Ibu Brigadir J Marah saat Tahu Tidak Ada CCTV di Rumah Sambo

Mula AkmalMula Akmal - Rabu, 02 November 2022
Ibu Brigadir J Marah saat Tahu Tidak Ada CCTV di Rumah Sambo

Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J), Ferdy Sambo. (Foto: Antara)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Orang tua dari mendiang Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak kembali hadir sebagai saksi dalam kasus kematian anaknya ditangan Ferdy Sambo cs.

Kali ini, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menggelar persidangan terdakwa Kuat Ma’ruf dan Ricky Rizal, Rabu (2/11).

Baca Juga:

Di Depan Ferdy Sambo dan Putri, Ibunda Brigadir J Minta Handphone Anaknya Dikembalikan

Samuel menceritakan momen ketika Polisi mendatangi keluarga korban setelah pemakaman dan menjelaskan kronologi peristiwa tembak menembak antara Bharada Richard Eliezer dan Brigadir Yosua karena adanya pelecehan terhadap Putri Candrawathi.

Saat itu, mantan Kasat Reskrim Jakarta Selatan Ridwan Soplanit turut hadir dan memaparkan momen peristiwa tembak menembak kepada orang tua Brigadir Yosua.

“Saya tanya siapa yang pertama nembak pak mohon izin. Yang menerangkan Kasatreskrim Jakarta Selatan. Si Kasatreskrim bilang ‘yang tembak almarhum Bharada E’. Saya tanya ‘ada kena Bharada E?’ ‘tidak ada’,” ujar Samuel di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (2/11).

Ia mengaku janggal dengan ucapan Ridwan Soplanit.

“Saya tanya ‘masa anak saya nembak nggak kena satupun’. Terus katanya ‘almarhum nembak panik, terus pakai dua tangan’. Saya tanya ‘mohon maaf pak mana yang lebih akurat pak tembak dengan dua tangan atau satu tangan pak? Setahu saya akurat dua tangan’. Si kasatreskrim bilang ‘dia menembak dengan keadaan panik’,” sambungnya.

Samuel kemudian menyampaikan bahwa dirinya saat itu meminta untuk melihat CCTV di rumah dinas Ferdy Sambo. Namun dikatakan bahwa rumah tersebut tidak ada CCTV. Samuel mengatakan, saat itu istrinya marah mendengar bahwa rumah dinas Ferdy Sambo tidak ada CCTV.

“Istri saya dengan nada marah, 'hei kamu bilang ga ada CCTV. Ini lingkungan sekolahan dari pintu gerbang ada CCTV. Ayo ke kantor, lihat ada kelihatan yang datang. Masa rumah jenderal ga ada CCTV’,” ungkap Samuel.

Baca Juga:

Ferdy Sambo Minta Maaf ke Orangtua Brigadir J dan Menyesal tak Mampu Tahan Emosi

Rosti kemudian menambahkan soal kemarahannya terkait tidak adanya CCTV di rumah Ferdy Sambo dan diminta ke Jakarta untuk mengambil barang bukti.

“Mereka menyuruh kami untuk mengambil bukti itu harus datang ke Jakarta. Sedangkan saya begitu sudah hancur hati. Buktikan barang bukti yang sah. Jangan asbun karena saking kesalnya saya, anak saya dibunuh,” ucap Rosti.

Sementara itu, Kuat Ma'ruf, terus menunduk saat ibunda dan ayah Brigadir Yosua menjadi saksi di persidangannya. Ayah Yosua, Samuel Hutabarat, meminta Kuat untuk menatap wajahnya.

"Tolong kamu lihat sini biar saya lihat bola matamu!" kata Samuel dengan nada tinggi.

Kuat Ma'ruf pun langsung melihat ke arah Samuel dengan wajah pasrah. Selanjutnya, Samuel meminta Kuat Ma'ruf dan Ricky tak cuma menyampaikan permintaan maaf.

"Saya harap jangan kalian terbawa arus. Kalau anda berdua mengikuti arus, anda akan dimakan arus. Paham?," ujar Samuel.

Diketahui, Kuat Ma'ruf dan Ricky didakwa bersama-sama Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi melakukan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua Hutabarat.

Mereka disebut jaksa, turut terlibat dalam pembunuhan berencana kepada Yosua. Dalam perkara ini, Kuat Ma'ruf dan Ricky Rizal didakwa melanggar Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. (Knu)

Baca Juga:

Ferdy Sambo Hanya Diam saat Bertemu Empat Mata dengan Keluarga Yosua

#CCTV #Polisi
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Gabung Tim Reformasi Polri, Mahfud Md Ingin Benahi Kultur Internal Korps Bhayangkara
Mahfud menilai ada tiga aspek utama yang perlu diperhatikan dalam perbaikan penegakan hukum di tubuh Kepolisian, yaitu aturan, aparat, dan budaya.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 23 September 2025
Gabung Tim Reformasi Polri, Mahfud Md Ingin Benahi Kultur Internal Korps Bhayangkara
Indonesia
Public Virtue Research Institute Ikut Kritik Tim Transformasi Reformasi Polri, Dianggap Jadi Simbol Konflik Kepentingan
Public Virtue Research Institute ikut mengkritik pembentukan Tim Transformasi Reformasi Polri. Ia mengatakan, bahwa ada konflik kepentingan yang dibawa.
Soffi Amira - Selasa, 23 September 2025
Public Virtue Research Institute Ikut Kritik Tim Transformasi Reformasi Polri, Dianggap Jadi Simbol Konflik Kepentingan
Indonesia
Perekat Nusantara Kritik Tim Transformasi Reformasi Polri, Sebut tak Punya Legitimasi Hukum
Perekat Nusantara mengkritik Tim Transformasi Reformasi Polri. Sebab, pembentukannya dinilai tak memiliki legitimasi hukum.
Soffi Amira - Selasa, 23 September 2025
Perekat Nusantara Kritik Tim Transformasi Reformasi Polri, Sebut tak Punya Legitimasi Hukum
Indonesia
Mau Ubah Wajah Polri sesuai Ekspektasi Rakyat, Tim Transformasi Fokus Benahi Moral dan Birokrasi
Polri kini mulai mencanangkan agenda transformasi dan reformasi. Tim Transformasi Reformasi Polri ingin mengubah wajah Kepolisian sesuai ekspektasi masyarakat.
Soffi Amira - Selasa, 23 September 2025
Mau Ubah Wajah Polri sesuai Ekspektasi Rakyat, Tim Transformasi Fokus Benahi Moral dan Birokrasi
Indonesia
Di Balik Kapolri Bentuk Tim Transformasi Reformasi Polri, Salah Satunya Penuhi Harapan Warga
Pembentukan Tim Transformasi Reformasi Polri ini menindaklanjuti aspirasi masyarakat tentang perbaikan di tubuh Polri.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 22 September 2025
Di Balik Kapolri Bentuk Tim Transformasi Reformasi Polri, Salah Satunya Penuhi Harapan Warga
Indonesia
Penggunaan Sirine-Strobo di Jalan Jadi Sorotan Tajam, Komisi III DPR: Bisa Lahirkan Budaya Arogansi
Penggunaan sirine dan strobo kini jadi sorotan tajam. Komisi III DPR RI menilai, praktik tersebut bisa menumbuhkan budaya arogan di jalan.
Soffi Amira - Senin, 22 September 2025
Penggunaan Sirine-Strobo di Jalan Jadi Sorotan Tajam, Komisi III DPR: Bisa Lahirkan Budaya Arogansi
Indonesia
Sudah Dibatasi, DPR Dapat Laporan Sirine dan Strobo Pengawalan Pejabat Ganggu Banyak Orang
DPR mengungkapkan, bahwa kerap mendapat laporan soal sirine dan strobo pengawalan pejabat yang mengganggu banyak orang.
Soffi Amira - Senin, 22 September 2025
Sudah Dibatasi, DPR Dapat Laporan Sirine dan Strobo Pengawalan Pejabat Ganggu Banyak Orang
Indonesia
Arema FC Vs Persib Bandung, 1.700 Personel Dikerahkan, Pengamanan Dibagi ke Dalam 4 Ring Antisipasi Kerawanan
Laga besar tersaji ketika Arema FC menjamu Persib Bandung di pekan keenam Super League 2025/2026. Senin (22/9).
Frengky Aruan - Minggu, 21 September 2025
Arema FC Vs Persib Bandung, 1.700 Personel Dikerahkan, Pengamanan Dibagi ke Dalam 4 Ring Antisipasi Kerawanan
Indonesia
Diminta Perbaiki Etika saat Kawal Pejabat, Polisi Wajib Berterima Kasih kepada Pengguna Jalan
Polisi diminta memperbaiki etika saat mengawal pejabat. Korlantas Polri, Irjen Agus Suryonugroho mengatakan, personelnya harus berterima kasih kepada pengguna jalan.
Soffi Amira - Sabtu, 20 September 2025
Diminta Perbaiki Etika saat Kawal Pejabat, Polisi Wajib Berterima Kasih kepada Pengguna Jalan
Indonesia
Selain Pejabat dan Kepala Daerah, Polisi Wajib Lapor ke Atasan jika Diminta Kawal Tokoh Masyarakat hingga Agama
Polisi kini wajib lapor ke pimpinan jika diminta mengawal tokoh masyarakat dan agama. Hal itu diungkapkan oleh Kakorlantas Polri, Irjen Agus Suryonugroho.
Soffi Amira - Sabtu, 20 September 2025
Selain Pejabat dan Kepala Daerah, Polisi Wajib Lapor ke Atasan jika Diminta Kawal Tokoh Masyarakat hingga Agama
Bagikan