Bantu Atasi Pemanasan Global dengan Tanaman Lidah Mertua

Muchammad YaniMuchammad Yani - Senin, 22 Juli 2019
Bantu Atasi Pemanasan Global dengan Tanaman Lidah Mertua

Lidah Mertua, tanaman anti polusi udara (Sumber: Instagram/metimefactory)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

POLUSI udara menjadi salah satu ancaman bagi Bumi tempat kita tinggal saat ini. Kurangnya lahan hijau di kota-kota besar hingga penggunaan berlebih kendaraan bermotor menyumbang banyak gas karbon dioksida ke udara.

Gas karbon dioksida akan membentuk dinding di atmosfer Bumi. Dinding tersebut akhirnya memantulkan kembali energi yang seharusnya keluar dari Bumi dan membuat suhu semakin panas. Efek ini disebut sebagai efek rumah kaca yang akhirnya membawa masalah baru, pemanasan global.

Apa sih kehebatan tanaman bernama latin 'sansevieria' ini (Sumber: Instagram/faukahhouse79)
Apa sih kehebatan tanaman bernama latin 'sansevieria' ini (Sumber: Instagram/faukahhouse79)

Akibat pemanasan global, gunung-gunung es di kutub mencair dan menyebabkan kenaikan permukaan laut. Apabila permukaan laut terus meningkat, maka beberapa negara kepulauan ditakutkan akan tenggelam. Selain itu, pemanasan global juga mengakibatkan adanya perubahan iklim yang drastis.

Melihat besarnya dampak yang dihasilkan, masalah pemanasan global menjadi penting. Berbagai solusi mulai dilakukan seperti pengurangan penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil, pembentukan dan peluasan kawasan hijau, mengurangi penggunaan barang yang nantinya harus dibakar ketika menjadi sampah, dan masih banyak lagi.

Jika kamu sahabat MerahPutih ingin ikut membantu mengurangi polusi udara, kamu bisa mencontoh pemerintah provinsi DKI Jakarta. Pemerintah provinsi DKI Jakarta berencana menanam tanaman "lidah mertua" di kantor wali kota dan beberapa kantor dinas untuk menbantu mengurangi polusi udara.

Di malam hari pun, lidah mertua tetap produksi oksigen (Sumber: Instagram/faukahhouse79)
Di malam hari pun, lidah mertua tetap produksi oksigen (Sumber: Instagram/faukahhouse79)

Kenapa tanaman lidah mertua dipilih oleh pemprov DKI Jakarta? Ternyata menurut penelitian dari National Aeronautics and Space Administration (NASA) di tahun 1999, tanamanini dapat menyerap hingga 107 unsur polutan berbahaya di udara. Oleh karena itu semakin banyak tanaman ini maka semakin besar pula dampak positif yang dihasilkan.

Penelitian lain yang membuktikan kehebatan dari lidah mertua adalah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Naresuan Thailand. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa tanaman lidah mertua menyerap gas karbon dioksida secara efektif. Untuk membersihkan 1 ruang kantor besar hanya dibutuhkan 4-5 tanaman lidah mertua saja.

Kelebihan lain dari tanaman lidah mertua adalah sifatnya yang dapat bertahan di hampir setiap situasi. Baik itu terkena sinar matahari terik, tidak terkena sinar matahari, atau hanya diberi sedikit air. Hebatnya lagi tanaman lidah mertua juga mengeluarkan oksigen di malam hari. Padahal tanaman lain akan melakukan respirasi, yakni menyerap oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida ketika malam hari atau saat mereka tidak mendapatkan sinar matahari. (sep)

#Tanaman Unik #Pemanasan Global
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu

Berita Terkait

Dunia
Pemanasan Global makin Nyata, Agustus Tercatat sebagai Bulan Terpanas Ketiga secara Global
Panas ekstrem telah menyulut kebakaran hutan dan gelombang panas di berbagai negara.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pemanasan Global makin Nyata, Agustus Tercatat sebagai Bulan Terpanas Ketiga secara Global
Dunia
Bumi makin Panas, Penduduk Dunia Hanya Punya 3 Tahun sebelum Kenaikan Suhu Melebihi 1,5 Derajat Celsius
Demikian terungkap dalam studi yang dilakukan lebih dari 60 ilmuwan internasional yang dipublikasikan pada Kamis (19/6).
Dwi Astarini - Jumat, 20 Juni 2025
Bumi makin Panas, Penduduk Dunia Hanya Punya 3 Tahun sebelum Kenaikan Suhu Melebihi 1,5 Derajat Celsius
Travel
Fenomena Langka Bunga Rafflesia Arnoldii Mekar Kembar Dempet di Sumbar
Fenomena unik itu menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara untuk melihat secara langsung di Cagar Alam Batang Palupuh Sumbar.
Wisnu Cipto - Minggu, 11 Mei 2025
Fenomena Langka Bunga Rafflesia Arnoldii Mekar Kembar Dempet di Sumbar
Lifestyle
Apa Itu Pemanasan Global? Ini Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Pemanasan Global secara sederhana merupakan kondisi di mana suhu rata-rata permukaan bumi mengalami peningkatan secara bertahap.
ImanK - Kamis, 24 April 2025
Apa Itu Pemanasan Global? Ini Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Dunia
Bumi makin Panas, Gletser China Menyusut 26 Persen Mengancam Sumber Air Dunia
UNESCO dalam laporannya menyebut gletser di seluruh dunia menghilang lebih cepat daripada sebelumnya.
Dwi Astarini - Kamis, 27 Maret 2025
Bumi makin Panas, Gletser China Menyusut 26 Persen Mengancam Sumber Air Dunia
Lifestyle
Suhu Global Naik 1,5 Derajat Sepanjang 2024, Peringatan untuk Risiko Lebih Besar bagi Kehidupan di Planet Ini
Bagian beku dari permukaan Bumi, yang dikenal sebagai kriosfer, mencair dengan kecepatan yang mengkhawatirkan.
Dwi Astarini - Kamis, 20 Maret 2025
Suhu Global Naik 1,5 Derajat Sepanjang 2024, Peringatan untuk Risiko Lebih Besar bagi Kehidupan di Planet Ini
Lifestyle
Memahami Efek Rumah Kaca, Apa Dampaknya bagi Lingkungan?
Memahami efek rumah kaca sangat penting. Bahkan, efek rumah kaca bisa menimbulkan dampak bagi lingkungan.
Soffi Amira - Kamis, 21 November 2024
Memahami Efek Rumah Kaca, Apa Dampaknya bagi Lingkungan?
Dunia
Pemanasan Global Naikkan Potensi Terjangan Badai Intens
Dengan pemanasan global, sistem iklim seolah memiliki lebih banyak energi.
Dwi Astarini - Selasa, 05 November 2024
Pemanasan Global Naikkan Potensi Terjangan Badai Intens
Dunia
Gelombang Panas Sebabkan Ratusan Ribu Ikan Mati di Vietnam
Gelombang panas di Asia Tenggara membuat air di Waduk Song May Vietnam hampir habis.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 08 Mei 2024
Gelombang Panas Sebabkan Ratusan Ribu Ikan Mati di Vietnam
Dunia
Asia Tenggara dan Tengah Dilanda Gelombang Panas Sampai 45 Derajat Celcius
Gelombang panas ini terjadi ketika angin kencang yang disebut aliran jet mengalir lebih lambat melalui atmosfer bumi.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 29 April 2024
Asia Tenggara dan Tengah Dilanda Gelombang Panas Sampai 45 Derajat Celcius
Bagikan