Cegah Korupsi, Politisi PAN Minta Negara Biayai Partai

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Senin, 24 April 2017
Cegah Korupsi, Politisi PAN Minta Negara Biayai Partai

Viva Yoga Mauladi dalam diskusi "Partai Politik dan Budaya Korupsi" di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (24/4). (MP/Ponco Sulaksono)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Kasus korupsi yang melibatkan politisi dari berbagai partai politik (parpol) semakin marak terjadi. Wacana pembiayaan parpol oleh negara dinilai dapat menjadi solusi untuk mencegah terjadinya korupsi.

Hal tersebut disampaikan Politisi Partai Amanat Nasional (PAN), Viva Yoga Mauladi dalam diskusi "Partai Politik dan Budaya Korupsi" di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (24/4).

Yoga mengungkapkan, partai politik saat ini memang telah mendapatkan subsidi untuk operasional dari negara. Namun, menurut dia, dana tersebut masih terbilang kecil dan belum mencukupi kebutuhan parpol.

"Artinya ada wacana, kenapa kemudian penelitian menyatakan partai politik sangat buruk dan cenderung partainya terlibat korupsi dan hukum. Salah satunya kita beranggapan membiayai partai itu cukup besar, untuk membesarkan partai tidak cukup hanya dari iuran, sumbangan parpol dan dari luar, itu pun dibatasi. Itu pun tidak cukup," kata Yoga.

Anggota Komisi IV DPR ini menilai, pembiayaan parpol oleh negara dapat menjadi langkah yang baik, agar ke depan parpol menjadi mandiri secara finansial.

Pasalnya, selama ini keuangan parpol bergantung pada orang atau kelompok yang berkepentingan.

"Kalau kemudian dibiayai negara, nanti persentasenya disesuaikan dengan keuangan negara. Maka akan memastikan parpol itu mandiri, tidak disandera oleh orang atau kelompok yang punya kekuangan yang bisa mempengaruhi keterlibatan," katanya.

Menurut Yoga, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan sebelum negara benar-benar membiayai parpol. Hal yang paling pokok adalah kesiapan finansial negara, kemudian kesiapan dari parpol itu sendiri, dan yang terakhir adalah persepsi dari masyarakat.

"Itu tergantung, apakah negara punya uang atau tidak. Partai harus menjalankan fungsi-fungsi transparansi, karena ini uang masyarakat, gak boleh cacat administrasi. Mengenai persepsi masyarakat, cenderung negatif belum ada kepercayaan kepada parpol untuk dibiayai negara," katanya.

"Berdasarkan penelitian Perludem rata-rata partai politik disubsidi negara 1,3 persen dari total pengeluaran partai. Jadi, sangat kecil. Kalau kemudian dibiayai oleh negara disesuaikan keuangan negara akan menjadikan parpol mandiri dan tidak disandera oleh kekuatan kapital," tandasnya. (Pon)

Baca berita terkait kasus korupsi lainnya di: Pengamat Sebut KPK Takut Terhadap Partai Politik Besar

#Partai Politik #Dana Untuk Partai Politik #Partai Amanat Nasional
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Presiden Perintahkan Kader PKS Jadi Negarawan, Jaga Integritas
Al Muzzammil berpesan kepada para kader PKS untuk menjadi negarawan sejati yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 02 November 2025
Presiden Perintahkan Kader PKS Jadi Negarawan, Jaga Integritas
Indonesia
Presiden Prabowo Kasi Peringatan, Eddy Soeparno Tegaskan Menteri PAN Bekerja dengan Baik
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang juga menjabat Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan menjadi salah satu menteri yang paling banyak menerima instruksi presiden (inpres) maupun keputusan presiden (keppres).
Dwi Astarini - Selasa, 21 Oktober 2025
Presiden Prabowo Kasi Peringatan, Eddy Soeparno Tegaskan Menteri PAN Bekerja dengan Baik
Indonesia
Kader Partai Lain Loncat Gabung PSI, Jokowi Melihat Masa Depan Cerah
Jokowi menilai mereka yang bergabung ke PSI kemungkinan melihat masa depan cerah PSI atau merasa cocok dengan suasananya.
Wisnu Cipto - Senin, 13 Oktober 2025
Kader Partai Lain Loncat Gabung PSI, Jokowi Melihat Masa Depan Cerah
Indonesia
Pramono Bakal Tindak Bendera Partai yang Ganggu Keindahan Kota, Pasukan Oranye Jadi Andalan
DLH DKI Jakarta kini menyediakan layanan khusus pengangkutan sampah berukuran besar
Angga Yudha Pratama - Senin, 13 Oktober 2025
Pramono Bakal Tindak Bendera Partai yang Ganggu Keindahan Kota, Pasukan Oranye Jadi Andalan
Indonesia
Pegang SK Menkum, PPP Kubu Mardiono Ajak Agus Suparmanto Cs Gabung
Usman mengajak Agus dan Husnan Bey Fananie kembali bersatu di bawah komando Mardiono dan berjuang bersama-sama demi masa depan PPP.
Wisnu Cipto - Jumat, 03 Oktober 2025
Pegang SK Menkum, PPP Kubu Mardiono Ajak Agus Suparmanto Cs Gabung
Indonesia
Kata Menteri Hukum Soal Klaim 2 Ketum PPP Merasa Menang di Muktamar
Pemerintah pun tidak akan mencampuri urusan partai, termasuk adanya aksi kericuhan dalam munas PPP tersebut.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 30 September 2025
Kata Menteri Hukum Soal Klaim 2 Ketum PPP Merasa Menang di Muktamar
Indonesia
Nasib Dua Ketua Umum PPP di Tangan Menkum, AD/ART Jadi Penentu
Saat ini Kementerian Hukum (Kemenkum) menunggu dan memproses dokumen pendaftaran dari setiap kubu yang mengklaim sebagai pengurus sah.
Dwi Astarini - Selasa, 30 September 2025
Nasib Dua Ketua Umum PPP di Tangan Menkum, AD/ART Jadi Penentu
Indonesia
Prabowo Sentil Fenomena Gontok-gontokan di Tingkat Atas, Tak Masalah Beda Partai
Rakyat kita tidak suka pemimpin yang penuh dendam saudara-saudara sekalian
Angga Yudha Pratama - Senin, 29 September 2025
Prabowo Sentil Fenomena Gontok-gontokan di Tingkat Atas, Tak Masalah Beda Partai
Indonesia
Agus dan Mardiono Saling Klaim Kemenangan, Menkum: Dualisme PPP Diselesaikan Sesuai AD/ART
Pemerintah akan mengacu kepada undang-undang dan memastikan memberikan pelayanan yang terbaik bagi pendaftaran parpol. ?
Dwi Astarini - Senin, 29 September 2025
Agus dan Mardiono Saling Klaim Kemenangan, Menkum: Dualisme PPP Diselesaikan Sesuai AD/ART
Indonesia
PPP Punya 2 Ketua Umum Hasil Muktamar ke-10 Ancol
Kini ada dua pihak yang menyatakan diri sebagai Ketua Umum PPP periode 2025-2030 berdasarkan keputusan Muktamar ke-10 PPP.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 28 September 2025
PPP Punya 2 Ketua Umum Hasil Muktamar ke-10 Ancol
Bagikan