Pandemi Terkendali, Masyarakat Masih Penting Gunakan Masker


Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman. (ANTARA/HO-Dokumen Pribadi).
MerahPutih.com - Penyebaran kasus COVID-19 di Indonesia cenderung melandai. Pada hari ini, Selasa (20/9), Indonesia mencatat sebanyak 2.518 kasus baru COVID-19.
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyampaikan, penggunaan masker masih penting meski situasi pandemi COVID-19 di dalam negeri relatif terkendali.
"Bicara masker itu bicara suatu alat untuk memproteksi diri dari patogen yang bisa melalui udara, bukan hanya COVID-19, ada TBC, flu bahkan monkeypox (cacar monyet) memerlukan masker," ujar dia dihubungi di Jakarta, Selasa (20/9).
Baca Juga:
Jokowi Belum Tetapkan Pandemi di RI Berakhir, 2.518 Orang Terinfeksi COVID-19 Hari Ini
Ia menekankan memakai atau tidak memakai masker bukan penentu atau tanda pandemi akan berakhir.
"Jadi jangan sampai ada anggapan di publik bahwa masker penentu akhir pandemi," katanya, seperti dikutip Antara.
Dicky yang juga praktisi dan peneliti Global Health Security itu mengatakan, suatu pandemi dapat berakhir atas tiga kondisi, pertama adalah imunitas yang terbentuk bersifat menetap dan jangka panjang.
Kedua, terdapat vaksin atau obat yang efektif dalam mencegah penyebaran, keparahan atau kematian akibat COVID-19, dan ketiga karakter virus yang cenderung menurun sehingga risiko infeksi ke manusia rendah.
"Namun saat ini tidak terjadi pada COVID-19, tapi dampaknya menurun," katanya.
Secara terpisah, Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) dr Erlina Burhan mengemukakan Indonesia sedang berada di jalur yang tepat menuju fase endemi.
"Menurut statistik, suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia, bahwa Indonesia salah satu negara yang baik pengendaliannya, karena terbukti angka kasus berada di kelompok yang terkontrol dibandingkan negara lain. Indonesia ada di jalur yang tepat," katanya.
Baca Juga:
Jokowi Tunggu Keputusan WHO Soal Berakhirnya Pandemi COVID-19
Erlina yang juga dokter dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI mengatakan WHO baru-baru ini menyatakan bahwa endemi telah di depan mata.
Salah satu indikatornya adalah angka kasus yang terus menurun di berbagai negara.
"Kurva penurunan harus flat, jangan bergelombang lagi. Itu dari segi kasusnya," katanya.
Selain itu, kata dia, angka kematian akibat COVID-19 di seluruh dunia juga perlu ditekan hingga angka terendah.
"Yang terpenting adalah, ada kondisi masyarakat mempunyai kekebalan cukup kalau ada virus yang masuk. Itu bisa didapatkan dari vaksinasi," katanya. (Knu)
Baca Juga:
AS Nyatakan Pandemi Berakhir, Indonesia Klaim Berada di Jalur Fase Endemi
Bagikan
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
