Pandemi Corona, Ekonom Senior Sarankan Lockdown untuk Selamatkan Ekonomi Negara

Eddy FloEddy Flo - Selasa, 24 Maret 2020
 Pandemi Corona, Ekonom Senior Sarankan Lockdown untuk Selamatkan Ekonomi Negara

Ekonom Senior INDEF Dradjad Wibowo sarankan lockdown untuk cegah corona (Foto: antaranews)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Ekonom senior Indef Dradjad Wibowo mendesak pemerintah harus lebih tegas untuk melakukan pencegahan penyebaran virus corona dibanding mempertimbangkan perekonomian.

Penyelamatan terbaiknya adalah dengan mencegah wabah ini meluas.

Baca Juga:

Pimpinan DPRD Minta Pemerintah Pikirkan Rakyat Kecil di Tengah Pandemi Corona

"Justru penyelamatan ekonomi paling bagus dan terbaik adalah mencegah wabahnya, salah satunya lockdown," ungkap Dradjad lewat diskusi teleconference Indef, Selasa (24/3).

Dradjad Wibowo desak pemerintah segera lakukan lockdown untuk cegah corona
Dradjad Wibowo desak pemerintah segera lakukan lockdown untuk cegah corona (Foto: antaranews)

Ia mengkhawatirkan, kalau tidak bisa mencegah wabah ini terus meluas, justru perekonomian akan makin anjlok, skenario terburuk tidak akan bisa diselamatkan.

"Pelajaran yang bisa diambil adalah kalau gagal mencegah wabah ini, ekonomi otomatis akan jauh merosot dan justru tidak ada lagi yang bisa diselamatkan," kata politikus senior PAN ini.

Dradjad pun menolak anggapan bahwa tak perlu melakukan hal ekstrim macam lockdown Indonesia bisa selamat dari corona. Dia tidak ingin pemerintah lambat dan membiarkan perekonomian terlanjur merosot sangat dalam.

"Melihat pengalaman Iran dan, Italia, ketika wabah mereka besar ekonomi praktis berhenti," jelas Dradjad.

Dradjad melihat seperti ada dua mata sisi antara mempertahankan ekonomi atau mencegah penyebaran virus.

Justru, jika tidak diambil langkah ekstrem, maka virus corona ini akan sulit dihilangkan. Sebaliknya, dengan lockdown, ekonomi akan berhenti sementara, namun setelah warganya pulih, maka ekonomi bisa ikut bangkit.

Ia berujar, keputusan lockdown suatu daerah harus berdasarkan permintaan ahli kesehatan. Politisi maupun ekonom, tidak boleh memberikan rekomendasi lockdown.

Baca Juga:

Rapid Test Diprioritaskan untuk Tenaga Medis dan Masyarakat di Zona Rawan

"Jangan memasukkan pertimbangan politik dan ekonomi untuk menentukan lockdown atau tidak. itu prinsip yang sangat kunci yang harus kita lakukan," ujar Dradjad.

Pencegahan penyebaran virus corona ini dianggap sangat penting mengingat kapasitas pelayanan kesehatan negara yang tidak mumpuni.

Oleh karenanya, Dradjad berharap pemerintah bisa menekan laju penyebaran virus corona dengan sebaik mungkin.(Knu)

Baca Juga:

DPD Sarankan Pemerintah Geser Anggaran PUPR dan Alutsista untuk Tangani COVID-19

#Virus Corona #INDEF #Pelambatan Ekonomi
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Pengoplosan Beras Ancam Negara, Indef Desak Presiden Turun Tangan
Indef merekomendasikan pemerintah untuk mengubah pendekatan dari reaktif
Angga Yudha Pratama - Senin, 28 Juli 2025
Pengoplosan Beras Ancam Negara, Indef Desak Presiden Turun Tangan
Indonesia
Komisi XI DPR: Pertumbuhan Melambat, Pemerintah Harus Segera Koreksi Arah
Mesin utama pertumbuhan, yakni konsumsi rumah tangga, investasi, dan belanja pemerintah, mengalami perlambatan bersamaan
Angga Yudha Pratama - Selasa, 06 Mei 2025
Komisi XI DPR: Pertumbuhan Melambat, Pemerintah Harus Segera Koreksi Arah
Dunia
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Virus baru ini berasal dari subgenus merbecovirus, yang juga termasuk virus penyebab Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
Dwi Astarini - Jumat, 21 Februari 2025
 Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Berita
Mengenang Cinta Faisal Basri pada Tanah Air di Puisi Terakhirnya: Rumah Indonesia, Rumah Kita
Faisal Basri, Ekonom Senior Universitas Indonesia, Meninggal Dunia pada Kamis Pagi Faisal Basri, ekonom senior dari Universitas Indonesia, meninggal dunia pada Kamis pagi sekitar pukul 03.50 WIB.
ImanK - Kamis, 05 September 2024
Mengenang Cinta Faisal Basri pada Tanah Air di Puisi Terakhirnya: Rumah Indonesia, Rumah Kita
Dunia
COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
Kasus positif COVID-19 di Tiongkok memuncak lagi.
Zulfikar Sy - Selasa, 13 Juni 2023
COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
Bagikan