IPW: Teroris yang Sudah Selesai Jalani Hukuman Kini Bebas Melakukan Aktivitas
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menengok korban ledakan bom di RS Polri Makassar. Foto: Humas Polri
Merahputih.com - Kasus teror bom di halaman Gereja Katedral Makassar Minggu (28/3) pagi merupakan kasus teror bom pertama di era Kapolri Listyo Sigit Prabowo. Kasus bom bunuh diri ini merupakan peringatan buat jajaran kepolisian bahwa akan ada teror teror susulan lainnya.
Indonesia Police Watch (IPW) menilai, hal ini dikarenakan masih adanya kelompok kelompok teror dan kelompok radikal yang belum berhasil diciduk jajaran kepolisian.
"Sementara para teroris yang sudah selesai menjalani hukuman, kini bebas melakukan aktivitas tanpa terpantau jejaknya," kata Presidium IPW Neta Pane kepada wartawan di Jakarta, Senin (29/3).
Baca Juga
Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar Seorang Perempuan
Kondisi ini tentu menjadi tugas berat Kapolri Sigit. Apalagi saat ini menjelang Ramadhan dan Idul Fitri dimana aktivitas dan kebutuhan sosial masyarakat kian meningkat.
Menurut Neta, Kapolri Sigit perlu mengkonsolidasikan jajarannya mulai dari jajaran intelijen hingga ke aparatur babinkamtibmas.
"Mereka sebagai ujung tombak untuk mempertajam telinga maupun penciuman jajaran kepolisian agar senantiasa mampu meningkatkan deteksi dan antisipasi dini," ungkap Neta.
Kapolda dan Kapolres, menurut Neta, harus mampu memanage wilayahnya agar jarum jatuh pun di wilayah tugasnya terdengar olehnya. "Tujuannya agar polri tidak kecolongan dan teror bom terjadi," jelas Neta.
Jika teror bom sudah terjadi, korban tewas atau luka tidak hanya diderita pelaku, tapi juga masyarakat luas menjadi korban akibat teror bom tersrlebut.
Seperti teror bom di gereja di Makassar, korban luka adalah petugas gereja dan jemaat. Dari data yg ada 5 petugas gereja dan 4 jemaat terkena serpihan bom.
Tragisnya ledakan bom terjadi pada peringatan Minggu Palma yang jatuh hari ini. Bom meledak sekitar pukul 10.30 WITA atau 09.30 WIB. Minggu Palma merupakan awal dari pekan suci sebelum umat kristiani merayakan Paskah pada pekan depan.
IPW berharap, kasus teror bom, terutama yg menyerang gereja ini, merupakan yg pertama dan terakhir di era kapolri Sigit.
"Untuk itu Kapolri yang diperkuat oleh para Kapolda dan Kapolres harus melakukan pagar betis agar para teroris tidak mendapat celah untuk beraksi," jelas Net.
Sebab dalam pantauan IPW, papar Neta, selain Sulsel masih ada sembilan daerah lain yg tergolong rawan teroris. Yakni Sulteng, Jatim, Jateng, Jogja, Jabar, Jakarta, Banten, Lampung, dan Sumut.
Tingkat kerawanan ini makin tinggi tatkala konflik polri dengan ormas keagamaan yang dipimpin Rizieq tak kunjung selesai.
Baca Juga
Belum tuntasnya kasus penembakan laskar FPI di km 50 tol Cikampek menyimpan dendam tersendiri bagi kelompok kelompok tertentu, yang bukan mustahil dendam itu berpotensi menimbulkan aksi teror.
"Fenomena inilah yang patut dicermati jajaran kepolisian ke depan agar aksi aksi teror bisa ditekan," tegas Neta. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Komisi Percepatan Reformasi Polri Bakal Libatkan Tim Internal Polri di Setiap Rapat
Bocah 4 Tahun Diculik di Makassar Ditemukan di Jambi, Dijual Rp 80 Juta
Eks Wapres JK Geram, Tanahnya di Makassar Jadi Korban Mafia Tanah
Kapolri Listyo Sigit Melayat dan Doakan PB XIII di Keraton Surakarta, Siap Bantu Pengamanan Prosesi Pemakaman
Kapolri Ungkap Ada Narkoba Baru Etomidate dan Ketamine, Pengguna tak Bisa Dipidana
Cerita Titip Kapolri Agar Pengawalnya Jadi Perwira, Prabowo Ajak Jenderal dan Menteri Lain Ikut Ngaku
Prabowo Sebut Persepsi Publik Terhadap Kepolisian, Kerap Dikritik
Ketamin & Etomidate Jadi Tren Narkoba Baru di RI, Kapolri Akui Pemakainya Belum Bisa Dipidana
Polri Transformasi 118 Kampung Jadi Kampung Bebas Narkoba
Kapolri Ajak Ojol Jadi Cepu Polisi, Massanya Tersebar di Mana-Mana