Pilpres 2019

Menimbang dan Menilai Debat Capres dari Perspektif Komunikasi Politik

Eddy FloEddy Flo - Kamis, 17 Januari 2019
Menimbang dan Menilai Debat Capres dari Perspektif Komunikasi Politik

Pengamat politik Emrus Sihombing (Foto: infonawacita.com)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Direktur Eksekutif Lembaga Emrus Corner, Emrus Sihombing mengatakan debat, termasuk debat Capres, salah satu setting komunikasi, sebagai unjuk kemampuan antar peserta debat dalam rangka memperoleh dukungan publik.

Selesai perdebatan, kata Emrus, biasanya publik memberikan penilaian, bisa dalam bentuk skor kuantitatif, siapa yang menjadi pemenangnya. Menurutnya, ada dua hal yang mempengaruhi penilaian publik kepada peserta debat. Pertama, yang sudah “melekat” pada diri peserta debat.

"Ada empat unsur yang sudah melekat pada diri masing-masing peserta debat mempengaruhi penilaian publik kepada peserta debat, yaitu pertarungan popularitas, prestasi, rekam jejak dan reputasi," kata Emrus kepada merahputih.com, Kamis (17/1).

Karena sudah melekat, lanjutnya, publik telah memberikan penilain kepada peserta debat sebelum debat dilaksanakan. Popularitas ini bisa dilihat dari dua aspek, yaitu popularitas dari sisi yang menguntungkan dan sisi merugikan bagi peserta debat.

Dosen UPH Emrus Sihombing
Emrus Sihombing (tengah) dalam diskusi publik di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat (MP/Asropih)

"Yang menguntungkan, apabila publik telah menilai peserta debat sebagai orang yang populer terkait dengan perilaku keseharian yang sesuai dengan rasa nyaman publik. Yang merugikan, ya sebaliknya. Jadi, ada pertarungan popularitas," ujarnya.

Emrus menyebut prestasi ini bisa dilihat selama memegang posisi atau suatu kepercayaan dari masyarakat. Jadi, tidak harus memegang jabatan presiden yang sedang dikontestasikan. Tetapi status sosial lain di bidang profesisosial lainya.

"Penilaian atas prestasi akan lebih baik bila itu merupakan yang luar biasa dan unik, tidak merupakan duplikasi dari tokoh tertentu. Jadi, prestasi hal penting juga," jelas dia.

Selain itu, Emrus mengungkapkan, bahwa rekam jejak juga menentukan penilaian. Jika rekam jejak pelaku debat tervalidasi sebagai sosok yang baik atau berada pada garis moral, etika dan hukum yang berlaku, maka lebih cenderung akan mendapat penilain subyektif yang positif dari publik.

"Demikian sebaliknya. Jadi, rekam jejak hal yang harus tetap terjaga," imbuh dia.

Emrus menambahkan, reputasi merupakan opini umum dari masyarakat tentang nama baik dari peserta debat. Menurutnya, nama baik peserta debat yang sudah tertanam di peta kognisi publik akan memberikan penilain positif terhadap tokoh tersebut.

"Demikian sebaliknya. Reputasi juga dipertaruhkan," ucap Emrus.

Sementara yang kedua, kata Emrus, yang terjadi di panggung debat saat perdebatan. Setidaknya ada empat unsur yang terjadi di pangung debat yang mempengaruhi penilai publik kepada pada peserta debat yaitu program, retorika, acting, dan rasionalitas,

"Program harus menjawab persoalan publik. Peserta debat mendapat penilain bagus dari publik bila program tersebut konkrit, baik dari aspek capaian, pendanaan, proses dan interval waktu yang operasional. Demikian sebaliknya. Program ibarat “peluru” yang dilontarkan ke peta kognisi semua khlayak," kata Emrus.

Dalam retorika ini, lanjut Emrus, peserta debat akan mendapat penilaian yang baik dari khalayak bila ia betul-betul menguasai materi yang disampaikan, menarik perhatian dan menimbulkan simpati, serta dapat diterima akal sehat masyarakat.

"Demikian sebaliknya. Jadi, diperlukan strategi retorika yang jitu untuk dapat memenangkan pertarungan debat," ujar dia.

"Acting. Ini juga perlu. Acting yang bagus akan mendapat pujian yang baik dari publik. Misalnya, cara berpakaian, berdiri, pandangan mata, posisi dan gerakan tangan serta kaki, intonasi suara, dan sebagainya. Demikian sebaliknya. Karena itu, acting harus dikelola dengan baik," sambung Emrus.

Menurut Emrus, argumentasi yang berbasis pada rasionalitas sangat penting. Misalnya, mengatakan bahwa hukum tajam ke bawah, tumpul ke atas. Pendapat ini harus disertai dukungan fakta, data, bukti hukum yang sudah teruji viliditasnya dan disertai dengan argumentasi yang rasional.

"Bila tidak, bisa mendapat serangan balik dari lawan debat," pungkas pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) ini.(Pon)

Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Pimpinan DPRD Kabupaten Bekasi Kembalikan Uang Suap Meikarta Sebesar Rp70 Juta

#Pilpres 2019 #Pengamat Politik #Presiden Jokowi #Prabowo Subianto
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Indonesia
Profil Anggito Abimanyu, Wakil Menteri Keuangan yang Ditunjuk Jadi Ketua DK LPS
Anggito Abimanyu ditunjuk menjadi Ketua Dewan Komisioner LPS periode 2025-2030. Ia akan menggantikan posisi Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa.
Soffi Amira - Selasa, 23 September 2025
Profil Anggito Abimanyu, Wakil Menteri Keuangan yang Ditunjuk Jadi Ketua DK LPS
Indonesia
DPR Terima 5 Surat dari Prabowo, Bahas Calon Anggota LPS hingga RUU BUMN
DPR sudah menerima lima surat dari Presiden RI, Prabowo Subianto. Surat tersebut membahas calon anggota LPS hingga RUU BUMN.
Soffi Amira - Selasa, 23 September 2025
DPR Terima 5 Surat dari Prabowo, Bahas Calon Anggota LPS hingga RUU BUMN
Indonesia
Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Nyatakan Siap Kirim Pasukan Perdamaian ke Palestina
Presiden RI, Prabowo Subianto bertemu dengan Sekjen PBB, Antonio Guterres. Keduanya bertemu saat mengikuti Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat.
Soffi Amira - Selasa, 23 September 2025
Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Nyatakan Siap Kirim Pasukan Perdamaian ke Palestina
Dunia
Prabowo Pimpin Delegasi RI Standing Ovation saat Prancis Akui Palestina di PBB
Apresiasi sama diberikan hampir seluruh delegasi peserta KTT
Wisnu Cipto - Selasa, 23 September 2025
Prabowo Pimpin Delegasi RI Standing Ovation saat Prancis Akui Palestina di PBB
Indonesia
Mikrofon Prabowo Mati Saat Pidato di PBB, Ini Penjelasan Kemenlu
Insiden mikrofon mati terjadi ketika setelah Prabowo menyampaikan kalimat, “Kami bersedia menyediakan pasukan perdamaian.”
Wisnu Cipto - Selasa, 23 September 2025
Mikrofon Prabowo Mati Saat Pidato di PBB, Ini Penjelasan Kemenlu
Indonesia
Hadiri Sidang Umum PBB, Prabowo Diyakini Bisa 'Buka Pintu' Kemerdekaan Palestina
Presiden RI, Prabowo Subianto, menghadiri Sidang Majelis Umum PBB. Ia pun diyakini bisa membuka pintu bagi kemerdekaan Palestina.
Soffi Amira - Selasa, 23 September 2025
Hadiri Sidang Umum PBB, Prabowo Diyakini Bisa 'Buka Pintu' Kemerdekaan Palestina
Indonesia
Prabowo segera Bentuk Komisi Reformasi Polri, Usman Hamid: Belum Punya Konsep dan Tujuan yang Jelas
Presiden RI, Prabowo Subianto, akan segera membentuk Komisi Reformasi Polri. Usman Hamid pun mengatakan, bahwa konsep dan tujuannya belum jelas.
Soffi Amira - Selasa, 23 September 2025
Prabowo segera Bentuk Komisi Reformasi Polri, Usman Hamid: Belum Punya Konsep dan Tujuan yang Jelas
Indonesia
Ini Syarat Prabowo Buka Opsi Indonesia Akui Israel
Perdamaian di Jalur Gaza hanya dapat tercapai dengan adanya pengakuan penuh terhadap kedaulatan negara Palestina.
Wisnu Cipto - Selasa, 23 September 2025
Ini Syarat Prabowo Buka Opsi Indonesia Akui Israel
Dunia
Bicara di KTT PBB, Prabowo: Kita Harus Mengakui Palestina Sekarang
"Solusi dua negara adalah satu-satunya jalan untuk mewujudkan perdamaian di Palestina," kata Prabowo
Wisnu Cipto - Selasa, 23 September 2025
Bicara di KTT PBB, Prabowo: Kita Harus Mengakui Palestina Sekarang
Indonesia
Prabowo Naikkan Gaji Guru dan Dosen ASN, Komisi X DPR: Nasib Honorer juga Harus Diperhatikan
Presiden RI, Prabowo Subianto, akan menaikkan gaji guru dan dosen ASN. Komisi X DPR juga meminta nasib guru honorer diperhatikan, karena gajinya kecil.
Soffi Amira - Senin, 22 September 2025
Prabowo Naikkan Gaji Guru dan Dosen ASN, Komisi X DPR: Nasib Honorer juga Harus Diperhatikan
Bagikan