Kurang Tidur 39 Menit Bisa Berdampak Buruk pada Anak


Anak kecil jika kekurangan waktu tidur 39 menit saja bisa menurunkan tingkat kesejahteraan mereka. (Foto: Pixabay/ddimitrova)
KITA mungkin sudah familier dengan perkataan “tidur minimal 6 jam”, meski demikian kita masih tetap mengabaikannya. Kita seakan kebal dengan peringatan bahaya kekurangan tidur, bak masuk kuping kanan keluar kuping kiri.
Namun, jangan sampai kebiasaan ini turun ke anak atau adikmu yang masih kecil. Menurut studi yang diterbitkan oleh JAMA Network Open, anak kecil jika kekurangan waktu tidur 39 menit saja bisa menurunkan tingkat kesejahteraan mereka. Ini mengakibatkan lebih banyak makanan ringan atau cemilan yang berpotensi obesitas pada anak, memperburuk kinerjanya di sekolah, dan penurunan kesehatan baik mental maupun fisik.
“Kita semua merasa lebih baik saat tidur nyenyak, tetapi hanya ada sedikit data menggunakan desain eksperimental yang benar-benar menunjukkan seberapa besar dampaknya. Data intervensi semacam ini adalah satu-satunya cara kita dapat 'membuktikan' bahwa mengubah satu perilaku benar-benar memengaruhi perilaku lainnya,” kata profesor riset kedokteran di University of Otago di Selandia Baru Rachael Taylor.
Baca juga:

Studi ini melibatkan 100 anak usia 8 hingga 12 tahun yang tinggal di Selandia Baru. Anak-anak bergantian satu minggu tidur satu jam lebih awal, minggu berikutnya tidur satu jam telat, dan satu minggu pada waktu normal di antara keduanya.
Penilaian ini mencakup pertanyaan apakah anak-anak merasa mampu memperhatikan di sekolah, merasa bugar secara fisik, dan apakah mereka memiliki energi untuk bersenang-senang serta menghabiskan waktu bersama teman-teman mereka.
Hasilnya, anak-anak yang tidur secara teratur 8 hingga 11 jam semalamnya dianggap sehat dan saat minggu berikutnya tidur kurang 39 menit tiap malamnya, kesejahteraan mereka secara keseluruhan menurun, bahkan sulit mengatasi pelajaran di sekolah.
Hasil ini mencakup banyak aspek kesejahteraan, termasuk penilaian tentang bagaimana perasaan anak-anak secara fisik, psikologis, hubungan mereka dengan orang tua dan teman sebaya, serta bagaimana perasaan mereka tentang sekolah.
Taylor mengatakan, jika kurang 39 menit saja sudah berdampak negatif secara signifikan, kehilangan lebih banyak waktu tidur bisa berdampak lebih besar lagi. Ini didukung oleh pernyataan Ariel Williamson yang merupakan seorang ahli tidur anak di Children's Hospital of Philadelphia.
Baca juga:

“Yang kami tahu tidur sangat penting karena itu seringkali beresonansi dengan keluarga, guru, hingga pejabat kesehatan masyarakat. Kita berpikir tentang betapa pentingnya mempromosikan tidur yang sehat,” kata Williamson.
Nah, Mulai sekarang berhenti meremehkan waktu tidurmu, apalagi waktu tidur anak atau adikmu. Kamu bisa mulai mendisiplinkan waktu tidur dengan mematikan ponsel atau perangkat yang biasa dimainkan anak-anak 30 menit sebelum waktu tidur mereka. (kmp)
Baca juga:
Studi Psikologis: Revenge Bedtime Procrastination, Kebiasaan Menunda Tidur
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
