Kalah 0-3 dari GM Irene Sukandar, Dewa Kipas: Saya Tidak Terbiasa Main 10 Menit
Dadang Subur mengakui kekalahannya di pertandingan ketiga. (Foto: YouTube/Deddy Corbuzier)
PERTANDINGAN sengit antara World Grand Master (WGM) Irene Sukandar vs Dewa Kipas (Dadang Subur) di YouTube Deddy Corbuzier berlangsung panas. Dadang Subur pun harus mengakui kekalahan 0-3 atas GM Irene.
Pertandingan epik ini sangat ditunggu-tunggu warganet sejak beberapa hari lalu, mengingat viralnya Dadang Subur di 'Podcast Deddy Corbuzier'.
Laga kali ini menggunakan aturan format empat babak dengan waktu berpikir per babaknya adalah 10 menit. Begitu waktu menunjukkan pukul 15.00 WIB, sekitar 300 ribu penonton langsung mengunjungi channel YouTube Deddy Corbuzier.
Di babak pertama, Irene mendapatkan bidak putih sehingga berjalan duluan dengan memindahkan pion ke E-4. Tatapan mata para pemain ke papan catur menandakan permaian begitu tegang dan serius.
Salah satu caster yang juga Grand Master (GM) Susanto Megaranto mengatakan, Irene terlihat tidak sabar menyerang Dadang Subur saat memindahkan kuda ke E-5.
Baca juga:
Mengungkap Misteri Pil Hijau di Serial Netflix 'Queen's Gambit'
Ketika sisa waktu Dadang Subur menunjukkan lima menit 56 detik, ia menjulurkan tangan sebagai tanda menyerah ke Irene. Pertandingan pertama pun dimenangkan oleh Irene dan para pemain diberi waktu istirahat selama lima menit.
Di pertandingan kedua, live streaming YouTube Deddy Corbuzier dihadiri oleh satu juta penonton. Mereka yang meyakinkan Dewa Kipas masih memiliki harapan untuk sang jagoan bisa menang di pertandingan kedua.
Bertukar posisi, kali ini Dadang Subur mendapatkan bidak putih dan menjalankan pion ke D-4, Irene pun membalasnya dengan menggerakkan kuda ke F-6.
“Ini opening yang sering dilakukan juga ya kak Santo,” kata caster yang juga Women International Master (WIM), Chelsea.
Pertandingan kedua ini cukup lama dibandingkan pertandingan pertama. Terbukti, ketika sisa waktu Dadang Subur mencapai satu menit 32 detik, ia kembali menjulurkan tangan sebagai tanda menyerah.
Baca juga:
The Queens Gambit, Si Gadis Ajaib Dunia Catur
“Oke kalah lagi,” kata Dadang sambil bersalaman.
Ketika sesi jeda, Deddy menghampiri kedua caster dan menanyakan siapa yang akan menang.
“Saya simpan jawabannya buat babak ketiga,” kata Susanto sambil tertawa.
Di pertandingan ketiga ini, Irene tampak lebih fokus dengan cara menutupkan telinga dengan kedua tangannya. Dadang pun akhirnya kembali tunduk ketika pionnya di makan oleh ratu Irene.
“Enggak. Saya udah kalah 3-0. Udah. Bagus mbak Irene itu pertahanannya sangat kokoh, sehingga tidak ada peluang sama sekali untuk saya tembus,”jawab Dadang ketika ditanya Deddy ingin melanjutkan permainan atau tidak.
“Saya enggak biasa main 10 menit. Biasanya kan main partai sehingga saya blunder. Saya enggak tahan dengan pendeknya itu,” lanjut Dadang.
Meskipun menang dari Dadang, Irene menanggapinya dengan bijak dan berharap bagi warganet untuk tidak mem-bully Pak Dadang.
“Ini sama sekali bukan ajang pembuktian ya teman-teman semuanya. Ini kita menjalin persahabatan,” kata Irene.
Dengan demikian, Irene berhasil membawa pulang uang tunai sebesar Rp200 juta dan Rp100 juta untuk Dadang Subur.
Khusus untuk pertandingan ini, Dewa Kipas mendapat dukungan langsung dari Dewa United. Pihak Dewa United menyebut kesamaan nama menjadi alasan tim tersebut memberikan dukungan dan apresiasi.
Dewa United bahkan siap memfasilitasi andai Dewa Kipas akan melakukan tanding ulang dengan GothamChess, yang memicu viralnya nama Dadang di dunia pecaturan. Yang pasti, mereka sangat menapresiasi Dewa Kipas yang sudah membuat gempar dunia percaturan. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Kemenag Tegaskan Tidak Ada Larangan Istirahat di Masjid, Tapi Pengelola Wajib Pasang CCTV Biar Aman
Tragedi Masjid Sibolga: Kemenag Murka Rumah Ibadah Diubah Jadi Arena Kekerasan, Program Inklusif Terancam Gagal Gara-Gara Aksi Para Pelaku
Turunkan 'Tim Lapis Kedua' di ISG Riyadh 2025, Indonesia Yakin Bisa Bikin Kejutan
David Beckham Resmi Dianugerahi Gelar Ksatria, Diakui atas Jasanya bagi Dunia Sepak Bola dan Masyarakat Inggris
Indonesia Amankan 3 Emas di Para Badminton International 2025, Siap Buru Gelar Juara Umum
Pramono: Belum Lengkap Jadi Warga Jakarta Kalau Belum Coba Padel, Khususnya Orang Jaksel
Masuk Rangking 5 Besar, Indonesia jadi Poros Pengembangan Woodball Asia dan Dunia
Voli Putri Indonesia Raih Perak di Asian Youth Games 2025, Tim Pelatih Sebut Gaya Permainan Beda Tipis sama Jepang
Fathih Cetak Sejarah, Atlet Balap Unta Pertama Indonesia Tampil di Multievent Internasional
A2O MAY Merilis "PAPARAZZI ARRIVE" dengan Synth Sirene dan Beat Dubstep yang Bikin Candu Generasi Muda