Melemahnya Kurs Rupiah Bisa Berdampak Pada Subsidi BBM
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati (tengah) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (23/10/2023). (ANTARA/Mentari Dwi Gayati)
MerahPutih.com - Kurs dolar AS terus menguat. Pada penutupan perdagangan pada Senin (24/10), Kurs rupiah ditutup melemah sebesar 61 poin atau 0,38 persen menjadi Rp 15.994 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.873 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin ini turut melemah ke posisi Rp 15.943 dari sebelumnya Rp 15.856 per dolar AS.
Baca Juga:
Kebijakan Naiknya Subsidi BBM Dinilai Kontraproduktif
Jika kurs dolar AS terus menguat, maka dikhawatirkan berdampak pada kenaikan belanja subsidi energi seperti bahan bakar minyak (BBM), gas, dan listrik di APBN.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengklaim pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS saat ini belum signifikan memberikan dampak terhadap belanja subsidi energi di APBN.
"Kita sampai hari ini belum melihat itu sebagai hal yang signifikan," kata Sri Mulyani.
Sri memastikan, pemerintah akan terus memantau perkembangan situasi geopolitik dan keamanan di Timur Tengah mengingat kawasan tersebut merupakan konsentrasi produksi komoditas energi yang mempengaruhi rantai pasok dan harga di tingkat global.
Pemerintah, juga terus memantau potensi-potensi diperlukannya penyesuaian terhadap pagu belanja di APBN yang dipicu situasi ekonomi global saat ini.
"Makro semua akan kita terus pantau ya karena semua kan bergerak. Harga minyak, nilai tukar, suku bunga, kita akan lihat bagaimana adjusment-nya terhadap APBN," kata Sri Mulyani.
Realisasi belanja subsidi energi di APBN 2023 hingga akhir Agustus 2023 mencapai Rp 90,84 triliun, yang terdiri atas subsidi BBM dan subsidi elpiji tabung 3 kg Rp 53,64 triliun, sedangkan subsidi listrik mencapai Rp 37,20 triliun.
Khusus untuk subsidi listrik, berdasarkan data Kementerian Keuangan hingga akhir Agustus 2023, besarannya sudah 51,26 persen dari pagu atau mengalami kenaikan sebesar 20,46 persen (yoy).
Kurs rupiah dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan pelemahan menyusul semakin menguatnya mata uang greenback dolar AS setelah pelaku pasar mengantisipasi potensi suku bunga tinggi dan menguatnya perekonomian di Amerika Serikat. (Knu)
Baca Juga:
Subsidi BBM Bisa Mencapai Rp 698 Triliun Sampai Akhir 2022
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
DPRD Jakarta Ngaku Belum Diajak Ngomong Soal Rencana Kenaikan Tarif Transjakarta
Menko Airlangga Malah Senang Emas Sumbang Inflasi Terbesar, Ini Alasannya
Harga Emas Perhiasan Picu Lonjakan Inflasi RI, Tertinggi dalam 26 Bulan
Indonesia Inflasi 0,28 di Oktober, Sumut Alami Inflasi Tertinggi Capai 4,97 Persen
21 Tahun Beroperasi Tarif TransJakarta Naik Baru Sekali, Segini Ongkos Riilnya Tanpa Subsidi
Kendalikan Harga, Inflasi Dipantau Setiap Minggu
Inflasi September Capai 0,21 Persen, Tertinggi di Deli Serdang Sebesar 6,81 persen
Inflasi Diklaim Terkendali, Rupiah Menguat
Pemerintah AS Bakal Shutdown, Rupiah Diproyeksi Menguat
Pemerintah Tempatkan Duit Rp 200 Triliun di Bank, Rasio Kredit Membaik