IDI Ingatkan Pemerintah Soal Varian COVID-19 Mu

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Kamis, 30 September 2021
IDI Ingatkan Pemerintah Soal Varian COVID-19 Mu

Ilustrasi (Foto: Unsplash/Viktor Forgacs)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Juru Bicara (Jubir) COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Erlina Burhan mengungkapkan, virus COVID-19 varian Mu telah menyebar di hampir ke 40 negara dunia. Bahkan, varian Mu tersebut sudah masuk dan menyebar di Malaysia.

“Mutasi-mutasi ini ada terus, yang paling dominan adalah memang Delta itu betul. Varian Mu juga sudah ada, itu berasal dari Amerika Selatan Kolombia ya tetapi sudah menyebar ke hampir ke-40 negara,” tutur Erlina di kanal Youtube BNPB, Kamis (30/9).

Baca Juga

Pasien COVID-19 Bertambah 1.954

Erlina menyebutkan, pemerintah harus mewaspadai agar varian Mu tidak masuk ke Tanah Air. Ia pun meminta agar belajar jangan sampai masuk seperti varian Delta.

“Jangan sampai (terjadi seperti) Delta lagi, dulu sampai India kita tenang-tenang akhirnya masuk,” imbaunya.

Erlina menjelaskan walaupun varian Mu ini masuk belum termasuk varian of concern (VoC) namun varian ini bisa berpengaruh terhadap penularan yang pesat dan derajat keparahan, juga efektivitas vaksin.

“Kalau Mu itu belum termasuk varian of concern. Varian ini ada pengaruh terhadap bahaya penularan yang sangat pesat,”katanya.

“Kemudian juga membuat penyakit tingkat derajat beratnya penyakit lebih berat dan juga berpengaruh terhadap vaksinasi,” jelasnya.

Baca Juga:

Hati-hati, Ribuan Orang Terpapar COVID-19 Disebut Berkeliaran di Tempat Umum

Erlina mengatakan saat ini varian Mu ini masih variant of interest (VoI). "Nah ini sudah sampai Malaysia Mu, kita harus antisipasi jangan sampai masuk ke Indonesia,” ucapnya.

Munculnya virus Corona varian Mu atau B.1.621 harus diantisipasi agar tidak meluas. Pemerintah telah meminta masyarakat agar selalu patuh dan disiplin pada protokol kesehatan meski kasus COVID-19 terus menurun setiap harinya.

Selain itu, pemerintah juga mengimbau agar masyarakat segera melakukan vaksinasi untuk memperkuat antibodi tubuh dan tidak boleh lengah di masa PPKM bertingkat. Varian Mu dikhawatirkan karena menurut riset awal World Health Organization (WHO), varian ini diduga kebal terhadap vaksin.

Oleh sebab itu, WHO mengkategorikan varian ini sebagai varian yang diwaspadai atau variant of Interest (VoI) sehingga menjadi perhatian khusus.

Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan ada sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk mencegah COVID-19 varian Mu.

Ilustrasi COVID-19

Dicky mengungkapkan disiplin protokol kesehatan, vaksinasi serta penerapan tracing, testing, dan treatment (3T) tetap menjadi solusi efektif untuk mencegah penularan COVID-19 varian baru ini.

Tak hanya itu, protokol kesehatan yang diterapkan benar-benar harus 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas dan interaksi.

“Sebetulnya reaksi, respons, atau strateginya tetap sama, yaitu 3T, 5M, dan vaksinasi,” kata Dicky dalam keteranganya melalui rilis Satgas COVID-19.

Varian Mu yang dikategorikan sebagai varian yang diwaspadai oleh WHO, menurutnya hal ini karena varian Mu lebih cepat menular. Pasalnya, dalam kurun waktu 9 bulan sejak ditemukan pertama kali pada Januari 2021 di Kolombia, sudah terdeteksi di 43 negara.

Kendati demikian, sampai saat ini penyebaran varian Mu di antara kasus COVID-19 di dunia masih berada di bawah angka 0,1 persen. Terkait varian Mu yang diduga kebal terhadap vaksin, Dicky mengungkapkan varian Mu bisa menurunkan efikasi vaksin dan antibodi.

Baca Juga

Vaksin COVID-19 Belum Dapat Disuntikkan ke Anak SD dan TK

Penyintas COVID-19 tetap berpotensi terinfeksi varian Mu sehingga masyarakat yang terinfeksi varian Delta atau terinfeksi Alpa tetap bisa terinfeksi dengan Mu. Oleh sebab itu, ia mendukung langkah pemerintah yang memperketat pintu masuk negara.

Menurutnya, bagi warga yang masuk ke Indonesia tidak cukup hanya menunjukkan hasil tes negatif COVID-19, namun juga karantina.

“Karantina efektif selama tujuh hari bagi yang sudah divaksin lengkap dengan vaksin yang efektif misal messenger RNA, kemudian tesnya negatif. Kalau yang belum vaksin lengkap karantina 14 hari, kemudian tesnya negatif,” ucapnya. (Knu)

#COVID-19 #Kasus Covid #Vaksin Covid-19 #Satgas COVID-19 #Harga Vaksin COVID-19
Bagikan

Berita Terkait

Lifestyle
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Gejala long COVID tidak selalu sama pada setiap orang. Sebagian mengalami hanya satu keluhan, seperti sesak napas atau kelelahan (fatigue), sementara yang lain menghadapi kombinasi beberapa gangguan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Indonesia
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
Kemenkes menjabarkan saat ini ada 179 kasus COVID-19, dengan 1 kasus positif dari 32 pemeriksaan yang ditemukan
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
Indonesia
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Batuk-pilek disertai sesak napas dalam waktu kurang dari 14 hari setelah kembali dari Tanah Suci.
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Indonesia
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menegaskan bahwa situasi COVID-19 di Ibu Kota tetap terkendali
Angga Yudha Pratama - Jumat, 13 Juni 2025
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Indonesia
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
Ani mengimbau masyarakat untuk terus menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan
Angga Yudha Pratama - Rabu, 11 Juni 2025
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
Informasi ini diunggah akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela”.
Frengky Aruan - Senin, 09 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
Indonesia
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
KPK meminta bantuan BRI untuk memberikan informasi mengenai fasilitas kredit
Wisnu Cipto - Jumat, 06 Juni 2025
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
Indonesia
KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI
Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK.
Wisnu Cipto - Kamis, 05 Juni 2025
KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI
Indonesia
COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai menemui Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (3/6), mengakui ada kenaikan jumlah kasus COVID-19 di Indonesia yang terkonfirmasi.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 04 Juni 2025
COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin
Indonesia
COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) meminta masyarakat meningkatkan protokol kesehatan yang pernah dilakukan pada musim pandemi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 03 Juni 2025
COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
Bagikan