Begini Respon 'Musuh' AS Soal Pertarungan Biden dan Trump
Biden dan Trump. (Foto: VOA Indonesia).
MerahPutih.com - Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat, pada tahun ini, menjadi perhatian dunia, termasuk para pemimpin negara yang selama ini bersebrangan dengan kebijakan Donald Trump.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dalam pidatonya di televisi nasional hari Selasa (3/11), Khamenei mengolok-olok pemilu dengan mengutip klaim tidak berdasar yang disampaikan petahana Presiden Donald Trump tentang kecurangan pemilih.
“Jika kita melihat situasi di Amerika, ini sangat menarik disimak. Petahana presiden yang melangsungkan pemilu itu mengatakan ini adalah pemilu paling dicurangi dalam sejarah Amerika. Siapa yang mengatakannya? Presiden yang masih berkuasa dan melangsungkan pemilu ini. Penantangnya mengatakan Trump berniat melakukan kecurangan. Itulah demokrasi Amerika,” sindir Khamenei dilansir VOA Indonesia.
Baca Juga:
Upaya Terakhir Trump dan Biden Berebut Gedung Putih
Khamenei menggarisbawahi sikap Iran sejak lama bahwa siapa pun yang terpilih, tidak menjadi kepentingan Iran dan menegaskan, kebijakan Iran tidak akan dipengaruhi oleh hasil pemilu Amerika.
Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam sebuah acara di ibu kota Moskow, mengomentari pemilu presiden Amerika, khususnya pada kinerja Partai Demokrat dengan mengatakan, di dalam Amerika dan arena internasional, Partai Demokrat mengikuti pendekatan sosialis.
"Hal ini mengingatkan saya pada demokrasi sosial di Eropa. Mungkin jika hal ini disadari oleh tim Biden, akan ada keputusan tentang pengeluaran anggaran serius di bidang perlindungan kesehatan dan bidang sosial lain, seperti pendidikan,” kata Putin.
Sementara Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan, siapa pun yang memenangkan masa jabatan empat tahun ke depan, pihaknya siap memulai babak baru dengan Amerika.
“Kami memiliki kebijakan tunggal yaitu dialog, dialog dan dialog dengan siapa pun yang memenangkan pilpres Amerika.”
Saat ini, Venezuela memiliki hubungan yang tidak baik dengan Amerika. Untuk mengakhiri kepresidenan Maduro, Trump menutup kantor Kedutaan Besar Amerika di Caracas dan memberikan dukungan kepada pesaing Maduro, yaitu Juan Guaido, untuk memimpin Kongres Venezuela.
Selain itu, Pemerintah Trump memberlakukan sanksi keuangan yang luas dan aparat penegak hukum Amerika mendakwa Maduro melakukan kejahatan narkoba serta siap memberikan hadiah 15 juta dolar untuk penangkapannya.
Baca Juga:
Hari H Pertarungan Trump dan Biden
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Shut Down Pemerintahan masih Lanjut, Ribuan Penerbangan di AS Dibatalkan
Tak Mau Kalah dari Trump, Putin Suruh Anak Buahnya Siapkan Uji Coba Senjata Nuklir di Arktik
AS Akan Lakukan Uji Peluncuran Rudal Balistik Antarbenua Minuteman III
Program Bantuan Pangan Dihentikan, Setengah dari Negara Bagian AS Gugat Pemerintahan Donald Trump
Indonesia Harapkan Amerika Kenakan Tarif Ekspor Minyak Sawit 0 Persen Seperti ke Malaysia
Gedung Putih Klaim PM Jepang Sanae Takaichi Janji Menominasikan Presiden AS Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian
Trump dan Xi Jinping Bakal Bertemu di Korea Selatan, Kedua Menlu Lakukan Pembicaraan Telepon
Hadiri KTT ASEAN di Malaysia, Donald Trump Lempar Pujian untuk Kepemimpinan Negara ASEAN
Donald Trump Puji Prabowo, Sebut Bantu Amankan Perdamaian di Timur Tengah
44 Warga Palestina Tewas Saat Gencatan Senjata, Trump Takut Israel Bahayakan Perjanjian