air Lindi' RDF Plant, Gubernur DKI Pramono Anung Siap Turun Gunung
Indonesia
Operasional RDF Plant Rorotan Diduga Bikin 20 Anak di Cakung Timur Kena ISPA dan Mata Merah
Warga desak Pemprov DKI melakukan penutupan
Angga Yudha Pratama - Senin, 03 November 2025
Operasional RDF Plant Rorotan Diduga Bikin 20 Anak di Cakung Timur Kena ISPA dan Mata Merah
Indonesia
Cemari Udara dan Air Hujan, Pemprov DKI Cari Landasan Berikan Sanksi Sosial Bagi Warga Pembakar Sampah
Berbeda dengan sanksi hukum yang bersifat mengikat, sanksi sosial lebih menekankan pembinaan moral dan tanggung jawab kolektif.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 30 Oktober 2025
Cemari Udara dan Air Hujan, Pemprov DKI Cari Landasan Berikan Sanksi Sosial Bagi Warga Pembakar Sampah
Lifestyle
Lirik Lagu 'Love You Longer' ungkapan Cinta Raisa untuk Hamish Daud
Jika diperhatikan lebih dalam, setiap bait lirik dalam “Love You Longer” memancarkan rasa syukur
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 25 Oktober 2025
Lirik Lagu 'Love You Longer' ungkapan Cinta Raisa untuk Hamish Daud
Indonesia
Kurangi Polusi Mikroplastik, Pemprov DKI Bangun RDF Plant dan PSEL
Penguatan infrastruktur pengelolaan sampah ini menjadi salah satu prioritas Pemprov DKI untuk mengurangi ketergantungan terhadap Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.
Dwi Astarini - Jumat, 24 Oktober 2025
Kurangi Polusi Mikroplastik, Pemprov DKI Bangun RDF Plant dan PSEL
Indonesia
204 Investor Bakal Kelola Sampah di Indonesia
Danantara akan menjadi pemegang saham di semua proyek Waste To Energy, untuk memastikan bahwa proyek itu berjalan dengan baik dan benar.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 24 Oktober 2025
 204 Investor Bakal Kelola Sampah di Indonesia
Bagikan