Mad Honey Nepal, Obat atau Psikotropika?


Madu gila kerap dijadikan obat alternatif sekaligus halusinogen bagi mereka yang rutin mengonsumsinya. (Freepik/Freepik)
BAGI masyarakat Indonesia, madu merupakan subtansi yang sudah biasa dikonsumsi sebagai pemanis alami di minuman, makanan, bahkan menjadi obat berkat beragam manfaatnya untuk kesehatan.
Salah satu manfaatnya yang dunia medis akui adalah bagaimana madu membantu proses penyembuhan saat dioleskan ke luka, termasuk bagi mereka yang mengidap diabetes sampai mampu meredakan nyeri di tenggorokan.
Namun tahukah kamu ada madu yang dikenal dengan nama Mad Honey atau Madu Gila yang efeknya malah bisa memicu halusinasi?
Mungkin bagi kamu yang awam dengan madu jenis ini akan kebingungan atau berasumsi mungkin Madu Gila dibuat dengan campuran bahan kimia sehingga bisa menyebabkan halusinasi.
Baca juga:

Percaya atau tidak, Mad Honey merupakan produk alami yang dipanen langsung dari sarang lebah. Karena madu ini dibuat oleh lebah tebing Himalaya yang memiliki nama latin Apis dorsata laboriosa. Menariknya, selain membuat Madu Gila, serangga satu ini dikenal sebagai salah satu lebah terbesar di dunia dengan ukuran 3 cm.
Aspek yang membuat lebah ini berbeda dengan lebah madu pada umumnya adalah serbuk sari yang diambil oleh Apis dorsata laboriosa datang dari bunga rhododendron. Sebagaimana dilansir dari atlasobscura, bunga jenis ini dikenal memiliki grayanotoxin yang sebenarnya memiliki efek yang negatif terhadap kesehatan bila manusia mengonsumsinya.
Namun ketika diambil serbuk sarinya dan diproses di sarangnya, lebah tebing Himalaya mampu mengubahnya menjadi madu yang bisa dikonsumsi tapi memiliki efek yang terbilang dramatis. Karena madu ini, tergantung berapa banyak dosis yang kamu konsumsi, dapat menyebabkan halusinasi, melambatnya detak jantung, bahkan hingga kelumpuhan sementara sampai tidak sadarkan diri.
Melihat efek yang ditimbulkan maka tak heran bila masyarakat di Barat menyebut madu ini sebagai Mad Honey tapi bagi masyarakat yang tinggal di sekitar area pegunungan Himalaya, khususnya di Nepal, memandang madu tersebut sebagai 'emas cair'.
Istilah ini datang karena banyak orang yang tertarik untuk membeli Madu Gila di berbagai belahan dunia, khususnya para turis yang datang ke Nepal baik sebagai obat alternatif atau halusinogen.
Baca juga:

Karena kepopulerannya, sehingga tak heran bila harga Madu Gila jauh lebih mahal dibandingkan madu pada umumnya dan para warga dekat Pegunungan Himalaya nekat untuk memanjat tebing dengan ketinggian 2.500-3.000 demi mengakses sarang lebah Apis dorsata laboriosa.
Dari sisi manfaatnya, disinyalir memang memiliki efek medis jika dikonsumsi dengan dosis yang tepat. Sebagaimana dilansir dari laman National Library of Medicine (17/5) Mad Honey di masyarakat dunia dipercaya sebagai obat alternatif untuk flu, gangguan pencernaan, diabetes, untuk membantu menjaga kesehatan berkat tingkat antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan madu biasa, hingga yang paling populer sebagai afrodisiak alias perangsang seksual.
Tentu saja selain manfaat medis, madu gila juga memiliki efek layaknya psikotropika lainnya. Di mana tak sedikit orang yang mengonsumsinya mengaku merasakan efek mabuk seperti habis mengonsumsi minuman keras, sensasi menenangkan, dan sedikit pusing ketika mencoba madu ini dengan jumlah yang sedikit.
Namun ketika jumlah yang dikonsumi lebih banyak, Mad Honey berubah menjadi halusinogen bahkan memicu keracunan dengan ciri-ciri muntah, melemahnya otot, sampai detak jantung tak teratur. (aru)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
