Kenaikan Harga BBM untuk Jangka Panjang


Mantan Menteri ESDM Sudirman Said dalam diskusi bertajuk "Politik Bantalan Sosial dan Rem Darurat Subsidi BBM" oleh Total Politik di Jakarta, Jumat. ANTARA/Muhammad Heriyanto
MerahPutih.com - Pemerintah berencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Bantuan langsung tunai (BLT) BBM pun sudah mulai dibagikan sebagai bantalan sosial rencana tersebut.
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) ditujukan untuk jangka panjang dan bukan hanya untuk beberapa tahun ke depan saja.
"(Penyesuaian harga BBM) ini tidak bisa dilihat dari satu periode presiden, namun jangka panjang yang berkelanjutan," ujar Sudirman dalam diskusi bertajuk "Politik Bantalan Sosial dan Rem Darurat Subsidi BBM" yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat (3/9).
Baca Juga:
Beli BBM Bersubsidi Antre Lama, Pertamina Awasi Penjualan di SPBU
Ia mengatakan, subsidi BBM lebih baik direalokasikan untuk kebutuhan yang lebih produktif, seperti pembangunan sumber energi baru terbarukan (EBT), sehingga bisa mengurangi ketergantungan akan energi fosil, sekaligus memaksimalkan potensi sumber daya alam di Indonesia.
"Sudah separuh kebutuhan BBM kita impor, sementara ada potensi EBT yang belum tereksplor, itu yang mungkin bisa dimaksimalkan untuk masa depan," ujar Sudirman, dikutip Antara.
Sedangkan untuk jangka pendek, menurut Menteri Kabinet Kerja periode 2014-2019 itu, penyesuaian harga BBM yang terpenting untuk menyelamatkan postur anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) terlebih dahulu.
"Dengan uang yang ada kita bisa sustain, yang diutamakan ketersediaan terlebih dahulu," ujar Sudirman.
Dengan kondisi harga minyak di tingkat global dan anggaran subsidi yang diperkirakan dapat terus membengkak, menurut dia, tidak ada pilihan lagi selain melakukan penyesuaian harga BBM.
Ia menyebutkan, semakin cepat penyesuaian harga diumumkan, akan semakin baik karena tidak akan menyebabkan kenaikan harga pangan maupun barang yang ditimbulkan oleh spekulasi.
"Harus memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa energi itu ada harganya," ujarnya.
Baca Juga:
Penaikan Harga BBM, PKS Pertanyakan Proyek IKN dan Kereta Cepat Tetap Jalan
Ke depan, Sudirman mengatakan subsidi lebih baik diberikan kepada orang, karena apabila diberikan kepada barang akan selalu menimbulkan pergeseran atau distorsi.
Ia pun mengapresiasi upaya pemerintah yang mulai melakukan realokasi anggaran subsidi BBM ke bantalan sosial (bansos).
Presiden Joko Widodo telah menggelontorkan tambahan anggaran bantalan sosial sebesar Rp 24,17 triliun sebagai pengalihan beban biaya subsidi BBM, yang terbagi untuk BLT sebesar Rp 12,4 triliun, bantuan subsidi upah (BSU) Rp 9,6 triliun, dan subsidi transportasi daerah sebesar Rp 2,17 triliun. (*)
Baca Juga:
Presiden Jokowi Bagikan BLT BBM ke Warga Kepulauan Tanimbar
Bagikan
Berita Terkait
DPR Sebut Stok BBM Aman, Kelangkaan di SPBU Swasta Hanya Terjadi di Jabodetabek

Viral Warga Isi Bensin Diduga Bercampur Air di Kebon Nanas, Begini Tanggapan Pertamina

Menilik SPBU Shell Layani Pengisian BBM di Tengah Kekosongan Stok Bahan Bakar

BBM di SPBU Swasta Langka, Bahlil Tegaskan Sudah Naikkan Kuota Impor Sampai 1,1 Juta Kiloliter

Prabowo Panggil Menteri Bahas BBM Langka di SPBU Swasta, Cari Solusi Ketersedian Bahan Bakar

Bahlil Minta SPBU Swasta yang Alami Kelangkaan BBM Kolaborasi dengan Pertamina, Tetap Dikontrol Negara karena Menyangkut Hajat Hidup Orang Banyak

Shell Bantah Pegawainya Kena PHK karena BBM Langka, hanya Dilakukan Penyesuaian Jam Kerja

Kelangkaan BBM Terjadi di SPBU Swasta, Kemendag Tunggu Arahan Kemenko Perekonomian

BBM SPBU Swasta Kelangkaan , Kementerian ESDM Tetap Ingin Pertamina Jadi Pemasok

BBM di SPBU Merek Asing Langka, Pertamina Bantah Lakukan Monopoli
