Mengenal Lebih Jauh tentang Sarkopenia di Car Free Day Jakarta

Febrian AdiFebrian Adi - Minggu, 02 Juli 2023
Mengenal Lebih Jauh tentang Sarkopenia di Car Free Day Jakarta

Acara ini digelar di Car Free Day Jakarta. (Foto: Merahputih.com/Febrian Adi)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BERGERAK adalah cara terbaik untuk hidup sehat,” ucap Sekretaris Jenderal PP PERGEMI Dr. dr. Kuntjoro Harimurti di depan puluhan orang-orang terutama lansia yang memperingati Hari Sarkopenia Sedunia di kawasan Car Free Day, Jakarta (2/7).

Bukan tanpa sebab, dr. Kuntjoro menyebutkan hal itu. Pasalnya menurut jurnal Acta Medica Indonesiana satu dari lima lansia di atas 40 tahun diprediksi mengalami apa yang dinamakan Sarkopenia. Yakni keadaan di mana terjadi penurunan bertahap pada massa, kekuatan, dan fungsi otot seiring bertambahnya usia.

Baca juga:

Mengenal Penyakit Sarkopenia dan Cara Menghindarinya

Penyakit sarkopenia bisa dialami siapapun terutama lansia. (Foto: Merahputih.com/Febrian Adi)

Mengingat dampak sarkopenia yang cukup besar bagi kesehatan secara umum terutama pada kelompok lansia, Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI) ingin mengajak masyarakat luas untuk mulai memperhatikan masalah kesehatan otot, salah satunya sarkopenia ini. Walaupun lebih berisiko terjadi pada lansia, namun upaya-upaya pencegahannya harus dimulai dari usia muda

“Sarkopenia merupakan masalah serius yang perlu mendapat perhatian khusus masyarakat luas. Hal ini dikarenakan kesehatan otot tidak kalah penting dibandingkan kesehatan tulang. Bahkan kedua organ tersebut, otot dan tulang, harus sama-sama berfungsi agar seseorang bisa beraktivitas dengan baik dan aman,” ujar Ketua PP PERGEMI Dr. dr Nina Kemala Sari.

Seseorang yang mengalami sarkopenia akan terlihat otot-otot tubuhnya mengecil, kekuatan ototnya berkurang (yang dapat dilihat dari kemampuan genggam tangan dan mengangkat beban), serta mengalami kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari yang membutuhkan kekuatan otot yang baik seperti berjalan atau naik turun tangga.

Baca juga:

Cegah Osteoporosis sejak Dini

Satu dari lima lansia di atas 40 tahun diprediksi mengalami apa yang dinamakan Sarkopenia. (Foto: Merahputih.com/Febrian Adi)

Selain itu, kondisi tersebut juga mengakibatkan seseorang rentan mengalami jatuh dengan berbagai dampak serius yang dapat ditimbulkan hingga meningkatkan risiko kematian pada orang dewasa.

Hal ini dapat terlihat dengan jelas pada tinjauan sistematis bukti ilmiah yang dilakukan oleh Xu J melalui jurnal publikasi di Karger Gerontology. Menurut jurnal tersebut, orang dewasa yang memiliki sarkopenia memiliki risiko kemarian dua kali lebih tinggi, dibanding dengan yang tidak sarkopenia.

“Peringatan perdana Hari Sarkopenia Dunia 2023 di Indonesia ini diharapkan menjadi momentum bersama agar kita lebih memperhatikan kesehatan otot dengan dimulai dari penerapan gaya hidup sehat sejak usia dini. Mari bersama-sama kita mencegah terjadinya sarkopenia sedini agar berkualitas hidup kita tetap baik di usia senja,” pungkas dr. Nina. (Far)

Baca juga:

Perempuan Vegetarian Lebih Berisiko Patah Tulang Pinggul

\

#Kesehatan #Car Free Day
Bagikan
Ditulis Oleh

Febrian Adi

part-time music enthusiast. full-time human.

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan